Pajak Mobil Berdasarkan Emisi, Ingat Lagi Skandal Kecurangannya!
Foto: Pertamina
Uzone.id- CEO Audi Rupert Stadler resmi ditangkap otoritas Jerman dengan tuduhan terlibat manipulasi emisi gas buang dan disebut sebagai skandal 'dieselgate' Volkswagen yang menyita perhtian dunia tahun 2018 lalu.
Skandal dieselgate ini telah mencoreng nama besar VW Grup. Bermula dari laporan Agen Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) yang mengungkap VW menyematkan perangkat ilegal pada ratusan ribu mesin 2.0 liter yang dijual di Amerika Serikat sejak 2009.
Perangkat disebut dapat membantu mobil memenuhi standar emisi gas buang saat dilakukan tes uji coba emisi. Padahal kenyataannya, gas buang mereka tak lolos uji emisi.
Baca juga: Nyobain Beli Online Motor Listrik Lokal, United T1800
Akibat skandal, VW harus mengucurkan dana hingga lebih dari 26 triliun euro untuk membayar denda, kompensasi dan membeli kembali, terutama di AS.
Mereka sempat mengumumkan bahwa VW menderita kerugian mendekati 1,6 triliun euro pada 2015 setelah menyisipkan triliunan demi menutupi skandal busuk tersebut.
Gak hanya terjadi di Eropa, pabrikan Jepang yang mobil-mobilnya juga dominan di Indonesia turut terkena skandal tersebut.
Tercatat Mazda, Suzuki, Nissan, Mitsubishi, Subaru dan bahkan Yamaha, telah mengakui melakukan kesalahan pengetesan konsumsi bahan bakar dan emisi kendaraan.
Skandal yang melibatkan kendaraan-kendaraan domestik Jepang ini telah dikonfirmasi oleh Kementerian Transportasi Jepang.
Suzuki menemukan 6.401 unit dari 12.819 unit yang diuji investigasi sudah menggunakan pengetesan yang salah sejak 2012. Mazda mengungkap ada 72 unit dari 1.875 unit sejak 2014 bermasalah serupa.
Di Jepang, skandal pertama muncul melibatkan Mitsubishi dan Suzuki pada 2016. Keduanya melakukan pengujian konsumsi bahan bakar pada tahap pengembangan yang tidak sesuai regulasi domestik Jepang.
Sejumlah skandal penipuan data emsi tersebut harusnya bisa jadi pelajaran untuk Indonesia yang bulan depan mulai menerapkan aturan skema pajak mobil terbaru yang mendasarkan tarifnya pada emisi, bukan lagi kapasitas mesin.
Demi harga jual yang tetap kompetitif, tentu para pabrikan harus berlomba untuk menawarkan mobil dengan emisi serendah mungkin agar pajaknya tidak tinggi.
VIDEO Jakarta Kota Paling Bikin Stress Saat Nyetir!