Masya Allah, Penelitian Ungkap Rahasia Cinta Ibu Untuk Anaknya

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bagaimana seorang ibu akan mempertaruhkan nyawanya demi melindungi anaknya.

Dalam serangkaian percobaan terhadap tikus, para peneliti menemukan bahwa proses ini diatur oleh aktivitas hormon oksitosin, atau 'hormon cinta' di otak, dan mereka mengatakan kemungkinan yang sama juga berlaku untuk manusia.

Diketahui bahwa oksitosin memainkan peran kunci dalam ikatan antara ibu dan anak mereka, namun masih banyak yang harus dipelajari tentang banyak fungsinya.

Bagaimanapun, hormon oksitosin yang dilepaskan ke amigdala otak menghambat reaksi 'melarikan diri' hewan dalam skenario pertahanan diri.

Ketika seekor hewan terancam, biasanya mereka akan bereaksi dengan melarikan diri atau ketakutan. Namun berbeda ketika anak mereka terancam. Reaksi yang ditunjukkan berbeda.

Dalam studi tersebut, ahli syaraf dari Champalimaud Center for the Unknown di Lisbon, Portugal berusaha untuk mengetahui bagaimana kedua fenomena ini saling terkait.

"Kami mengembangkan eksperimen baru yang memungkinkan kita mempelajari perilaku defensif ibu baik di hadapan atau tidak adanya anaknya, sementara pada saat yang sama menguji apakah tindakan oksitosin dalam amigdala diperlukan untuk pengaturan perilaku ini," jelas peneliti.

Dilansir dari Daily News, untuk melakukan ini, para peneliti melatih tikus induk, tanpa anak mereka, untuk mengasosiasikan aroma peppermint dengan sengatan listrik ringan.

Akhirnya, tikus belajar merasakan bau itu sebagai ancaman. Dan akibatnya, mereka melarikan diri dari bau itu.Begitu para ibu diberi kembali dengan anak mereka, para periset menemukan bahwa perilaku mereka berubah.

Alih-alih melarikan diri, para ibu menyerang tabung yang melepaskan bau itu, dan bahkan menumpuk bahan untuk membloknya. Berdasarkan penelitian itu, peneliti juga mencatat bahwa kemungkinan besar, mekanisme serupa mungkin ada pada diri manusia.