Pendiri dan Mantan Karyawan Detik Bangun Kumparan

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Setelah sukses mendirikan situs berita Detik pada tahun 1998, tentu membuat Budiono Darsono, Abdul Rahman, dan Calvin Lukmantara sebagai parafoundermempunyai pandangan spesial tentang industri mediaonlinetanah air.

Menurut mereka, banyak perubahan telah terjadi pada konsumen berita di tanah air yang perlu diantisipasi oleh media.

“Ranah mediaonlinedi tanah air belum berevolusi sejak dua puluh tahun terakhir,” demikian pernyataan mereka dalam siaran pers yang diterima olehTech in Asia Indonesia.

Hal inilah yang mendorong mereka bersama para mantan karyawanDetik, seperti Hugo Diba (CEO), Ine Yordenaya (COO), Heru Tjatur (CTO), Arifin Asydhad (Editor in Chief), dan Yusuf Arifin (Chief of Engagement), untuk mendirikan sebuahstartupmedia yang bernamakumparan. Turut bergabung bersama mereka mantan VP of Business Development dariIdeosource, Andrias Ekoyuono, sebagai CMO.

Memulai pengembangan sejak pertengahan tahun 2016,kumparanakhirnya meluncurkan versi beta dalam bentuk situs, serta aplikasi Android dan iOS, pada bulan Januari 2017. Dengan perpaduan pengalaman dari parafounderserta semangat dari para karyawan muda, mereka pun berniat untuk mendobrak bisnis media di tanah air.

Pertanyaannya, hal berbeda apa yang ingin mereka hadirkan di kancah mediaonlineIndonesia?

Padukan teknologi situs berita dan media sosial

Menurutkumparan, prinsip yang membedakan mereka dengan media lain adalah mereka tidak menganggap teknologi sebagai pilar pendukung, melainkan sebagai fondasi utama. Inilah yang membuat mereka memutuskan untuk membangun platform yang menggabungkan konsep situs berita dengan media sosial.

Itulah mengapa ketika kamu membukakumparan, maka kamu akan dihadapkan pada tampilan berbentuktimelineyang menyerupai media sosial sepertiTwitterdanInstagram. Kamu pun bisa mengikuti (follow) penulis atau topik tertentu, agartimelinekamu hanya berisi konten yang sesuai dengan minat kamu.

Selain melihat tulisan lebih dari seratus orang jurnalis yang dimilikikumparansaat ini, kamu pun bisa turut membuat tulisan di platform tersebut. “Kami mempunyai tim yang akan mengelola dan memantau tulisan-tulisan dari pembaca,” tutur Andrias Ekoyuono, CMO kumparan, kepadaTech in Asia Indonesia.

Menurut Andrias, tidak adastartupdari dalam atau luar negeri yang secara spesifik menjadi referensi pengembangankumparan. Ia pun menyatakan kalau saat ini mereka telah memanfaatkan berbagai teknologi yang tengah hit, seperti React, Node.js, hingga penerapanmachine learning.

Tetap andalkan iklan sebagai pemasukan utama

Perbedaan lain yang dilakukankumparanadalah penggunan sistem ESOP (Employee Stock Option Plan) yang sering digunakan oleh parastartup. Dengan sistem ini, para karyawan mereka akan mempunyai hak untuk mendapat kepemilikan saham.

“Menurut saya, di industri digital, sebuah perusahaan yang tidak memiliki sistem ESOP akan ditinggalkan karyawan-karyawan terbaik mereka cepat atau lambat. Sudah banyak contohnya,” tutur Budiono Darsono.

Sejauh ini,kumparantelah berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal dari investor yang tidak disebutkan. Sedangkan untuk mendapat pemasukan,kumparanakan tetap memanfaatkan penggunaan iklan, yang menurut mereka masih merupakan tulang punggung industri mediaonlinetanah air.

App Info
 
kumparan
PT. Dynamo Media Network -  Jan 16, 2017
Genre:  News & Magazines
Size:  N/A
Installs:   1,000 - 5,000
Gratis
Download
 

 

The postIngin Merevolusi MediaOnline,Founderdan Mantan KaryawanDetikBangunkumparanappeared first onTech in Asia Indonesia.