OnlyFans Cabut Larangan Posting Konten Gituan

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

Uzone.id- OnlyFans, platform yang dikenal sebagai sarana jual konten pornografi akhirnya menyerah usai dihujat para penggunanya. Platform itu memutuskan untuk mencabut larangan untuk memposting konten pornografi atau berbau seksual.

Larangan itu sejatinya telah diumumkan OnlyFans pekan lalu. Namun sayang umur aturan itu tidak lama. Pasalnya, para pengguna OnlyFans protes dan menyebut platform itu tidak tahu berterima kasih karena mereka merasa telah membesarkan OnlyFans. Mereka pun mengancam akan pindah ke platform lain.

Selama ini OnlyFans memang digunakan oleh sebagian orang untuk mencari uang dengan menjual konten pornografi dan berbau seks. Mereka mengaku telah menemukan platform yang membuat pekerjaan mereka sebagai penjaja seks lebih cerah dan memiliki karir yang jelas.

Baca juga:Pemerintah Minta OnlyFans Bayar Pajak

Dalam sebuah cuitan dari akun resmi OnlyFans di Twitter mengungkapkan jika larangan yang mereka umumkan beberapa waktu lalu kini tak berlaku lagi. Para pengguna bisa melanjutkan memposting konten dan bertransaksi di platform tersebut.

"Terima kasih semuanya karena suara kalian telah didengar. Kami telah mendapatkan jaminan yang diperlukan untuk mendukung komunitas kreator kami yang beragam. Oleh karena itu kami menangguhkan perubahan kebijakan yang kami rencanakan berlaku mulai 1 Oktober. OnlyFans telah mengambil keputusan dan akan terus menyediakan wadah untuk semua kreator," ujar cuitan tersebut.

Pernyataan ini juga ditegaskan oleh CEO OnlyFans, Tim Stokely. Dilansir Financial Times, Stokely mengatakan jika dia akan benar-benar mengizinkan konten pornografi untuk kembali ke situs OnlyFans jika institusi bank bisa bersikap adil.

Stokely menuduh Metro Bank menutup akun perusahaan OnlyFans dengan pemberitahuan singkat pada tahun 2019. Dia juga menuduh Bank of New York Mellon mempersulit transfer pembayaran yang ditujukan kepada para kreator OnlyFans.

Aturan yang melarang pornografi di OnlyFans memang membuat marah sejumlah penggunanya, yang disebut sebagian media Amerika sebagai 'seks worker' atau pekerja seks. Mereka mengancam akan bedol desa ke aplikasi lain dan berharap dengan demikian OnlyFans ditutup.

Baca juga:43 Smartphone Ini Tak Bisa Lagi Pakai WhatsApp

"Saya merasa dikhianati oleh OnlyFans. Saya bergantung sepenuhnya pada platform itu. Saya berhenti mengejar mimpi saya menjadi dokter untuk meniti karir di situs tersebut," ujar Camila Elle, seorang mahasiswa berusia 21 tahun.

Menurut Elle, para pekerja seks telah berkontribusi besar membuat OnlyFans tumbuh dan bisa dikenal masyarakat luas. Pasalnya, mereka menganggap hal ini sebagai bisnis atau pekerjaan.

"Kami yang mempromosikan OnlyFans ke seluruh media sosial. Mereka yang membangun situs ini, mereka pula yang membuangnya," kata Elle.

Dalam data yang diungkap dari berbagai sumber, OnlyFans telah menghasilkan sekitar USD2,3 miliar transaksi tahun lalu. Angka itu setara Rp33,6 triliun. Dari angka tersebut, OnlyFans mengambil jatah sebesar 20 persen dari tiap kreator yang ada, berarti senilai Rp6,7 triliun.

Saat ini OnlyFans telah memiliki sekitar 2 juta kreator dan memiliki trafik 130 juta kunjungan per bulan dari seluruh dunia.