Ongkos Produksi Mobil Listrik Bakal Lebih Murah dari Mobil Bensin

pada 4 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id-Harga mobil listrikdiprediksi bakal semakin murah dalam beberapa tahuun ke depan, karena ongkos produksinya yang juga semakin murah, bahkan bisa lebih murah darimobil bensin.

Studi yang dilakukan firma analisis pasar Gartner mengatakan, biaya produksi mobil listrik akan lebih murah dibandingkan mobil bensin pada 2027 atau tiga tahun lagi.

 

 

Hal tersebut membuat harga kendaraan juga akan mengalami perubahan, dan bukan tidak mungkin akan lebih murah lagi.

Sejumlah perusahaan roda empat di pasar global memprediksi, paritas atau kesetaraan harga antara mobil listrik dan mobil bensin akan tercapai pada akhir dekade ini.

Sebab, biaya produksi dan MSRP (manufacturer's suggested retail price) yang rendah akan menghasilkan penghematan yang signifikan untuk pelanggan mobil listrik, termasuk biaya kepemilikan.

Bukan hanya itu, ongkos produksi mobil listrik juga lebih murah lantaran harga baterai yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Bahkan, sejak 2008 hingga 2023, penurunannya mencapai 90 persen!

Laporan Department of Energy's (DoE's) Vehicle Technologies Office mengungkap, penurunan harga baterai mobil listrik disebabkan sejumlah faktor, mulai dari peningkatan teknologi dan bahan kimia baterai, proses manufaktur baru yang lebih canggih dan peningkatan volume produksi yang besar-besaran.

DoE mengurai, biaya paket baterai lithium-ion pada tahun 2008 mencapai US$ 1.415 atau Rp 22 jutaan/kWh. Namun, harganya turun menjadi US$ 139 atau Rp 2,1 jutaan/kWh pada tahun 2023.

"Perbedaannya tidak terlalu besar jika Anda memasukkan inflasi selama 15 tahun. Namun, penurunan harga tersebut cukup mengesankan, terutama antara tahun 2009 ke 2013," demikian tulis laporan tersebut, dikutip dari sumber yang sama.

 

 

Perkiraan tersebut memperhitungkan kendaraan ringan dengan produksi setidaknya 100 ribu unit per tahun. Biar lebih mudah memahami harga baterai dalam satu unit mobil listrik, mari kita melakukan hitung-hitungan kasar.

Baterai Tesla Model Y dengan kapasitas 81 kWh bernilai US$ 114.615 atau Rp 1,7 miliar pada 2008. Sementara pada 2023 hanya US$ 11.259 atau Rp 176 jutaan. Itulah mengapa, jangan heran seandainya kendaraan listrik tersebut mengalami penurunan harga jual.