Perubahan Iklim Diprediksi Bakal Menewaskan 250.000 Orang per Tahun
Hasil tinjauan studi terbaru menyebut bahwa dalam beberapa dekade ke depan, lebih dari 250.000 orang di dunia diprediksi bakal tewas tiap tahunnya akibat perubahan iklim.
Sebelumnya, pada 2004, dalam sebuah studi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah mengestimasi bahwa perubahan iklim bakal menyebabkan 250.000 kematian tambahan tiap tahunnya pada antara tahun 2030 dan 2050. Kematian ratusan ribu orang itu di antaranya disebabkan oleh faktor-faktor yang timbul akibat perubahan iklim, seperti kekurangan gizi, tekanan panas (heat stress), dan malaria.
Namun ternyata angka 250.000 orang per tahun itu disebut sebagai “estimasi konservatif” oleh hasil tinjauan terbaru terhadap studi tersebut. Hasil tinjauan studi ini baru saja dipublikasikan diThe New England Journal of Medicinepada 17 Januari 2019.
Andrew Haines, ahli epidemiologi dan mantan direktur London School of Hygiene & Tropical Medicine yang menulis tinjauan studi tersebut, mengatakan kepadaCNNbahwa riset sebelumnya tidak memperhitungkan faktor-faktor lain terkait perubahan iklim yang juga dapat mempengaruhi kematian, seperti perpindahan penduduk dan penurunan produktivitas petani akibat panas.
Dia dan rekannya, Kristie Ebi, juga menambahkan bahwa estimasi WHO tidaklah memperhitungkan penyakit dan kematian yang terkait dengan gangguan pada layanan kesehatan yang disebabkan oleh cuaca ekstrem dan peristiwa iklim.
Hasil tinjauan studi ini tidak memberikan jumlah estimasi terbaru soal kematian terkait perubahan iklim, tetapi mencatat bahwa pengurangan produksi pangan saja diperkirakan akan menyebabkan peningkatan 529.000 kematian orang dewasa pada tahun 2050, menurut hasil sebuah studi lain pada 2016.
Selain itu, perubahan iklim juga bisa menyebabkan lebih dari 100 juta orang jatuh ke dalam kondisi kemiskinan ekstrem pada tahun 2030, menurut perkiraan Bank Dunia, yang pada gilirannya akan membuat mereka lebih rentan terhadap dampak kesehatan yang timbul akibat perubahan iklim.
Meski tidak menyebut estimasi angka terbaru tapi hanya menyebut bahwa jumlah kematian per tahun akibat perubahan iklim bisa lebih dari 250.000 orang, tinjauan studi ini menggarisbawahi perlunya investasi dan kebijakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mempromosikan cara untuk mengurangi dampak kesehatan dari perubahan iklim.
Laporan tinjauan studi ini menyebut perubahan iklim menyebabkan cedera, penyakit, dan kematian dengan risiko yang diproyeksikan akan terus meningkat secara substansial seiring dengan naiknya tingkat perubahan iklim sehingga mengancam kesehatan jutaan orang.
"Ancaman luas terhadap kesehatan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim menuntut tindakan tegas dari para profesional kesehatan dan pemerintah untuk melindungi kesehatan generasi sekarang dan mendatang," kata laporan tinjauan studi ini.