NasibPersib Bandung diLiga 1 2019sulit dipercaya. Sejumlah catatan buruk musim ini tak mencerminkan Persib sebagai salah satu tim papan atas di Indonesia
Maung Bandung sering tersandung. Dari 11 kali laga yang sudah mereka lakoni, Kim Jeffrey Kurniawan dan kawan-kawan baru mengoleksi tiga kali kemenangan. Sisanya empat kali kalah dan empat imbang.
Pencapaian Persib kini tak ubahnya tim medioker. Mereka saat ini masih mandek di posisi 11 klasemen sementara Liga 1 dengan mengantongi 13 poin.
Posisi mereka hanya berjarak empat tingkat dari zona merah. Maung Bandung bahkan berada di bawah PSS Sleman yang baru naik kasta musim ini.
Yang lebih memprihatinkan, Persib dihabisi Arema FC dengan skor 1-5 pada laga di Stadion Kanjuruhan, Selasa (29/7). Hanya dalam lima menit, Maung Bandung dua kali kebobolan melalui gol Dendi Santoso pada menit 4 dan gol Makan Konate (5).
Bukan kali pertama Pangeran Biru kalah telak musim ini. Juara Indonesia Super League 2014 itu pernah mengalami kekalahan telak sebelumnya.
Tepatnya saat bertandang ke markas Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo, mereka kalah empat gol tanpa balas.
Skuat arahan Robert Rene Alberts berada dalam barisan enam tim yang sering kebobolan di Liga 1 musim ini. Mereka sudah kebobolan sebanyak 16 kali dengan catatan 11 kali mencetak gol.
Persib Bandung imbang 1-1 bertandang ke markas Persija Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Catatan tersebut memperlihatkan betapa buruknya pertahanan Maung Bandung sebagai tim dengan reputasi bagus.
Kehadiran Rene Alberts tampaknya belum mampu mengerek performa Persib dari keterpurukan. Padahal, sang pelatih memiliki reputasi yang bagus menangani klub-klub Malaysia dan Indonesia.
Berkat tangan dinginnya, juru taktik berpaspor Belanda itu mengembalikan status PSM Makassar menjadi tim yang disegani di kompetisi dalam negeri.
Pada Liga 1 2017, Rene Alberts mampu mengantarkan Juku Eja finis ke peringkat ketiga. Musim berikutnya, PSM di bawah arahan sang pelatih kalem itu tembusrunner-up, bahkan nyaris jadi juara. Rene Alberts juga berhasil membawa Arema juara ISL pada 2010.
Pencapaian tersebut yang membuat Persib terpincut merekrutnya untuk menggantikan Milijan Radovic sebelum Liga 1 2019 diputar. Namun, kenyataan tak sesuai harapan. Maung Bandung terseok-seok musim ini.
Belum lagi manajemen Persib mendatangkan dua penggawa asing, penyerang Artur Gevorkyan dan gelandang Rene Mihelic. Klub itu juga kedatangan Achmad Jufriyanto yang kembali setelah membela Kuala Lumpur FA, serta diperkuat Saepulloh Maulana.
Nama-nama baru itu juga masih belum mampu membawa perubahan positif bagi Persib. Sebaliknya, Pangeran Biru terus terpuruk.
Duet Malisic dan Jufriyanto atau Saepulloh sebagai bek tengah justru menambah rapuh pertahanan.
Kenapa Persib malah semakin terpuruk di Liga 1 musim ini?
Tekanan dari Bobotoh--pendukung Persib--menjadi salah satu faktor klasik yang kerap membebani Maung Bandung.
Bobotoh fan setia Persib. (Foto: AFP PHOTO / TIMUR MATAHARI)
Sejak Persib tampil buruk di turnamen pramusim Piala Presiden 2019 di bawah arahan Radovic, skuat itu kerap kritikan pendukung mereka sendiri. Mantan pemain Pangeran Biru itu pun akhirnya terlempar dari kursi pelatih dan digantikan Rene Alberts.
Meski demikian, itu bukan menjadi faktor utama yang membuat Maung Bandung terpuruk. Tekanan besar dari Bobotoh bahkan sudah menjadi keniscayaan di sepak bola Tatar Pasundan.
Faktor paling besar adalah skuat yang ada saat ini bukan pilihan Rene Alberts. Pelatih 64 tahun itu bahkan datang ke Persib kurang dari sebulan sebelum Liga 1 2019 bergulir pada Mei.
Sebanyak empat nama anyar Maung Bandung, termasuk Mihelic dan Gevorkyan, merupakan pilihan juru taktik sebelumnya, bukan 'pesanan' dari Rene Alberts. Ia juga secara terbuka pernah mengakui bahwa bukan perkara mudah menangani skuat yang bukan menjadi pilihannya.
Situasinya berbeda jauh dibandingkan saat ia masih menangani PSM. Rene Alberts memiliki kebebasan seluasnya untuk memilih para pemain di timnya. Ia juga punya hak istimewa mempromosikan para pemain muda ke tim senior yang dinilainya siap main.
Kesulitannya kian bertambah lantaran dua penggawa asing baru Persib itu baru kali pertama berkarier di kompetisi Tanah Air. Tentu mereka butuh adaptasi dengan karakter permainan di Indonesia.
Kualitas dua bek lokal, Saepulloh dan Jufriyanto, juga jauh dari harapannya. Khusus untuk Jufriyanto, penampilannya menurun selepas pulih dari cedera.
Meski terpuruk, manajemen Persib melalui manajer Umuh Muchtar masih memberikan kepercayaan kepada Rene Alberts. Kini Persib tinggal berharap Rene Alberts mampu mendapat kesempatan mengubah komposisi tim sesuai keinginannya dengan mendatangkan pemain baru mulai putaran kedua Liga 1 2019.