Pengaruh Andalusia di Masjid Islamic Center Washington

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Yulianto Sumalyo dalam bukunya menegaskan, arsitektur dan dekorasi Masjid Islamic Center Washington DC secara keseluruhan adalah model klasik Timur Tengah, khususnya Afrika Utara. Dekorasi itu, antara lain, bentuk-bentuk gerigi yang memahkotai ujung atas dinding.

Selain model klasik dari Afrika Utara, ada pula pengaruh Andalusia. Hal ini, antara lain, terlihat pada kolom-kolom dan pelengkung di gerbang masuk utama. Pelengkung yang berjumlah lima buah kemung kinan besar melambangkan shalat wajib yang dikerjakan lima kali sehari oleh setiap Muslim. Lima pelengkung ini tampil indah dengan hiasan kaligrafi QS al-Nuur ayat 8 yang dibuat dalam gaya neo-Kufic.

Bagaimana dengan ruang shalat utama di masjid ini? Denah ruang shalat utama berbentuk bujur sangkar berukuran 15,24 meter persegi. Di ruang ini terdapat empat kolom besar dan delapan kolom lain yang berukuran lebih kecil. Dengan demikian, secara keseluruhan kolom berjumlah 12 buah. Ke-12 kolom nan kokoh ini menyangga kubah berdiameter 7,62 meter.

Seperti masjid-masjid lainnya, masjid agung di Washington DC ini pun tak hanya digunakan untuk shalat. Banyak aktivitas keagamaan lain diselenggarakan di sini, seperti Sunday schoolbagi anak-anak, juga kajian keislaman untuk jamaah dewasa. Ada pula kelas-kelas khusus untuk mempelajari bahasa Arab, Alquran, hukum Islam, dan mata pelajaran lain yang terkait agama Islam. Masjid ini juga dilengkapi dengan perpustakaan besar dengan segala macam buku tentang Islam.

Masjid bersejarah ini senantiasa membuka diri untuk dikunjungi oleh siapa pun. Setiap harinya masjid ini dikunjungi oleh 100-600 tamu. Di antara mereka tak sedikit non-Muslim, baik dari AS maupun luar AS. Selama mengunjungi masjid ini, para tamu mendapat penjelasan dari pengurus masjid, mulai dari informasi seputar Islamic Center Washington DC, ajaran Islam, sampai pertanyaan-pertanyaan terkait perkembangan Islam terkini. 

Berita Terkait

Berita Lainnya