Penyesalan Jose Mourinho Soal Perselisihannya dengan Arsene Wenger
Pertandingan pekan ke-36 Premier League antara Manchester United dan Arsenal di Old Trafford, Minggu (29/4/2018) malam WIB, bakal menjadi sebuah momen perpisahan untuk Arsene Wenger.
Bagi Wenger, partai tandang ke markas 'Iblis Merah' itu bakal menjadi kunjungan terakhirnya keTheatre of Dreamssebagai manajer Arsenal, karena pria berusia 68 tahun asal Prancis itu bakal meninggalkanThe Gunnersdi akhir musim. Laga ini juga bakal menjadi pertemuan terakhir Wenger dengan rival terberatnya dalam perang urat saraf, Jose Mourinho.
MenurutSky Sports, riwayat adu mulut Wenger dan Mourinho ini berawal pada musim 2004/05. Mourinho yang kala itu membesut Chelsea mengeluhkan jadwal timnya yang dirasa tak menguntungkan.
Perang kata-kata ini terus berlanjut dan kerap terjadi di 19 pertemuan mereka sejauh ini di semua kompetisi, dan bukan rahasia lagi jika keduanya sering terlibat perang kata-kata ketika sama-sama memberikan instruksi di pinggir lapangan. Terpanas pada 2014, saat Wenger mendorong Mourinho di sisi lapangan ketika berlaga di Stamford Bridge.
Keduanya pun dianggap sebagai manajer yang hubungannya paling tidak harmonis. Namun, jelang laga ini Mourinho mengungkapkan sebuah penyesalan atas momen-momen tidak mengenakkan selama menjadi rival Wenger. Menurutnya ada sikap hingga perkataan buruk yang tak seharusnya terjadi.
"Ada beberapa hal kecil yang akan lebih baik jika tidak ada hal-hal semacam itu (sikap negatif) di dalamnya. Beberapa gestur, beberapa kata-kata (sindiran), akan lebih baik tanpa hal seperti itu," kata Mourinho kepadaMUTV.
Mourinho juga menjelaskan bahwa semua hal yang dilakukannya selama ini yang berkaitan dengan Arsenal, adalah upayanya dalam menyaingi 'Meriam London' sebagai sebuah kesebelasan top di Inggris. Baik itu ketika Mourinho membesut Chelsea atau United, pelatih asal Portugal itu mengaku sangat menikmati semua momennya.
"Ketika saya tiba di Inggris pada 2004, Wenger adalah seorang juara dan sangat terkenal karenaInvincibles-nya, dan untuk beberapa tahun ke depannya mereka (Arsenal) masih jadi tim bagus," papar Mourinho.
"Dengan Dennis Berkamp, Thierry Henry, dan Sol Campbell, mereka adalah tim hebat. Mereka terus mendorong batas mereka. Kami melewati pertandingan, pertarungan besar, jadi terima kasih banyak untuk momen itu. Penyesalan? Momen-momen negatif yang terjadi," ujarnya.
Adapun, Old Trafford sendiri merupakan tempat spesial buat Wenger. Rivalitasnya bersama Sir Alex Ferguson dan laga-laga yang dilewati di sini selama bertahun-tahun sedikit banyak ikut membentuk jalan karier kepelatihannya di Inggris. Di Old Trafford, Wenger meraih salah satu kemenangan terpentingnya ketika menang 1-0 pada 1998 dan pada 2011 menelan kekalahan terbesarnya dengan skor 2-8.
Mourinho sadar betul rivalitas antara Wenger dan Ferguson telah menjadi cerita yang membekas buat United, karena menurutnya Arsenal punya andil besar dalam membuatThe Red Devilsmenjadi tim yang lebih baik dari musim ke musim. Oleh karenanya, Mourinho berharap ada sambutan positif yang diberikan pendukung United di Old Trafford kepada Wenger.
"Saya harap dia mendapatkan sambutan yang baik, tetapi kalau tidak pun tak apa karena dia tetap akan merasakan rasa hormat dari kami. Pendukung United tahu betul bahwa sampai 2004, semuanya adalah tentang United dan Arsenal, antara Wenger dan Ferguson. Saya rasa Arsenal adalah tim hebat yang membuat United menjadi lebih baik lagi," pungkas Mourinho.