Pengusaha RI Tanam Rp 13,5 T di Mega Proyek NEOM Arab Saudi
Gebrakan Pangeran Mohammad Bin Salman (MBS) ternyata tidak hanya berani menahan beberapa pangeran Arab yang diduga terlibat korupsi. Namun, Pangeran MBS juga telah merancang mega proyek yang bernama NEOM untuk kepentingan jangka panjang Arab Saudi. Pangeran MBS mengundang negara lain untuk berinvestasi dalam proyek ini, termasuk Indonesia.
Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Osamah Mohammad Al Shuibi menyinggung mengenai mega proyek ini saat bertemu pemimpin redaksi media massa dalam acara ramah tamah di kediamannya, Rabu (13/12) malam. Arab Saudi sudah menyampaikan rencana ini kepada Indonesia dan mengundang Indonesia ikut menanam investasi di proyek dahsyat ini.
Menurut Osamah, beberapa pengusaha Indonesia sudah tertarik untuk mengucurkan investasinya. “Sampai saat ini, nilai investasi yang akan digelontorkan pelaku bisnis dan investor Indonesia sekitar 1 miliar dollar (sekitar Rp 13,5 triliun),” ujar Osamah. Tapi siapa saja pengusaha Indonesia yang akan menanam investasi di proyek NEOM, Osamah tidak menyebutkan.
Dalam waktu dekat Pangeran MBS akan datang ke Indonesia memenuhi undangan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tanggal pastinya memang belum diputuskan. Namun, ada kemungkinan salah satu yang akan dibahas Pangeran MBS adalah mega proyek NEOM.
Apa itu NEOM? Kepanjangan dari Neo-Mustaqbalah. Neo diambil dari kata ‘New’ yang berarti baru. Sedangkan ‘mustaqbalah’ diambil dari bahasa Arab yang berarti ‘masa depan’. NEOM adalah mega proyek ‘Masa Depan Baru’ Arab Saudi. Dengan proyek baru ini, Arab Saudi tidak hanya menggantungkan pendapatannya hanya dari bisnis minyak dan gas.
NEOM juga sedang hangat-hangatnya dibahas media-media internasional. Ada yang menulis NEOM adalah sebuah kota perdagangan bebas masa depan yang dicanangkan oleh Kerajaan Arab Saudi bekerja sama dengan perusahaan minyak Saudi Aramco. Proyek yang mencapai luas 26.500 km persegi dan melintasi tiga negara, yakni Arab Saudi, Mesir, dan Yordania ini telah dicanangkan pada akhir Oktober 2017 lalu. Kota ini nanti sejajar dengan Laut Merah dan Teluk Aqaba serta dekat dengan Terusan Suez.
Proyek kota NEOM merupakan salah satu langkah strategis bagi Kerajaan Arab Saudi yang digagas Pangeran MBS dalam melakukan diversifikasi ekonomi mereka seiring menipisnya cadangan devisa negara dan rendahnya harga minyak di pasar global. Kota ini dirancang sebagai kotak berteknologi tinggi, modern, dan berkelanjutan. Sumber listrik di kota ini akan menggunakan energi terbarukan, yaitu tenaga surya. Sementara produk-produk pangan akan dihasilkan dari lahan-lahan tani vertikal.
Untuk merealisasikan impiannya ini, Arab Saudi menganggarkan dana sebesar USD 500 miliar dan nantinya kota ini akan dimiliki oleh dana kekayaan kedaulatan (sovereign wealth fund) Saudi Public Investment Fund. Tahap pertama kota ini direncanakan selesai pada tahun 2025.
Dalam ramah tamah tersebut, Osamah juga menegaskan bahwa saat ini Pangeran MBS sangat serius dalam memberantas tindak pidana korupsi. Bahkan, program pemberantasan korupsi menjadi prioritas utama dalam merealisasikan visi 2030 guna menciptakan iklim ekonomi yang tangguh dan menarik investor luar untuk berinvestasi di Arab Saudi. “Bagi Arab Saudi, tidak ada negara yang ekonominya maju dan di saat yang sama korupsi merajalela,” tegas Osamah.