Piala Liga Inggris: City Tumbangkan Leicester via Adu Penalti
Manchester City lolos ke semifinal Piala Liga Inggris musim 2018/19. Menghadapi Leicester City di Stadion King Power, Rabu (19/12/2018) dini hari WIB dalam laga perempat final, City sukses menang lewat babak adu penalti dengan skor 4-2 setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal.
Dalam laga ini, gol bagi kedua tim masing-masing dicetak Kevin De Bruyne untuk City dan Marc Albrighton untuk Leicester. Di babak adu penalti sendiri, gagalnya Christian Fuchs, James Maddison, dan Caglar Soyuncu dalam mengeksekusi penalti membuat Leicester kalah.
***
Pada pertandingan ini, Leicester selaku tuan rumah menurunkan susunan pemain terbaiknya. Ada nama Kelechi Iheanacho, Demarai Gray, dan Rachid Ghezzal yang menjadi trio di lini serang, diapit oleh Vicente Iborra, Hamza Choudhury, dan Wilfred Ndidi di lini tengah. Caglar Soyuncu dan Harry Maguire memegang komando di lini pertahanan Leicester.
Di sisi lain, Manchester City melakukan sedikit perombakan dalam susunan pemain mereka. Beberapa pemain muda macam Eric Garcia, Phil Foden, Oleksandr Zinchenko, Arijanet Muric, serta Brahim Diaz diturunkan oleh pelatih City, Pep Guardiola, dalam susunan pemain inti. Nama-nama muda itu diiringi oleh nama-nama berpengalaman macam Sergio Aguero, Kevin De Bruyne, Nicolas Otamendi, serta Kyle Walker.
Begitu babak pertama dimulai, City langsung mengambil inisiatif permainan. Meski berstatus sebagai tim tamu dan menurunkan cukup banyak pemain muda, nyatanya City mampu tampil apik. Eric Garcia, bekerja sama dengan De Bruyne, mampu mengatur aliran bola di lini tengah. Hal ini menopang permainan City di laga ini.
Dominan sejak awal laga, City mampu mencuri gol pada menit 14. Lewat kemampuan individunya, De Bruyne mampu merangsek ke lini pertahanan Leicester. Dari luar kotak penalti, pemain asal Belgia itu melepas tembakan yang tidak mampu dihalau oleh Danny Ward. Skor berubah 1-0 untuk keunggulan City.
Setelah unggul, City tidak menurunkan intensitas permainan mereka. Tekanan tetap mereka lakukan ke lini pertahanan Leciester, membuat para pemain Leicester sulit mengembangkan permainan. Beberapa kali upaya serangan yang coba dilepaskan para pemain Leicester kerap mental, bahkan sejak dari lini tengah karena tekanan para pemain City ini.
Memasuki menit 30, para pemain City makin nyaman mengendalikan jalannya laga. Aliran bola, dari tengah ke sayap, pun dari sayap ke tengah, lancar dialirkan oleh para pemain City karena De Bruyne dan Garcia mampu menjadi distributor bola yang baik. Zinchenko dan Walker juga acap menyajikan opsi melebar, sehingga kuasa bola sampai sayap tetap terjaga.
Walau menguasai laga, City gagal menambah angka di sisa waktu babak pertama. Alhasil, skor 1-0 untuk keunggulan City tetap bertahan sampai babak pertama usai.
Masuk babak kedua, situasi masih tidak jauh berbeda. City yang sudah unggul tetap memegang kendali laga. Leicester masih berusaha untuk melepaskan diri dari tekanan para pemain City, meski sulit.
Memasuki menit 53, Claude Puel selaku pelatih Leicester pun melakukan pergerakan untuk menambah daya dobrak Leicester. Ghezzal keluar, digantikan oleh James Maddison. Marc Albrighton juga dimasukkan pada menit 61 untuk menggantikan Iborra. Masuknya dua pemain ini diharapkan dapat membuat Leicester lepas dari tekanan City.
Masuknya kedua pemain itu memang membuat Leicester lebih percaya diri dalam menyerang. Beberapa kali, mereka bahkan mampu mengancam pertahanan City, terutama lewat pergerakan Albrighton yang apik dari sisi kanan. Sadar bahwa Leicester mulai menggebrak, City memasukkan beberapa pemain menyerang macam Raheem Sterling dan Ilkay Guendogan.
Tapi, Leicester yang mulai bermain efektif di babak kedua ini akhirnya mampu menyamakan kedudukan. Pada menit 73, diawali oleh umpan apik Ndidi, Albrighton yang berlari masuk ke kotak penalti langsung menyosor bola dengan kaki kanan. Bola gagal dihalau kiper, sekaligus membuat kedudukan berubah imbang 1-1.
Usai menyamakan kedudukan, Leicester mulai tampil lebih agresif. Mengakomodir hal ini, Puel memasukkan Ricardo Pereira untuk menambah daya serang. City juga melakukan hal yang sama dengan memasukkan Gabriel Jesus, karena Guardiola sadar bahwa Leicester mulai menggeliat. Namun, sampai babak kedua berakhir, skor imbang 1-1 tetap bertahan. Pertandingan berlanjut ke babak adu penalti.
Di babak adu penalti ini, para algojo City dapat menjalankan tugasnya dengan baik, minus Raheem Sterling yang gagal. Sedangkan dari Leicester, gagalnya Fuchs, Maddison, dan Soyuncu dalam menjalankan tugasnya membuat mereka kalah dengan skor akhir 2-4.