Pengamat: Film Diputar di OTT, Balik Modal Saja Sudah Syukur
Ilustrasi (Foto: Mika Baumeister - Unsplash)
Uzone.id- Industri film Indonesia di masa pandemi Covid-19 masuk daftar sektor paling terpuruk.
Bayangkan saja, praktis per Maret 2020 tidak ada film Indonesia yang tayang di bioskop setelah penayangan “Mariposa” yang dibintangi Angga Yunanda dan Adhisty Zara dan diproduksi Falcon Pictures dan Kharisma Starvision Plus.
Setelah bioskop Tanah Air tidak memutarkan film sekitar 9 bulan demi mencegah penularan virus, pada Desember sudah mulai diputar film The Science of Fictions garapan Yosep Anggi Noen.
Hal itu membuat pendapatan industri film Indonesia merosot hingga 90 persen. Bahkan, bagi beberapa rumah produksi mungkin 100% karena sama sekali tidak bisa memutarkan film baik itu di bioskop maupun lewatplatform streamingOTT (Over The Top).
Jadi, tidak semua rumah produksi punyaprivileseuntuk memutarkan filmnya lewat OTT.
Hal itu dikatakan oleh pengamat dan kritikus film Shandy Gasella saat berbincang denganUzone.idmelalui ponsel.
BACA JUGA:Kejutan Teknologi dan Layar Baru Samsung pada 6 Januari 2021
“Bioskop sudah dibuka kembali, namun baru sedikit rumah produksi yang berani pada akhirnya menayangkan film dengan risiko ditonton sedikit orang,” terang Shandy.
Bahkan, kata Shandy, film sebesar "Wonder Woman 1984" saja tidak cukup kuat untuk menarik animo masyarakat kembali ke bioskop. Nampaknya masih ada keengganan atau menonton ke bioskop dianggap masih kurang menjamin keamanan berkenaan pandemi corona.
Dia menambahkan, untuk besok, Kamis (24/12/2020) akan tayang di bioskop dua film Indonesia baru yang punya potensi menarik minat penonton, yakni “Asih 2” produksi MD Pictures yang bakal tayang di 311 layar dan “Melankolia” produksi Visinema Pictures mendapat jatah 292 layar.
“Jadi, kalau saat ini sudah buka 1000 layar, tersisa 400 layar untuk WW84 (Wonder Woman 1984),” kata Shandy.
Bakal menggeliat atau tidaknya industri film Indonesia, menurutnya bisa teruji lewat kehadiran dua film baru tersebut. “Mari sama-sama kita lihat,” ungkapnya.
Lalu, apakah platform digital bisa menolong industri perfilman Tanah Air, terutama pada saat pandemi seperti yang tengah terjadi sekarang?
Shandy mengaku dirinya sempat bertanya juga kepada petinggi sebuah rumah produksi ternama berkaitan soal ini.
“Ujarnya (petinggi rumah produksi), bila filmnya dibeli oleh platform digital (OTT), dapet harga balik modal saja itu sudah bagus. setidaknya uangnya msh dpt terus diputar untuk produksi film lain,” tutur Shandy.
VIDEO Jalan-Jalan ke Gudang Pintar TokoCabang dari Tokopedia