Peneliti: Setiap Bulan Ada Kejahatan Siber saat Pandemi Covid-19

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Uzone.id- Pandemi virus Corona (Covid-19) mengubah perilaku masyarakat Indonesia menjadi pengguna aktif internet. Namun hal tersebut tidak seimbang dengan pengetahuan mengenai cara beraktivitas daring dengan aman, sehingga kejahatan siber marak terjadi belakangan ini.

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyebutkan penggunaan internet menunjukkan peningkatan hingga 40 persen, dan akses yang biasanya didominasi dari kawasan perkantoran kini didominasi dari kawasan pemukiman.

Direktur Jenderal APTIKA, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Pangerapan, menjelaskan, “Data yang diterima Kominfo selama pandemi menunjukkan adanya peningkatan penggunaan akses internet dan pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang aktivitas harian masyarakat dan kami perkirakan pemanfaatan internet akan terus meningkat seiring memasuki tatanan kehidupan baru pasca Covid-19.”

Baca juga:5 Tren Belanja Online di Indonesia saat Pandemi Covid-19

Menurut Semuel, penggunaan platform digital tidak hanya membantu mempermudah komunikasi masyarakat tetapi juga membantu UMKM untuk terus dapat mempertahankan usahanya dalam masa pandemi ini. Sehingga, kepercayaan publik kepada platform digital penting untuk dijaga dan ditingkatkan.

Sementara itu, Centre for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) mencatat kejahatan siber termasuk penipuan rekayasa sosial juga meningkat terutama menyasar pembelanjaan barang medis dan kebutuhan sehari-hari.

Menurut Adjunct Researcher CfDS, Tony Seno Hartono, pelaku kejahatan siber semakin banyak, karena memang ada momentum pandemi Covid-19.

Baca juga:Akun WhatsApp Dibajak Orang? Jangan Khawatir, Ikuti Langkah Ini

Tony menyatakan, “Kalau kita lihat dari Februari, Maret, April, Mei itu tiap bulan ada kasus-kasus penipuan yang besar.”

“Di sini sebetulnya yang dieksploitasi adalah memanfaatkan kelemahan manusia, kalau dikagetkan, dia menjadi lemah dan misalnya lihat harga, ini harga kok murah sekali, kaget, menjadi lemah, dia ambil barangnya, padahal itu penipuan,” imbuhnya.

Sementara itu, Semuel menegaskan bahwa Kominfo telah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi isu keamanan platform digital. Masyarakat juga dapat cek hoaks melalui situs resmi Kominfo. "Kami terus menerus mengimbau masyarakat untuk menjaga kerahasiaan data pribadinya," ujar Semuel.

VIDEO: Hands On Mi 10, Ponsel Rp10 Juta Xiaomi