Waspada, Ini Penyebab Kemandulan Pada Pria

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Kemandulan tidak melulu menjadi masalah wanita. Faktor ini menyumbang sebesar 30-40 persen ketidaksuburan pasutri (pasangan suami istri). Penyebab kemandulan pria, salah satunya bisa dipicu karena Azoospermia yaitu cairan sperma tidak mengandung sel spermatozoa. Penyebabnya ada dua, yaitu tersumbatnya saluran reproduksi (azoosperma obstruksi) dan kegagalan testis memproduksi spermatozoa (azoospermia non-obstruksi).

Kondisi azoospermia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pre-testicular azoospermia, testicular azoospermia, dan post-testicular azoospermia. Pre-testicular azoospermia berarti ada hal yang terganggu sehingga testis tidak menghasilkan sperma. Gangguan itu seperti penurunan aktivitas fungsional kelenjar kelamin disertai tidak normalnya pertumbuhan dan perkembangan seksual. Nama ilmiah kondisi ini adalah hipogonadisme.

Sedangkan testicular azoospermia, berarti kondisi testis yang tidak normal sehingga sedikit memproduksi sperma, dan spermanya tidak normal. Untuk pria dengan kondisi ini perlu dilakukan evaluasi kromosomnya.

Pada post-testicular azoospermia, kesalahan bukan pada testis. Testis memproduksi sperma dengan baik, tapi ada yang salah pada saluran kelamin. Misalnya, ada sumbatan atau infeksi pada saluran kelamin. Vasektomi adalah contoh sumbatan post-testicular azoospermia yang disengaja, untuk mencegah sperma keluar dan membuahi sel telur.

Riwayat operasi didaerah inguinal dapat merupakan penyebab kelainan sumbatan. Operasi yang bertujuan untuk kontrasepsi tetap atau vasektomi seringkali menjadi penyebab kelainan obstruksi. Riwayat penyakit infeksi juga penting untuk diperhatikan, terutama infeksi menular seksual, dapat menyebabkan sumbatan saluran spermatozoa sekaligus merusak pabrik spermatozoa.

Pemeriksaan fisik perlu dilakukan untuk melihat ada/tidaknya varikokel, ukuran testis, ada/tidaknya saluran spermatozoa (vas deferens) serta melihat adanya tanda-tanda sumbatan. Ukuran testis yang lebih kecil dan konsistensinya yang lembek menunjukkan kemungkinan bukan sumbatan.
Sedangkan tidak terabanya saluran spermatozoa atau adanya saluran yang melebar, menunjukkan kemungkinan sumbatan.

Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan hormon (FSH, LH dan Testosteron) dan USG skrotum . Peningkatan hormon FSH (hormon yang memberi instruksi testis utuk membuat spermatozoa) disertai penurunan LH dan testosteron menandakan adanya gangguan dalam pembentukan spermatozoa (bukan sumbatan).

Dari pemeriksaan USG dapat diketahui ukuran testis dan adanya pelebaran saluran spermatozoa. Walaupun dari wawancara, pemeriksaan fisik dan tambahan (hormon dan USG) sudah menyokong adanya kelainan sumbatan atau bukan sumbatan, namun diagnosis pastinya adalah dengan operasi.
Untuk mengecek ada tidaknya sperma, bisa dilakukan dengan teknik penyedotan daerah epididimis, yaitu struktur melengkung di belakang testis, tempat sperma matang disimpan.

Teknik ini dinamakan Precutaneous Epididymal Sperm Aspiration (PESA). Ada juga teknik Testicular Sperm Extraction (TESE), yaitu dengan pembedahan mikro untuk mengambil jaringan testis. Jangan khawatir, karena tindakan ini sama sekali tidak mengakibatkan gangguan pada fungsi seksual.

Pasien azoospermia dengan varikokel, dianjurkan untuk dilakukan operasi varikokel terlebih dahulu, karena diketahui bahwa sekitar 30-40 persen pasien azoospermia dengan varikokel, setelah operasi varikokel dapat ditemukan spermatozoa kembali dalam cairan ejakulasinya. Pemilihan jenis tindakan sangat bergantung dengan situasi dan kondisi pasien dan perlu didiskusikan dengan dokter yang menanganinya.

*Kontributor: Dr. Ponco Birowo, SpU, PhD
Dokter Spesialis Urologi dari RS Asri dan juga Anggota Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI)
kesehatan, the expert, azoospermia, kemandulan, pria, penyebab, tanda, gejala