Perang Harga BBM: Siapa yang Paling Banyak Turunnya?

pada 2 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id-Tidak pernah kejadian sebelumnya di Tanah Air, ketika masyarakat, khususnya pengguna kendaraan begitu ramai membicarakan BBM merek lain, selain Pertamina.

Barangkali ada hikmahnya juga kehebohan rencana pemerintah menaikkan harga BBM dan benar-benar mengeksekusi kenaikan harga BBM.

Fenomena tersebut membuat banyak masyarakaqt akhirnya membuka mata pada merek-merek BBM lain yang mungkin selama ini tidak kepikiran karena terbiasa dengan Pertamina.

BACA JUGA: Mobil 'Formula' EV Buatan Mahasiswa UGM Siap Getarkan Eropa

Ketika SPBU Pertamina terjadi antrean dimana-mana adalah hal yang biasa, maka ketika SPBU Vivo sampai antre, itu adalah sebuah fenom,ena yang tidak biasa.

Padahal kalau kita melihat antreannya, mereka berbaris di dispenser Revvo 89, yang kalau bicara kualitas, hanya 1 oktan lebih tinggi dari Premium (Ron 88) dan kurang 1 oktan dari Pertalite (Ron 90).

Ragam alasannya mengkerucut ke satu alasan terbesar yang barangkali harus kita cermati lebih serius; soal kualitas BBM.

Kalau selama ini masyarakat masih sebatas emosional dalam memilih BBM, seperti halnya iPhone dan Android, terjadi juga persaingan emosional antara Shell dan Pertamina. Tau lah yah, siapa yang jadi iPhone-nya dalam konteks per-BBM-an ini?

Pengguna Shell seolah merasa paling ekslusif, ingin terlihat begitu menjaga dan merawat kendaraannya, dengan memberikan asupan BBM bergizi sekelas Shell.

Memang kenapa dengan BBM Pertamina? Nah ini pertanyaan terbesarnya.

“Gak tau, sejak harga naik, Pertalite jadi lebih boros. Mending Vivvo aja, gak apa-apa mahal sedikit,” ujar salah satu pengguna motor yang kalimatnya terngiang di benak kami.

Pertalite memang bukan BBM yang bagus, tapi bukan berarti jelek. Sementara Vivo, bukan hak kami untuk mengomentari kualitasnya.

Tapi masyarakat, meski tanpa hasil uji resmi atau uji lab, sudah bisa merasakan dan berani bicara kualitas dari BBM, tidak lagi sekedar gegayaan pakai BBM merek luar atau domestik.

Dan setelah kualitas terbuktikan dengan rasa berkendara, maka hal selanjutnya adalah soal harga. 

Memang, BBM Pertamina saat ini masih jadi yang paling murah. Sudah harganya termurah, jaringan distribusinya gak ada lawan, sepertinya bakal sulit untuk disaingi oleh merek-merek lain.

Tapi apa iya? Nyatanya sekarang tidak. Memang Pertamina masih memonopoli dan memiliki porsi pasar yang sangat besar dibandingkan dengan merek-merek migas lain.

Tapi rasa bangga menggunakan BBM Pertamina sekarang jadi biasa saja. Bayangkan rasa bangga para pengguna BBM Shell misalnya.

“Ikut membantu mengurangi beban subsidi pemerintah,” ujar salah satu pengguna motor, sambil memperlihatkan struk pembelian BBM Shell.

Sebuah tindakan yang mulia dengan tidak membeli BBM Pertamina. Bayangkan kalau ratusan juta kendaraan serempak tidak membeli BBM Pertamina, dijamin negara gak punya beban subsidi BBM, karena merek Pertamina gak ada lagi di Indonesia. Paham ya maksudnya..hehe.

Jadi Pertamina gak bisa lagi hanya mengandalkan harga murah, mereka harus mulai memikirkan membangun kembali pemikiran soal kualitas BBM mereka dan meningkatkan gengsi para pembelinya.

Kalau bicara paling murah, memang iya. Tapi ketika terjadi gelombang penurunan harga BBM, Pertamina paling sedikit memangkas harga ecerannya.

Sebagai catatan, harga Pertamax terbaru adalah RP13.900 perliter dari sebelumnya Rp14.500. Berkurang Rp600 perliter saja.

Harga Shell Super yaitu Rp14.150 perliter dari sebelumnya Rp15.420 perliter. Atau berkurang Rp1.250 perliter.

Sementara Revvo 92 dibanderol Rp14.140 perliter dari sebelumnya Rp15.400 perliter. Berkurang Rp1.260 perliter.

Harga BP 92 juga turun dari sebelumnya Rp14.990 menjadi Rp14.150 perliter. Berkurang Rp840 perliter.

Lalu harga Pertamax Turbo terbaru adalah Rp 14.950 dari sebelumnya Rp 15.900/liter. Berkurang Rp950 perliter. Sementara BBM dengan RON yang sama dari Shell, yaitu V-Power Nitro + kini jadi Rp 15.230/liter dari sebelumnya Rp 16.510/liter. Berkurang Rp1250 perliter.

Jika dilihat dari harga BBM yang ditawarkan per 1 Oktober 2022, harga BBM Pertamina saat ini masih lebih murah dibandingkan perusahaan minyak lainnya yang ada di Indonesia, meskipun penurunan harganya paling sedikit.

Jadi kalau Pertamina tidak segera berbenah dan tidak selalu mengandalkan harga yang murah untuk sekedar mengikat masyarakat dengan kualitas BBM yang terus diragukan kualitasnya.