Pavel Durov Ditangkap, Nasib Telegram Bagaimana?

pada 2 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id— Penangkapan CEO Telegram, Pavel Durov masih menjadi berita hangat hingga saat ini. Apalagi Durov dilaporkan masih dalam tahanan pihak berwenang Prancis setelah ditangkap di bandara Le Bourget pada Sabtu waktu setempat (24/08).

Pria berusia 39 tahun itu telah ditangkap berdasarkan surat perintah atas pelanggaran terkait  aplikasi perpesanan populer tersebut, termasuk tuduhan soal kurangnya censorship atau moderator konten di dalam aplikasi tersebut.

Penangkapan ini tentu membuat pengguna Telegram ikut kaget dan khawatir. Mereka bersiap-siap untuk melakukan backup data dan mulai mencari aplikasi alternatif lain sebagai langkah preventif jika tiba-tiba Telegram dimatikan.

Lalu, bagaimana nasib Telegram setelah adanya penangkapan pendiri Telegram tersebut?

 

 

Dengan absennya Durov di Telegram, bagi sebagian orang nasib Telegram berada dalam ambang ketidakpastian. Apalagi kejadian ini terjadi secara mendadak dan cepat.

“Saya sangat terkejut dan semua yang dekat dengan Pavel pun merasakan hal yang sama. Tak ada yang siap dengan situasi ini, saya sangat khawatir,” kata Georgy Lobushkin, mantan kepada PR media sosial VK yang juga didirikan oleh Durov.

Sementara itu, Anton Rozenberg yang sudah bekerja bersama Durov semenjak 2007 mengatakan bahwa tanpa Pavel Durov, Telegram kemungkinan akan mengalami hal besar.

“Tanpa dia, pembawa pesan ini mungkin akan mengalami masalah besar dengan manajemen, semua keputusan penting, dan bahkan pembayaran," kata Rozenberg, dikutip dariWired.

Sampai saat ini, Rozenberg tidak melihat adanya pengganti Durov yang bisa membuat keputusan-keputusan penting dalam hampir semua hal di Telegram mulai dari pembiayaan, strategi pengembangan, desain produk, monetisasi, dan kebijakan moderasi konten.

Banyak yang mengira Telegram akan ditutup usai Pavel Durov ditangkap, namun Elies Campo, mantan kepala bisnis dan kemitraan Telegram mengatakan untuk saat ini semua operasional diperkirakan akan tetap berjalan normal seperti biasanya.

 

 

“Tergantung berapa lama hal ini akan berlangsung, ini seperti pemerintahan, bukan? Ada strukturnya, ada momentum sendiri,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa staf perusahaan ini cukup kecil, yaitu sekitar 60 karyawan sehingga infrastruktur tidak akan terpengaruh banyak. 

Yang saat ini menjadi tantangan besar, menurut Campo, adalah ketika Durov harus hadir secara fisik untuk membayar penyedia layanan, sesuatu yang juga dikhawatirkan oleh Rozenberg.

“Jadi apa yang akan terjadi ketika ada pembayaran penyedia infrastruktur, atau penyedia konektivitas, lalu Durov ternyata masih ditahan?" tanya Campo.

Saat ini, pengguna Telegram terus bersiap-siap untuk mengungsi ke platform lain serta memindahkan data penting dari platform ini sebagai persiapan menghadapi skenario terburuk, yaitu pencabutan akses atau pemblokiran secara permanen.