Personal Shopper atau Personal Stylist?

pada 7 tahun lalu - by

Belakangan ini rumah mode ternama berlomba-lomba memanjakan para konsumernya melalui fitur personalisasi yang memungkinkan klien mencantumkan inisialnya pada beragam produk yang ditawarkan seperti dompet, tas, koper,luggage tag, botol parfum, hingga syalcashmereyang mewah.

Segala yang berbau 'personal' pun kian marak diburu oleh pencinta fashion. Tak ketinggalan jasapersonal shopperdanpersonal stylistyang tengah menjadi incaran para selebriti maupun kalanganhigh society.

Ketika Anda telah terlalu sibuk dan 24 jam sehari tidaklah cukup untuk mengurusi tetek bengek seputar mode, merekrutpersonal shopperataupersonal stylisttentu menjadi opsi yang paling masuk akal untuk tetap menjadikan tampilan Anda senantiasa memukau di tengah poros pergaulan.

Jasapersonal shoppercenderung identik dengan layanan yang diberikan secara cuma-cuma di sejumlah butik,departement storeluks, hinggae-commerce.

Mereka sengaja dihadirkan untuk membantu konsumer menyeleksi koleksi terbaru atau koleksilimited edition, sehingga Anda sebagai pelanggan tidak perlu repot-repot menelusuri setiap rak karenapersonal shopperakan menyajikan sortirannya di depan Anda.

Semakin sering (dan banyak) Anda berbelanja, tentunya semakin baik pula pelayanan yang mereka berikan untuk Anda.

Seiring dengan perkembangan jaman, profesi ini pun semakin banyak dibutuhkan terutama bagi individu yang tak mau ambil pusing soal mendapatkan barang fashion yang dibutuhkan atau diincarnya.

Menanggapi fenomena ini,department storemaupun butik bergengsi yang rela jungkir balik demi memuaskan para klienA-listpun kian menjamur.

Biasanyadepartment storedan butik papan atas telah memiliki satu timpersonal shopperyang mengobservasi dan menganalisa gaya dan selera para klien, termasuk dengan mengamati pola berbelanja sekaligus menelusuri riwayat pembelanjaan mereka.

Hasil 'penelitian' tersebut kemudian digunakan sebagai pedoman bagi timpersonal shopperuntuk melayani para klien. Dengan bantuanpersonal shopper, setiap produk fashion yang tertera di lembaranwish listatauto-buy listsegera tersedia di depan mata tanpa harus menyisihkan terlalu banyak waktu dan tenaga untuk memburunya sendiri.

Di Indonesia sendiri, belum banyak individu yang menggunakan jasapersonal shopperdan biasanya mereka memilih untuk membiarkan sosok personal shopper berada di bawah radar. Toh publik tidak perlu tahu tangan-tangan tak terlihat yang telah berjasa mendapatkan deretan barang fashion yang mereka kenakan.

Sebagai contoh, seorang sosialita menggunakan jasapersonal shopperyang berbasis di luar negeri untuk membelikan barang-barang yang diinginkannya. Dengan demikian ia tak perlu repot bolak-balik terbang hanya untuk berbelanja koleksi yang tidak tersedia di Indonesia.

Contoh lainnya, tersebutlah seorang wanita pekerja profesional merekrutpersonal shopperyang ditugaskan untuk memburu barang-baranglimited editionyang diincarnya.

Koleksilimited editionyang diburu pun bukan sekadar lansiran teranyar saja, koleksivintagehingga koleksi yang hanya dimiliki oleh segelintir orang di muka bumi ini pun akan dikejar.

Kendati terdengartrivial, fenomena ini membuktikan bahwa dengan bantuanpersonal shopperAnda dapat membangun koleksi fashion serumit apa pun preferensi yang Anda punya.

Meskipun biasanya tugas utamapersonal shopperhanya sebatas membelikan barang saja, sejatinya seorangpersonal shopperyang baik juga harus mampu merangkap sebagai penasihat dalam urusan pembelanjaan untuk mengurangi serta menghindari terjadinya pembelian secara impulsif.

Mereka harus mampu menentukan apakah suatu barang dapat dijadikan sebagai investasi dalamwardrobeAnda, bukan sekadar barang yang sebentar trendi, sebentar 'basi'.



Berbeda denganpersonal shopper, profesipersonal stylistjelas lebih populer serta memperoleh permintaan yang lebih banyak—terutama dari kalangan selebriti, sosialita, dan pekerjatop level.

Keterbatasan waktu, energi, dan juga pengetahuan untuk mengatur penampilan sendiri membuat mereka membutuhkan bantuanpersonal stylistyang tak hanya sekadar mendandani, namun juga membangun citra dan gaya personal yang membuat mereka terlihat lebihstylish, berkarakter, dan representatif.

Salah satupersonal stylistyang dihubungi oleh Bazaar, Yoland Handoko, menuturkan bahwa kliennya merasa membutuhkan jasapersonal stylistkarena menyadari kekurangan fisik yang mereka anggap kurang sedap dipandang, namun mereka belum tahu bagaimana cara menyiasatinya.

Dengan kesibukan yang begitu padat, mereka tidak lagi memiliki banyak waktu luang untuk memerhatikan tren fashion, apalagi mencari tahu bagaimana seharusnya mereka menata penampilannya sendiri. Di situlah seorangpersonal stylistmemiliki peran yang sangat signifikan.

Selain itu, perhatianpersonal stylistjuga tidak hanya terpaku pada ukuran dan bentuk tubuh saja. Berbagai aspek seperti kepribadian, jenis pekerjaan, hingga selera fashion turut menjadi elemen yang penting untuk dipahami sebelum seorangpersonal stylistdapat menyuguhkan rekomendasi tampilan yang tepat.

Stylistprofesional, Thornandes James, bahkan sempat mengemban tanggung jawab untuk menciptakanimagedan membangun karakter gaya seorang selebriti jauh sebelum ia diorbitkan. Strategi seperti ini penting agar sang selebriti dapat terlihat atraktif, sehingga ia akan meninggalkan impresi yang baik di tengah publik.

Selain itu, sebagai seorangpersonal stylistdengan klien selebriti papan atas, Thornandes James juga memiliki serangkaian tugas mulai dari menyediakan baju dengan sejumlah opsi untuk dipilih langsung oleh selebriti yang bersangkutan, baik untuk keperluan acara resmi, proyek komersil, hingga untuk tampilan sehari-hari.

“Untuk satu tampilan, saya biasanya menyediakan sekitar empat atau lima alternatif yang bisa dipecah dan dipadu-padan satu sama lain. Saya mendapatkanwardrobetersebut baik melalui jalinan kerjasama dengan desainer lokal maupunbrandinternasional, dan tak jarang saya juga harus berbelanja untuk memenuhi kebutuhan penampilan sang klien.

Untuk beberapa proyek khusus, saya juga bertugas untuk memberikan panduan kepada desainer soal rancangan yang akan dikenakan oleh klien. Sebagai seorangstylist, saya harus mempelajari kekurangan dan kelebihan fisik klien sehingga saya tahu rancangan dan gaya seperti apa yang tepat untuk diaplikasikan pada mereka,” jelas Thornandes James pada Bazaar.

Ketika Anda memilikipersonal stylist, pada saat yang bersamaan mereka juga dapat merangkap sebagaipersonal shopperAnda.

Setelah melewati serangkaian prosesassessment, mereka telah mengetahui secara pasti ukuran dan bentuk tubuh klien, preferensi gaya, juga segenap aspek personal lainnya, sehingga proses pembelanjaan pun akan menjadi lebih mudah dan efisien.

Berbeda denganpersonal shopperyang terbatas mencarikan dan membelikan barang yang diinginkan oleh klien,personal stylistmemburu barang-barang yang mampu mengelevasi penampilan sang klien secara keseluruhan dengan berbekal segenap pengetahuan yang telah ia gali dari klien dan diperkaya oleh sensitivitas serta wawasan fashion yang ia miliki.

Sehingga setiap barang yang ia peroleh telah terseleksi dengan perhitungan yang cermat dan benar-benar sesuai kebutuhan.

Karena pada hakikatnya, selain piawai menjadikan klien terlihat lebihstylish, seorangpersonal stylistyang baik juga harus mampu 'menghemat' uang kliennya dengan memastikan bahwa setiapitemyang dibeli memang benar-benar dibutuhkan serta dapat terus dikenakan dan mudah dipadu-padan dengan berbagai barang yang telah bertengger di dalamwardrobe.

Dengan bantuanpersonal stylist, Anda akan benar-benar memahami pentingnya seni berbusana di tengah publik dan betapa penampilan yang prima akan menciptakan impresi tersendiri.

Berkat kemahiran mereka dalam menata gaya, mereka tak hanya mampu menjadikan Anda terlihat lebihstylish, namun juga membuat Anda merasa lebih percaya diri. Hal tersebut merupakan sebuah investasi yang tak ternilai harganya.

(Ilustrasi oleh Katherine Karnadi)