Benarkah Kiamat Kian Dekat? Ini Penjelasan Ilmiahnya

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Jam kiamat (doomsday clock) dikabarkan maju 30 menit lebih cepat dan hal tersebut diamini para ilmuwan dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu.

Pertama kali dikenalkan pada 1974 silam, istilah jam kiamat merujuk pada sebuah tolak ukur mengenai pengaruh kerusakan yang terjadi di bumi dengan prediksi datangnya kiamat. Terdapat beberapa faktor yang menggerakkan putaran jarum jam kiamat, yakni senjata nuklir, perubahan iklim global, dan yang terbaru adalah serangan dunia maya. Adapun penetapan tolak ukur 12 jam ditetapkan sejak 1953, tahun ketika Uni Soviet dan Amerika Serikat sama-sama menguji coba bom hidrogen.

(Baca juga artikel:Solastalgia: Bentuk Kerinduan di Tengah Perubahan Iklim)

Dirilis dalam bentuk buletin oleh majalah Atomic Scientists, sudah tercatat sebanyak 21 kali jam kiamat berubah titik matinya. Hal tersebut merefleksikan perubahan tingkat keamanan global terkait ancaman nuklir, kerusakan lingkungan, dan berbagai faktor negatif lainnya. Berbarengan dengan pengumuman jam kiamat yang maju 30 menit lebih cepat pada Kamis (27/1), buletin terkait juga juga secara gamblang menyebut Presiden AS ke 45, Donald Trump, merupakan salah faktor prmicu gonjang-ganjing global dalam beberapa tahun ke depan.

 

Dijelaskan oleh pimpinan buletin terkait, Lawrence Krauss, penetapan tolak ukur jam kiamat juga memerhatikan pengaruh pemerintahan negara-negara di dunia, termasuk sederet kecil negara berpengaruh besar seperti AS dan Tiongkok. Kebijakan pemerintahan suatu negara terkait isu nuklir, kerusakan lingkungan, dan berbagai hal penting lainnya sangat berpengaruh pada keberlangsungan hidup umat manusia secara keseluruhan.

“Semisal tentang kurang hati-hatinya Presiden Trump dalam membahas isu senjata nuklir berisiko timbulkan tensi tinggi di tingkat global, dan bukan tidak mungkin juga berisiko memicu perang dunia ketiga,” jelas Lawrence.


Baca juga artikel:
Panduan Bertahan Hidup Menghadapi Bencana Alam
Ecosexual: Tren Berhubungan Seksual dengan Alam
Cerita Kepedulian Hamish Daud pada Lingkungan Hidup




TEKS: HAPPY FERDIAN
FOTO: DOK. ESQUIRE