Pernah Jadi Korban Pelecehan, Dewi Sandra Dukung Para Wanita Speak Up

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Pemain film dan penyanyi Dewi Sandra pernah mengalami pelecehan. Hal itu terjadi pada saat ia masih aktif di dunia tarik suara dan belum berhijrah.  

Pada awalnya perempuan berusia 38 tahun ini, sempat merasa ragu untuk menceritakan mengenai pelecehan yang pernah ia alami. Namun pada akhirnya, ia memutuskan untuk mengungkapkannya. Perempuan kelahiran Brazil ini mengaku pernah mengalami pelecehan lewat kata-kata. 

“Sebelum saya berpakaian seperti ini (tertutup), setelah manggung pas saya turun panggung, jalan, ada gerombolan laki-laki yang treat saya gitu (melecehkan) lewat kata-kata,” kata Dewi saat ditemui di Artpreneur Lotte Avenue, Kuningan, Jakarta, Rabu (6/6). 

Namun, pelantun lagu ‘Tak Ingin Lagi’ itu tak diam saja. Ia langsung menghampiri gerombolan laki-laki tersebut. Dewi memarahi mereka. 

“Saya tegasin, ‘Sorry, lo ngomong kayak tadi gitu sadar enggak punya ibu? Jangan heran kejadian itu terjadi sama ibumu, adik kamu, saudara lo, ada yang digituin.’ Langsung dia mereka minta maaf. Itu karena saya berani ngomong,” tutur Dewi. 

Karena itu, Dewi mendukung para korban pelecehan seksual agar berani bicara. Sebab, tidak ada seorang perempuan pun yang pantas untuk dilecehkan. 

“Saya setuju dan mendukung gerakanspeak up, karena ini hak asasi manusia. Saat kita merasa terzalimi, kita harus berani menyuarakan,” ucap Dewi. 

Selain mengalami pelecehan, Dewi pernah mendapat komentar yang tidak menyenangkan di media sosial. Saat itu, ia dikomentari mengenai kegagalan dalam berumah tangga. 

“Zaman-zaman Twitter, saya pernah dibahas kegagalan rumah tangga saya, status janda saya. Sayafinedikatain janda. Tapi ketika sudah ada yang komen saya cari sensasi kamustatementseperti itu dari mana faktanya, apalagi kalau yang komen belum nikah. Terus sok tahujudgementsaya, (padahal) mereka nggak ngalamin,” tutur Dewi.

Kendati demikian, Dewi mengaku tidak anti menggunakan media sosial. Namun, ia berharap agar publik bisa bijak dalam menggunakan media sosial. 

“Ya media sosial jadi tanggung jawab kita semua untuk memfilter tentang banyak hal yang pantas untuk otak dan hati kita,” ungkap Dewi.