Peneliti: Ada Scamming di Tengah Peluncuran iPhone 12

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Apple Event telah terselenggara dan jajaran produk terbaru Apple, seperti iPhone 12 sudah diperkenalkan. Seperti euforia dari tahun ke tahun, tidak hanya pengguna Apple yang tertarik dengan Apple Event, parascammerpun demikian.

Berdasarkan pernyataan resmi dari Kaspersky kepadaUzone.id, selama sembilan bulan pertama 2020, Kaspersky telah melihat bahwascammersecara konsisten memiliki ketertarikan pada akun dan para pengguna Apple.

Seperti setiap bulannya, para peneliti perusahaan telah menemukan sekitar 100 domain mencurigakan di seluruh dunia yang menyebutkan sebagai sebuah perusahaan.

Baca juga:Apple Rilis iPhone 12 dalam 4 Varian, Harga Mulai dari Rp10 Juta

Sebagian besar situs web ini mengharuskan pengguna memasukkan ID Apple dan kata sandi mereka. Jumlah sumber daya tersebut meningkat pesat di bulan September, dan mencapai 1.950 domain pada akhir bulan.

Setelah menganalisis sejumlah nama sumber daya tersebut, para ahli Kaspersky mendapati beberapa di antaranya menawarkan untuk menemukan ponsel yang hilang, sementara lainnya menawarkan bantuan pemulihan akses ke akun pengguna. Terdapat juga situsphishingyang meniru layanan Apple’s Support.

Kemungkinan besar sumber daya ini dibuat dengan tujuan mencuri akun pengguna. Namun, upaya tersebut tidak bekerja dengan baik dan hanya berupa perangkat lunak “rintisan”. Para scammer cenderung menyukai penggunaan halaman tersebut sebagai tindakan pencegahan sehingga apabila satu sumber daya diblokir, mereka dapat mengaktifkan yang lain.

Baca juga:Apple Umumkan HomePod Mini, Harga Sekitar Rp2,94 Juta

Pakar keamanan Kaspersky Tatyana Sidorina mengimbau pengguna Apple untuk lebih berhati-hati dan mengatakan, “Peningkatan minat scammer pada layanan Apple menunjukkan bahwa mereka akan dengan senang hati mendapatkan keuntungan dari apa pun yang menarik perhatian pengguna.”

“Peluncuran iPhone terbaru mungkin merupakan peluang sempurna bagi para scammers ini untuk menyebarkan fitur berbahaya,” imbuhnya.