Pembuluh Darah Matanya Pecah karena Main Ponsel?

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Akun Instagramduniapunyacerita pada 7 Juli 2018, pukul 22.13 WIB membagi kabar yang berujung viral. Unggahan memuat gambar wajah seorang pasien dengan tampak mata memerah. Sebuah teks menyertai foto itu:

"Info dari RSAL Dr. Mintohardjo, umur 15 tahun pembuluh matanya pecah karena kebanyakan main hp, lebih-lebih main hp sambil tiduran, mari sayangi mata kita cegah main hp terlalu lama".

Unggahan itu menyertakan pesan "jangan lupa tag teman dan sahabatmu" serta sebuah info singkat ihwal sumber kabar tersebut: Sc makassar_iinfo. Setelah diperiksa, memang benar bahwa akun Instagrammakassar_iinfo mengunggah informasi sama persis pada 7 Juli 2018, pukul 11.47 WIB, atau beberapa jam lebih dahulu dari akun duniapunyacerita.

Tidak ada informasi dari mana sumber foto dan informasi itu berasal. Hingga 9 Juli 2018, tercatat sudah ada 20.827 likes atas unggahan itu, juga beragam komentar dari pengguna lainnya.

Ternyata, bukan hanya di platform Instagram saja kabar ini ramai dipercakapkan. Akun Facebook dengan namaBebasShare melakukan hal sama pada 7 Juli 2018, 11.49 AM. Bahkan, ia disertai penekanan "(WASPADA)" pada teks kalimatnya. Tercatat, sudah ada 28.215 pengguna Facebook lainnya yang membagi unggahan @BebasShare itu.

Bahkan, tidak sukar untuk menemukan informasi yang sama dari unggahan penggunan Facebook lainnya. Misalnya akunTips Dokter Cerdas, akunSehatDariKita, dan akunDokter Keluarga. Hingga 9 Juli 2018 pukul 17.00, masih ditemukan unggahan pengguna Facebook membagi kabar itu, selain menjadi konten viral di beberapa portal.

Konfirmasi Kepala RSAL dr. Mintohardjo


Tirtomendapatkan keterangan langsung dari Kepala RSAL dr. Mintohardjo, Kolonel Laut (K) dr. Wiweka, MARS (9/7) bahwa kabar yang beredar itu tidak sepenuhnya benar.

Wiweka membenarkan bahwa foto yang beredar adalah pasien RSAL dr. Mintohardjo. Namun, tidak benar informasi yang menyebutkan bahwa pasien itu mengalami pendarahan mata serta sebagai akibat dari bermain gawai handphone terlalu lama. "Pasien tersebut ada, tapi bukan karena itu [main ponsel]. Pasiennya [sakit di mata] karena penyakit lain. Itu [kasus] kojungvitas", jawab Wiweka.

Ia juga membagi informasi soal pasien. Pasien itu adalah A.G.F., masuk ke RSAL dr. Mintohardjo pada 30 Juni 2018. Setelah dilakukan pemeriksaan dan tekanan darah yang tidak kunjung turun, pada 1 Juli 2018, pukul 24.45 WIB pasien dipindahkan ke ruang unit gawat darurat (ICU). Pada 2 Juli 2018, pasien sudah kembali ke ruang perawatan dan diperbolehkan pulang pada 5 Juli 2018.

Kepala RSAL dr. Mintohardjo itu lantas memberitahu hasil diagnosis pasien tersebut, yakni bronkopnemonia atau peradangan dinding bronkiolus (saluran napas kecil pada paru-paru), pendarahan hipertensi ensefalopati (tekanan darah yang tiba-tiba mengalami kenaikan dan memunculkan gangguan-gangguan tertentu), serta subconjuntival bleeding(pendarahan pada membran tipis yang melapisi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata).

Pada kasus sederhana, terjadi peradangan mata. Pembuluh darah pada lapisan itu biasanya tampak semakin jelas atau memerah.

Wiweka juga memastikan bahwa pasien ditangani dengan melibatkan banyak dokter spesialis serta dijadwalkan akan diperiksa kembali pada 9 Juli 2018 (hari ini) di Poli Anak, RSAL dr. Mintohardjo. "Sudah pulang kok, dikontrol hari ini. Itu berita penyebabnya tidak benar. Pasien tersebut benar dirawat di Mintohardjo. Kasusnya hipertensi, ada beberapa penyakit. Tapi yang jelas bukan karena gajet ya. Dan kita tidak pernah memberitakan itu," pungkasnya.

Kesimpulan


Dengan demikian, berdasarkan informasi di atas, foto wajah seorang pasien dengan tampak mata memerah yang disertai informasi itu termasuk dalam kategori misinformasi. Kabar bahwa ia adalah pasien dari RSAL dr. Mintohardjo benar, tapi informasi yang menyertainya tidak benar. pasien tersebut tidak mengalami pecah pembuluh mata karena bermain ponsel.


======

Tirto mendapatkan akses pada aplikasi CrowdTangle yang memungkinkan mengetahui sebaran sebuah unggahan (konten) di Facebook, termasuk memprediksi potensi viral unggahan tersebut. Akses tersebut merupakan bagian dari realisasi penunjukan Tirto sebagai pihak ketiga dalam proyek periksa fakta. 

News Partnership Lead Facebook Indonesia, Alice Budisatrijo, mengatakan, alasan pihaknya menggandeng Tirto dalam program third party fact checking karena Tirto merupakan satu-satunya media di Indonesia yang telah terakreditasi oleh International Fact Cheking Network sebagai pemeriksa fakta.







Baca juga artikel terkaitPERIKSA FAKTAatau tulisan menarik lainnyaFrendy Kurniawan