Percayalah Kamu Bisa Keluar dari Kelamnya Friendzone dengan Melakukan Hal Ini
Dalam periode umur manusia yang rata-rata habis dalam 60 tahun, ada 99% kemungkinan paling nggak sekali saja seumur hidup untuk mengalami yang namanyafriendzone. Sisa kemungkinan satu persennya ditentukan oleh keberuntungan. Kalau kamu belum pernah di-friendzone-in, berarti kamu beruntuuuuung banget. Karena manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, setiap orang idealnya mempunyai paling tidak satu teman lawan jenis.
Pada suatu titik tertentu, seseorang akan jatuh cinta kepada salah satu temannya itu. Sampai sini jelas? Pernah mengalaminya? Kalau cinta itu disambut, jadinya pacar. Kalau tidak bersambut tapi tetap diperlakukan dengan baik, selamat, kamu telah masuk salah satu zona nyaman yang paling tidak nyaman, yaitu zona “pertemanan” aliasfriendzone.
1. Dalam friendzone, satu orang mencintai, satunya hanya menganggap teman.
Tentu saja pihak yang terjebak adalah yang mencintai. Kenapa seseorang bisa terjebak dalam friendzone dalam waktu yang lama? Salah satunya adalah karena orang tersebut merasa serba salah.
“Kalau aku bilang cinta dan minta dia jadi pacar, tapi dia nolak dan menjauh, sayang pertemanannya. Kalau aku bilangcintadan nggak minta dia jadi pacar, nanti malah sama-sama canggung. Kalau aku nggak bilang, duuuh mana tahan dengerin curhatan dia soal gebetannya tiap hari.”
Semakin lama mikir mau ngapain, semakin lama pula seseorang terjebak dalam friendzone.
2. Mau nggak mau, lakukan sesuatu
Waktumu terbuang sia-sia lho kalau terus-terusan membiarkan diri masuk semakin dalam ke lubang friendzone. Kamu punya dua pilihan: ungkapkan atau terima keadaan. Mengungkapkan cinta risikonya besar, tapi setidaknya kamu tidak membuang waktu terlalu banyak. Kalau memang hubunganmu dan dia jadi merenggang, ya memang itu risikonya. Setidaknya kamu bisa belajar untuk mulaimencintaiorang selain dia. Kalau kamu nggak mau mengungkapkan, ya sudah, terima saja keadaan bahwa dia hanya menganggapmu teman dan jalani hidupmu seperti biasa. Buang harapan bahwa kalian akan berakhir berpegangan tangan, apalagi melangkah ke pelaminan.
3. Seringnya sih, yang nge-friendzone-in tahu kalau kamu mencintainya
Percaya deh, setiap orang punya kemampuan untuk mengetahui bahwa ada orang lain yang diam-diam menaruh hati padanya. Kecuali orang itu sangat nggak peka atau kamu sangat ahli menyembunyikan perasaan dan perhatian, yakinlah dia sebenarnya tahu kamu sayang dia, tapi dia nggak sayang kamu, makanya dia bertahan di pertemanan itu. Kalau mau melihat dari sudut pandang yang lebih jelas sih, secara nggak langsung kebaikanmu sedang dimanfaatkan.
4. Kamu sebenarnya sedang menyakiti diri sendiri
Apa untungnya sih bertahan dalam friendzone? Nggak ada. Mau bilang “Aku bahagia kalau dia bahagia, meskipun itu artinya aku harus mendengarkan cerita tentang orang yang dia suka setiap hari.”? Selain kalimat itu sangat bullshit, kamu juga seharusnya sadar bahwa saat ini kamu sedang menyakiti diri sendiri dan itu nggak keren. Masokis ah. Untuk apa bertahan dalam situasi yang menyakitkan, sedangkan di luar sana kamu punya kesempatan untuk menemukan hal lain, mungkin juga orang lain yang selama ini terlewatkan karena kamu terlalu fokus dengan “teman” yang satu ini.
Mungkin kamu masih ingin mengelak, “Ini nggak menyakitkan. Dekat dan ngobrol sama dia tiap hari aja aku sudah senang.” Akuilah bahwa meskipun hanya setitik, kamu cemburu ketika melihat dia dengan orang lain dan selalu ingin bilang, “Kenapa sih kamu nggak sama aku aja yang udah di depan mata dan mencintaimu setulus hati serta menerimamu apa adanya ini, wahai temanku?” Ingat, bukan dia yang menyakitimu. Kamu yang menyakiti dirimu sendiri.
5. Friendzone adalah zona nyaman yang paling tidak nyaman
Zona nyaman menawarkanmu segalanya: rasa aman, kebahagiaan, perasaan familiar –dan membuatmu ingin terus tinggal di sana. Tapi, kamu juga tahu, kan, kalau kamu terus-terusan tinggal di sana, nggak bakal berkembang. Ada ribuan kesempatan di luar sana yang kamu lewatkan. Lagipula, kenyamanan dan kebahagiaan dalam friendzone itu semu. Kebahagiaan yang sesungguhnya ada di luar sana. Masih mau tinggal dalam zona nyaman yang paling tidak nyaman?
Jangan mau terjebak lama-lama dalam friendzone. Rugi kamunya. Pilihannya ya cuma ada dua: take it or leave it.