Persija vs Persib: Laga Sengit di Tengah Persoalan Taktik

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Persija Jakarta dan Persib Bandung saat ini memang masih terjerumus di papan bawa Liga 1 2019. Sementara Persija Jakarta berada di peringkat ke-14, Persib Bandung hanya nangkring di peringkat ke-13, satu strip di atas Macan Kemayoran.

Namun, saat kedua tim akan bertemu di Stadion Gelora Utama Bung Karno, Jakarta, pada Rabu (10/7/19) sore, laga itu dijamin akan tetap berlangsung seru. Alasannya, selain karena rivalitas sengit antara kedua tim, Persib dan Persija ialah dua tim besar di kancah sepakbola Indonesia.

Di atas kertas, Persija memang layak diunggulkan dalam laga itu. Selain karena Persib baru saja babak belur saat bermain di markas Persebaya, anak asuh Robert Rene Alberts tersebut juga tak pernah menang dalam lima pertandingan terkahir di liga.

Sementara itu, semenjak ditangani oleh Julio Banuelos, Persija tak pernah kalah dalam empat pertandingan terakhir di lintas kompetisi. Dan, status Macan Kemayoran sebagai tuan rumah tentu tidak boleh dikesampingkan.

Meski begitu, Persija bukannya tanpa kendala. Kata Julio Banuelos, pada Selasa (9/7/19), “Persiapan kami menghadapi Persib sangat baik. Hanya saja [sebelum menghadapi laga itu] kami harus bermain dalam empat laga selama dua pekan.” 

Selain masalah kebugaran tersebut, Persija juga mempunyai masalah lain. Dalam laga nanti, masih menurut Banuelos, Persija tak akan diperkuat oleh beberapa pemain utamanya. Sementara Steven Paulle dan Ramdani Lestaluhu absen karena cedera dan Sandi Sute absen karena akumulasi kartu, Banuelos belum bisa memastikan apakah Ryuji Utomo siap tampil dalam pertandingan nanti.

Di sisi lain, Persib justru dalam keadaan siap tarung. Terakhir kali bermain pada Jumat (5/7/19), kondisi pemain-pemain Persib jelas lebih bugar daripada pemain-pemain Persija. Dan Maung Bandung juga memiliki kabar baik lain: Esteban Viscarra dan Achmad Jufriyanto, dua pemain andalan Persib, kemungkinan besar bisa tampil dari menit awal dalam laga nanti.

Soal Jupe, Alberts lantas mengatakan, “Jupe sudah bisa bermain. Kemarin memang sempat cedera tapi kondisinya terus membaik. Perkembangannya positif dan, ya, dia sudah dapat dimainkan. Harapannya, semoga Jupe dalam memberikan yang terbaik dalam pertandingan melawan Persija.”

 

Pertahanan Rapuh Maung Bandung


Robert Rene Alberts jelas punya alasan mengapa ia sangat berharap terhadap Jupe. Pasalnya, semenjak ditinggal Jupe, Bojan Malisic tampak tidak mempunyai tandem sepadan di lini pertahanan Persib.

Dalam dua pertandingan terkahir Persib di liga, Alberts sempat mencoba memainkan Indra Mustafa dan Saepulloh Maulana untuk menggantikan peran Jupe. Namun, hasilnya ternyata nol besar: sementara Mustafa tampil buruk saat Persib kalah 1-2 dari Bhayangkara, Saepulloh Maulana bahkan tampil super buruk saat Persib kalah 4-0 dari Persebaya.

Meski begitu, kembalinya Jupe juga bukan jaminan bahwa pertahanan Persib akan baik-baik saja dalam pertandingan nanti. Jika Persib tak mengubah pendekatan mereka bertahan, mereka belum tentu lepas dari masalah.Terutama saat kalah dari Persebaya, cara bertahan Persib sebetulnya adalah masalah utama mereka. Kala itu, bermain dengan formasi 4-3-3, Persib tidak melakukancounter-pressing, tetapi mengapa mereka berani memainkan garis pertahanan tinggi?

Anehnya cara bertahan Persib tidak berhenti sampai di situ. Dalam fase bertahan, Ezechiel N’Douassel, penyerang tengah Persib, sering ditinggal sendirian di lini depan. Sementara empat bek Persib merapat ke lini tengah, Ghozali Siregar dan Febri Haryadi, dua sayap Persib, justru ikut turun ke lini tengah, membentukmedium block bersama tiga gelandang Persib.

Dari sana, tanpa gangguan berarti dari pemain-pemain depan Persib, pemain-pemain Persebaya bisa leluasa mengirimkan umpan-umpandirectke arah belakang garis pertahanan Persib. Hasilnya mujarab: dua gol awal Persebaya dalam pertandingan tersebut lantas terjadi lewat umpan-umpandirect. Bahkan, gol kedua Persebaya berasal dari umpan lambung Otavio Dutra, bek tengah Persebaya.

Selain itu, Persib juga amat lambat dalam melakukan transisi bertahan. Gol terakhir Persebaya yang dicetak oleh Irfan Jaya bisa menjadi bukti. Sebelum gol itu terjadi, tiga pemain Persib harus berhadapan langsung dengan tiga penyerang Persebaya. Alhasil, sebelum membidikkan bola ke arah gawang Deden Nathsir, Irfan Jaya pun bisa secara leluasa bergerak di dalam kotak penalti Persib.

Untuk semua itu, meski dalam kondisi yang lebih baik daripada Persija, Persib tentu akan tetap kesulitan untuk meraih angka di Jakarta jika mereka masih bertahan dengan cara seperti itu.

 

Tony Sucipto bermain sebagai jangkar?


Jika Persib masih mempunyai masalah dalam bertahan, Persija barangkali akan kesulitan menemukan komposisi yang pas di lini tengah dalam laga nanti. Hal ini tentu tak lepas dari absennya Sandi Sute, gelandang jangkar andalan Persija. Bagaimanapun, kemampaunnya sebagai penyeimbang di lini tengah adalah alasan utama di balik kebangkitan Persija akhir-akhir ini.

Saat berada di bawah asuhan Ivan Kolev, Sute memang lebih sering dimainkan sebagai gelandangbox-to-boxdalam formasi 4-3-3. Sayangnya, meskipun Sute tetap mampu bermain baik di posisinya itu, Persija ternyata kehilangan sosok jangkar di depan garis pertahanan. Rohid Chant, jangkar kepercayaan Kolev, memang bertenaga dan bagus dalam bertahan. Namun, ia tidak mempunyai kemampuan mengatur tempo permainan seperti Sute.

Sadar akan hal itu, Banuelos lantas mengambalikan Sute ke posisi semula. Persija pun tampil lebih baik dan mampu mengontrol permainan seperti sebelumnya. Namun, absennya Sute membuatnya dalam posisi sulit. Jika ia kembali memainkan Chand sebagai jangkar, Banuelos tak punya gelandangbox-to-box yang sepadan. Hendra Ridwan, Fatchur Rochman, serta Pieter Nasadit terlalu berisiko untuk dimainkan dari menit awal.

Yang menarik, seandainya Ryuji Utomo dapat tampil dalam pertandingan nanti, Banuelos sebetulnya mempunyai solusi alternatif untuk memperkuat lini tengahnya. Sementara Rohid Chand tetap dimainkan sebagai gelandangbox-to-box, ia bisa memainkan Tony Sucipto sebagai gelandang jangkar, menggantikan peran Sandy Sute.

Bagi Toncip, peran tersebut tentu saja bukan barang baru. Dikenal sebagai pemain yang bisa bermain di berbagai macam posisi, ia bahkan pernah bermain di posisi itu saat membawa Sriwijaya FC menjadi juara Liga Indonesia tahun 2008. Itu artinya, selain mendapatkan pengalaman, Persija juga bisa mendapatkan kualitas seandainya Banuelos benar-benar menyiapkan Toncip sebagai gelandang bertahan untuk menghadapi Maung Bandung.

Lantas, apakah Banuelos berani mengambil solusi alternatif tersebut?
Baca juga artikel terkaitCURRENT ISSUEatau tulisan menarik lainnyaRenalto Setiawan