Pesona Flores - Lebih dekat dengan 7 keajaiban dunia
Pulau Flores merupakan pulau yang berada di Nusa Tenggara Timur. Tentunya Flores sudah di kenal banyak wisatawan baik wisatan lokal maupun mancanegara. Bagaimana keindahan alamnya dan seperti apa rasanya menikmati liburan bersama sahabat di Indonesia bagian timur yang sangat amazing ini? Berikut saya berbagi pengalaman dengan sahabat.
Indonesia itu Indah, maka jelajahilah
Komodo Sailing Trip.
Bagaimana awalnya hingga bisa terwujudnya perjalanan ini?
Pada awalnya pada tahun 2014 secara tidak sengaja saya melihat foto teman di social media di Pulau Gili Laba, dan pada saat itulah saya menjadi tertarik dan mempunyai impian suatu saat saya akan kesana entah dengan siapa.
Rupanya keinginan tersebut dapat terwujud dengan usaha yang memang agak sulit, mencari teman yang mau ikut trip ini memang sulit disamping biayanya yang tidaklah murah lumayan butuh merogoh kocek lebih dalam, dan waktu yang cukup lama. Ketika mendapatkan teman yang mempunyai tujuan yang sama, barulah kami berencana dari bulan april 2016 dan berangkat pada desember 2016. Rencana ini bisa dibilang terseok-seok dan hampir saja gagal, namun Tuhan berkata lain, kami diizinkan untuk mengikuti trip ini. Trip ini ada yang bersifat open trip dan private trip. Jika mengambil open trip maka satu kapal akan digabung dengan orang lain, jika private trip maka hanya kami saja. Kami mengambil private trip dengan peserta sebanyak 7 orang.
Singkatnya kami berangkat pada tanggal 8 desember 2016, dengan cuti 2 hari dari kantor masing-masing Kami mengambil paket trip 3 hari 2 malam private trip dan live on board.
Hari pertama kami berangkat dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Labuan Bajo dangan transit di Denpasar dulu, setelah itu kami meneruskan perjalanan sekitar 1,5 jam dari Denpasar ke Labuan Bajo. Setibanya di Labuan Bajo sekitar pukul 15.00 WITA, dan inilah selfi pertama saya di Labuan Bajo.
Lalu kami ke penginapan Bajo view yang ternyata dekat dari bandara.
Cuaca di Flores pada saat itu memang sangat panas terik. Kami sudah lelah dengan perjalanan dari pagi, kami istirahat dan mempersiapkan diri untuk perjalanan besok.
Selamat pagi Labuan Bajo, inilah semangat awal kami. Setelah check out dari penginapan kami dijemput ke pelabuhan Labuan Bajo dengan guide yang sudah dipilih sebelumnya.
Dan perjalanan kami pun dimulai dari sini. (LOB) Live on board kami siap berpetualang menjelajahi Flores :)
Dari namanya saja Live on board yang berarti tinggal dikapal. Kami tinggal dan melakukan semua aktivitas selama 3 hari 2 malam dikapal ini.
Kapal yang berkapasitas 7 orang diluar ABK ini terdiri dari 2 kamar tidur, toilet, dapur,ruang ABK dan di atas ada sedikit atap bisa juga digunakan untuk bersantai atau tidur.
- Kanawa Island
Tujuan pertama kali adalah Pulau Kanawa yang ditempuh kira-kira 1,5 jam dari Labuan Bajo.
Sesampainya di Kanawa saya takjub sekali akan keindahannya dan juga terik panasnya matahari. Karena belum terbiasa akan panasnya saya masih belum berani untuk ekspresif.
- Manta Point
Setelah menikmati dan berfoto di Kanawa Island, kami sudah mulai terbiasa dengan panasnya. Kami snorkling di spot sekitar Pulau Kanawa, lalu lanjut ke manta Point. Buat yang belum tau manta, manta adalahspesiesikan pariterbesar di dunia. Lebar tubuhnya dari ujungsirip dadake ujung sirip lainnya mencapai hampir 7 meter (kemungkinan lebih karena ada laporan yang mengatakan bahwa ada manta yang lebar tubuhnya mencapai 9,1 meter). Bobot terberat manta sendiri yang pernah diukur mencapai 3 ton (sumber wikipedia). Berhubung saya tidak bisa menyelam, poto yang saya tampilkan adalah salah satu sahabat, Bang Mamet.
- Gili Laba / Gili Lawa darat
Setelah puas mengejar manta kami kembali ke kapal dan meneruskan perjalanan kembali menuju ke Gili laba atau Gili lawa. Jarak tempuhnya agak jauh sekitar 3-4 jam menuju Gili Laba. Sesampainya di Gili Laba sekitar jam 16.00, kami langsung berganti pakaian untuk tracking. Gili Laba merupakan bukit yang memiliki puncak, untuk kesananya memang harus sedikit mendaki karena tracknya agak curam. Sore ini kami tidak mengunjungi puncak gili laba tapi dibukit yang sebelahnya.
Setelah menikmati sunset kami kembali ke kapal untuk beristirahat. Hari kedua sekitar subuh pukul 05.00 kembali kami mengunjungi Gili Laba namun kali ini adalah puncaknya. Jarak yang ditempuh ke puncak sekitar 1 jam dengan track yang lumayan terjal dan capek tentunya. Karena tracknya bebatuan dan agak terjal, untuk menyusuri Gili Laba sebaiknya diperhatikan hal-hal berikut:
- Menggunakan sandal gunung/sandal tracking.
- Membawa dry bag atau bodypack
- Membawa air minum atau cemilan dan ditaruh di dalam dry bag atau bodypack
- Jika pada saat tracking lelah sebaiknya berhenti dan mengatur nafas sejenak
- Jangan lupa pakai sunblock sebelumnya karena pada saat turun matahari sudah terik
Tapi capek kami terbayar setelah melihat pemandangan di puncak Gili Laba. Gugugsan pulau-pulau yang dipersatukan oleh birunya laut, ya inilah Flores yang sangat menakjubkan.
Dalam menuruni bukit pun kita harus berhati-hati pula terhadap sekitar dan perhatikan langkah agar kaki tidak terkilir.
Setelah kembali ke kapal kami bersiap untuk menyusuri Pink Beach. Jarak dari Gili Laba ke Pink Beach sekitar 2-3 jam. Sambil menunggu bisa tidur dulu,lumayan amunisi untuk destinasi selanjutnya.
Travel brings power and love back to your life -Rumi
- Pink Beach
Pink beach atau pantai pink merupakan pantai yang unik yang memiliki pasir yang berwarna merah muda nan indah. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti dari mana asal muasal warna pasir merah muda yang cantik ini. Beberapa berpendapat bahwa warna pink berasal dari pecahan karang berwarna merah yang sudah mati dan memang banyak ditemukan di pantai ini. Pendapat lain menyebutkan warna pink pada pasir Pink Beach adalah karena adanya hewan mikroskopik bernama foraminifera yang memproduksi warna merah atau pink terang pada terumbu karang. Pink Beach adalah satu dari 7 saja pantai berpasir merah muda yang ada di dunia, dan pink beach pulau komodo ini adalah salah satunya. Sungguh betapa cantik dan kayanya alam Indonesia. Sebelum turun dari kapal dan singgah di Pink Beach sebaiknya kita membawa sesuatu ke dalam dry bag seperti air mineral, cemilan, sunblock, kacamata dll. Harus dibiasakan sebelum sampai di setiap tempat kita pakai sunblock untuk meminimalisir kegosongan. Teryata di pink beach ini panasnya sangat sangat terik. Pantai ini memiliki bukit yang tidak terlalu tinggi, jadi jika ingin melihat lebih jelas warna pink pantai ini bisa dari atas bukit. Berhubung saya sudah capek dan tidak kuat akan panasnya, saya dibawah saja menikmati keindahan pantai ini.
Alternatif lain kalau tidak mau kepanasan bisa berlindung dibawah pohon ini. Bersantai, tidur atau bermain pasir tanpa disengat terik matahari.
- Taman Nasional Komodo
Setiap pengunjung yang datang akan ditemani ranger atau pawang. Jadi tak perlu risau dan takut karena kita akan dijaga dan diarahkan oleh sang pawang. Sebelum tracking pulau, kami diberi briefing dulu oleh pawangnya. Apa saja aturan yang berkalu di pulau ini kami harus mematuhinya.
Tidak mudah berfoto dengan Komodo, karena kita harus mengikuti arahan dari ranger setempat. Bagaimana menurut pendapat anda tentang Komodo dengan foto saya tersebut? Hewan yang ramah, bukan? :) Disini bukan hanya menjumpai hewan komodo saja, tetapi terdapat juga suguhan pesona alam yang cantik dapat menghipnotis berjuta pasang mata yang melihatnya. Bukan hanya hamparan padang savanna yang dikelilingi oleh hewan purba komodo, namun anda juga akan menyaksikan lautan pasir putih yang elok ditambah dengan hiasan batu karang serta deburan ombak yang menyapu tepian pantai. Air yang jernih nan biru akan membuat ketenangan dan menambah semangat baru dalam hidup. Sinar matahari yang menyapa sekaligus menambah keelokan pantai.
Pada saat perjalanan kapal menuju Pulau Padar, secara tidak sengaja perhatian kami tertuju pada pulau yang jika dilihat dari atap kapal sangatlah besar dan panjang. Pulau yang berbentuk menyerupai Dinosaurus berjenis Tyrex yang sedang tidur. Benar-benar sangat mirip dengan Tyrex yang sedang tidur.
The world is a book and those who do not travel read only one page -St.Augustine
- Pulau Padar
Hari ketiga yaitu hari terakhir perjalanan kami. Sekitar subuh jam 04.30 kami kembali bersiap-siap untuk tracking ke Pulau Padar. Pulau Padar merupakan pulau terbesar ketiga di Taman Nasional Komodo,Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Pulau Padar salah satu destinasi favorit saya, yang saya lihat di google pulau ini begitu indah dan menawan. Pulau ini tidak berpenghuni dan hanya dijadikan objek wisata saja. Untuk menikmati pesona Pulau Padar ini lagi-lagi kita harus menanjak bukit yang terjal dengan tanjakan dengan kemiringan kira-kira 45 derajat. Lebih terjal dari pada Gili Lawa. Perlenngkapan yang harus dibawa untuk mendaki Pulau Padar hampir sama dengan Gila Laba. Pada awal tracking saja sudah disuguhi jalur yang sangat curam, tapi beruntungnya sudah disediakan tangga disini, yang konon di jalur awal sebelum dibangun tangga banyak pengunjung yang terjatuh.
Melelahkan memang karena sudah seperti mendaki gunung saja ini. Istirahat sejenak sambil menikmati sunrise di atas bukit ini. Tracking santai ini di tempuh sekitar 40 menit. Setibanya di puncak Padar saya sudah tidak bisa berkata-apa lagi. Bukit yang tinggi, jernihnya air laut, pasir pantai yang berwarna pink dan putih, bukit yang menjulang tinggi hamparan birunya laut Flores juga jajaran pulau di sekitarnya. Sungguh mempesona, mengaggumkan dan benar-benar menghipnotis kami. Untuk mengambil foto di bukit ini diperlukan kesabaran karena disamping banyak pengunjung yang juga antre, tapi kami juga harus menunggu hari agak siang agar dapat cahaya matahari yang menyinari laut dibawah. Tapi kami tidak peduli dengan panasnya yang terik, tergantikan dengan panorama alam yang mempseona.
Kontur pulau padar yang berbukit-bukit dan bercabang seolah membentuk bintang membuat pulau ini menarik. Tiga lekukan besar di kedua sisi tebing di Pulau Padar,baik yang menghadap Pulau Komodo maupun Pulau Rinca, memang terlihat seperti tiga tepi danau yang melingkar. Begitu takjubnya sampai saya merasa tidak mau pulang, tapi semakin siang semakin terik dan saya sudah tertinggal oleh rombongan. Turun bukitnya pun harus ekstra hati-hati mengingat tracknya yang curam dan licin juga.
- Pulau Sembilan
- Pulau Kelor
Take only memories, leave only footprints – Chief Seattle