Perempuan Hamil Tidak Boleh Mewarnai Rambut, Mitos atau Fakta?

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id - Di tengah masyarakat, berkembang beragam mitos terkait perempuan hamil. Salah satu mitos tersebut, yaitu perempuan hamil tidak boleh mewarnai rambut, karena khawatir menyebabkan bahaya pada janin di dalam kandungan.

Akhirnya, banyak perempuan hamil khawatir akan kandungan bahan kimia—seperti amonia dan peroksida—pada pewarna rambut, tanpa tahu alasan yang jelas. Namun, tidak sedikit pula perempuan yang terus-menerus bertanya, amankah mewarnai rambut saat hamil?

StyleCaster melaporkan bahwa konsentrasi bahan kimia dalam pewarna rambut sangat rendah. Tapi, pertanyaan yang kemudian muncul, yaitu apakah konsentrasi yang sangat rendah itu dapat memicu risiko kesehatan yang serius?

Menurut beberapa dokter, sepertiUzone.idkutip dariHuffingtonPost, jawaban dari pertanyaan tersebut adalah tidak. Jika kamu sudah mewarnai rambut secara teratur tanpa masalah, kamu tidak perlu berhenti melakukannya saat hamil.

Setiap dokter mengatakan, bahwa pada umumnya, pewarna rambut tidak bersentuhan dengan kulit kepala dalam waktu cukup lama, sehingga tidak dapat melakukan kerusakan signifikan atau membahayakan.

"Pewarna rambut tidak bersentuhan dengan kulit kepala cukup lama, jadi tidak menyerap ke dalam aliran darah dengan cara yang berbahaya bagi janin yang sedang tumbuh," kata Dr. Angela Lamb, direktur diWestside Mount Sinai Dermatology Faculty Practice, New York.

"Pendapat saya adalah pewarna rambut benar-benar baik,” kata Lamb.

Hanya saja, menurut para dokter, tidak ada cukup bukti atau penelitian tentang hubungan antara mewarnai rambut saat hamil dengan bahaya yang terjadi pada janin. Ada beberapa penelitian yang mengaitkan penggunaan pewarna rambut dengan peningkatan risiko kanker tertentu, tetapi ada juga penelitian yang tidak menemukan hubungan sama sekali.

Menurut mereka, penelitian tentang topik ini sangat minim, karena mempelajari efek negatif dari pewarna rambut pada wanita hamil dan janin tidaklah mudah.

Sementara itu, Dr. Jennifer MacGregor, seorang dermatologi bersertifikat diUnion Square Laser Dermatology, New York, menambahkan bahwa, “Kondisi kulit kepala yang utuh semestinya menyerap sedikit pewarna rambut, sedangkan luka atau goresan dapat meningkatkan penyerapan.”

Itu berarti, bila memiliki luka terbuka di kepala, kamu dapat menyerap lebih banyak pewarna rambut. Karena itu, kamu tidak disarankan mewarnai rambut jika memiliki luka di kepala.

Lantas, masalah utama yang mungkin terjadi saat mewarnai rambut—apakah ketika kamu sedang hamil atau tidak, yaitu iritasi atau alergi akibat produk pewarna rambut yang bersentuhan dengan kulit kepala.

Bila kamu masih khawatir akan efek negatif menggunakan pewarna rambut saat hamil, dokter menyarankan alternatif, seperti pewarna berbasis sayuran yang tidak memicu iritasi. 

Jika mewarnai rambut di rumah, kamu juga harus membaca semua instruksi pada kemasan terlebih dahulu, memakai sarung tangan saat mengaplikasikan pewarna ke rambut, dan jangan mengoleskan produk lebih lama dari yang diarahkan.

Seperti yang dikatakan Cynthia Gyamfi-Bannerman, MD Columbia University Irving Medical Center, “Informasi yang diberikan olehAmerican College of Obstetricians and Gynecologistskepada pasien mereka adalah bahwa umumnya itu (pewarna rambut) dianggap aman.”

Tapi, kalau masih ragu, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan kamu sebelum mewarnai rambut saat hamil.