Orang Indonesia ‘Ngutang’ Pakai Paylater buat Belanja Online, Habis Berapa?

pada 2 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Hidup di zaman serba digital dan cashless seperti sekarang membuat konsep transaksi PayLater (bayar nanti) kian lumrah. Survei membuktikan kalau PayLater tidak lagi digunakan semata-mata untuk keperluan mendesak saja, tapi sudah jadi metode pembayaran reguler yang digunakan karena fleksibilitas yang ditawarkan.

Setidaknya ada 45,9 persen orang yang telah menggunakan metode PayLater untuk membeli barang secara online, bayaran tagihan, dan lainnya. 

Dalam survei Perilaku Konsumen e-Commerce Indonesia 2023 yang diluncurkan Kredivo dan Katadata, Rabu (14/06), sebanyak 10,6 persen responden juga berencana untuk menggunakan PayLater dalam waktu dekat.

 

 

Lalu, berapa banyak sih anggaran PayLater yang digunakan warga Indonesia saat ini?

Ternyata pada 2023, sebanyak 28,5 persen warga Indonesia ‘berutang’ Rp500 sampai Rp1 juta untuk berbelanja online menggunakan PayLater. 

Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang berkisar di angka 24,1 persen. Sementara itu, sebanyak 12,2 persen warga Indonesia menggunakan PayLater lebih dari Rp2,5 juta.

Selebihnya, sebanyak 22,8 persen meminjam PayLater Rp250 ribu - Rp500 ribu dan sekitar 20,2 persen menggunakan PayLater sebesar Rp1 juta hingga Rp2,5 juta.

 

Tenor yang digunakan untuk melunasi PayLater pun juga menjadi lebih lama dimana konsumen Indonesia paling banyak memilih tenor 6 bulan dan 12 bulan. Dimana menurut survei tersebut, konsumen cenderung memilih tenor yang lebih panjang dan menambah masa cicilan.

Peningkatan anggaran PayLater dan tenor yang lebih lama ini ternyata dipengaruhi oleh kemudahan dan fleksibilitas pembayaran, yang mana konsumen yang memiliki keterbatasan dana terbantu untuk membagi pembelian ke beberapa tenor pembayaran.

Di tahun 2023 ini, penggunaan PayLater diprediksi akan terus mengalami peningkatan meskipun transaksi online tidak lagi menjadi pilihan satu-satunya untuk berbelanja karena pandemi yang telah usai, begitupun dengan penggunaannya. Bahkan platform PayLater seperti Kredivo juga menargetkan pertumbuhan sekitar 60 sampai 70 persen di 2023 ini.