Passion Aja Gak Cukup, Karakter Ini Juga Harus Dimiliki Founder Startup

pada 10 bulan lalu - by

Uzone.id– Salah satu kunci dari ekonomi digital saat ini adalah pertumbuhan startup-startup yang begitu pesat di Indonesia. Total ada 2.483 startup di Indonesia hingga 14 Juni 2023, yang mana jumlah ini menjadi yang paling tinggi se-Asia Tenggara.

Sayangnya, di tengah pertumbuhan yang pesat ini, tak sedikit pula startup-startup yang tidak berhasil bertahan di tengah gempuran teknologi-teknologi baru. 

Menurut Fajrin Rasyid, Direktur Digital Business Telkom Indonesia, apabila suatu startup gagal, bukan berarti para founder atau tim didalamnya tidak berbakat. 

“Kalau bicara kegagalan ya sebenarnya saya juga pernah bikin beberapa startup lain, tapi yang tersisa sampai saat ini hanya Bukalapak. Yang terpenting adalah kita lihat sebenarnya penyebab kegagalan itu apa dan kita belajar dari situ,” kata Fajrin dalam sesi konferensi bertajuk ‘Elevate Your Passion’ Digiland 2023, Sabtu, (09/07).

 

 

Kesalahan-kesalahan ini kemudian akan berguna ketika hendak melangkah ke bisnis selanjutnya. Semakin banyak kesalahan, semakin banyak hal yang perlu dipelajari dan ‘dihindari’ untuk kedepannya.

Selain itu, ada satu karakter yang harus diterapkan olehfounderstartup agar bisnis mereka bisa dilirik oleh investor-investor lokal maupun luar, salah satunya oleh Telkom Indonesia yang saat ini sudah berinvestasi ke 70 startup dengan nilai mencapai Rp5 triliun lebih.

“Biasanya karakter founder startup yang kami cari adalah founder yang punyapassiontapi tidak cuman karena ingin sukses, tetapi juga ingin memecahkan masalah di berbagai bidang, seperti perikanan, pendidikan dan lainnya,” kata Fajrin.

Ia menambahkan, masalah-masalah ini akan menjadi penyemangat bagi founder dan startup untuk mensukseskan tujuan mereka. Selain itu, fokus terhadap permasalahan konsumen juga jadi nilai plus untuk meningkatkan keberhasilan mereka.

 

 

“Satu hal yang saya tangkap,passionyang berhasil biasanya adalah yang juga solving the pain point of the customer.Kalau teman-teman hanya punya passion sendiri tapi nggak memperhatikan customer, maka peluang keberhasilannya akan lebih kecil,” tambahnya.

Salah satu contohnya mendengarkan pendapat secara langsung dari konsumen yang akan menjadi target mereka. Misal, dengan melibatkan ‘petani’ ketika hendak membuat aplikasi di bidang pertanian sehingga bisa mengetahui hal apa yang penting dari sudut pandang mereka.

“Data-data ini kemudian bisa dipelajari sehingga di bisnis selanjutnya agar bisa menghindari kesalahan, melakukan perbaikan, serta menghadirkan solusi yang tepat bagi target pasar,” tambah Fajrin.