Perang Mobil China: Huawei Sebut BYD Laris Karena Murah Bukan Kualitas

pada 5 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id-Pabrikan mobil Chinatidak hanya saling serang dengan merek mancanegara, tapi juga sesama merek China. Seperti yang dilakukanHuaweiterhadapBYD.

Kedua pabrikan China ini memanas, terlebih ketikaHuaweimenganggap mobil-mobilBYDlaris hanya karena harganya murah, bukan karena kualitasnya.

 

 

"Saat ini, BYD adalah nomor satu dalam kompetisi penjualan mobil listrik, itu karena harganya yang sangat murah," ucap Kepala Pengembangan Mobil Pintar Huawei, Yu ChengdongYu dalam sebuah forum terbuka di Shenzhen, dikutipUzone.iddariCNN.

Huawei melalui dirinya mengaku, tidak sanggup untuk ikutan bersaing menjual mobil-mobil dengan harga murah.

"Sebaliknya, kami punya daya kompetisi dalam hal nilai yang ditawarkan, daya kepintaran, kemewahan, kenyamanan, keamanan, kualitas tinggi, keunggulan dan pengalaman pengguna yang nyaman," sambung YuChengdong.

Perang komentar di dunia otomotif maupun teknologi sebenarnya adalah hal yang lumrah, namun kejadian ini jadi ramai karena Huawei terang-terangan menyebut nama BYD.

Pihak BYD pun membalas, meski secara normatif. General Manager Branding and Public Relations BYD, Li Yunfei mengatakan punya rasa hormat yang tinggi secara pribadi kepada Huawei.

Namun dirinya mengatakan, jika Mr Yu bisa membuat lebih sedikit perbandingan-perbandingan, baik di konferensi pers maupun pada forum-forum publik, maka akan ada lebih banyak orang yang suka padanya.

"Selain itu brand Huawei juga akan mendapatkan manfaatnya," cetus Li Yunfei.

Li kemudian juga menyebut kalau Huawei sebenarnya juga mencoba bersaing dalam perang harga dengan menawarkan 'produk berharga murah'.

"Kami menyambut merek-merek lain untuk menunjukkan mobil mereka di booth kami dan bersaing dengan produk kami di atas panggung yang sama," tambah Li.

Salah satu faktor memanasnya kompetisi antara Huawei dan BYD tak lepas dari kondisi pasar mobil listrik di China sendiri.

Mobil listrik China kini mengalami over supply dan di sisi lain terdapat perlambatan penjualan di dalam negeri.

Sementara di luar negeri, mobil listrik China juga diadang banyak masalah. Amerika Serikat berupaya membendung negaranya dari kebanjiran mobil China dengan menerapkan tarif hingga 100 persen.

 

 

Sedangkan Eropa rencananya juga akan menerapkan tarif yang tinggi untuk mobil-mobil ramah lingkungan asal China.

Bulan lalu muncul laporan ada ribuan mobil China menumpuk di beberapa pelabuhan Eropa. Mobil-mobil itu disebutkan sulit terjual lantaran suplai yang berlebih.

Dominasi China dalam persaingan mobil listrik dunia memang tidak main-main. China disebutkan memiliki 200 produsen mobil listrik di dalam negeri, hal mana membuat penetrasi mobil listrik di negara tersebut menjadi begitu masif.