Potongan Komisi Google Play Store Sekarang Lebih Rendah

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Foto: Unsplash

UZone.Id– Google mengumumkan pemotongan komisi yang dibebankan ke pengembang aplikasi Android yang menerbitkan aplikasinya di Google Play pada 16 Maret 2021, mengikuti langkah serupa dari Apple tahun lalu.

Menurut perkiraan Google sendiri, 99 persen pengembang yang menjual barang dan jasa akan mendapati biaya yang dipotong setengah karena biaya komisi yang dari 30 persen berkurang menjadi 15 persen pada pendapatan USD1 juta pertama.

Sekarang, data yang dibagikan oleh App Annie membantu menggambarkan lebih jauh distribusi penghasilan di Google Play Store, serta bagaimana perbandingannya dengan mitra Apple.

BACA JUGA:  Facebook Perkenalkan Gelang yang Bisa Baca Pikiran

Menurut App Annie, sebagian besar (97,9 persen) penerbit aplikasi Google Play menghasilkan kurang dari USD1 juta dalam pembelanjaan konsumen tahunan pada tahun 2020, maka hal ini memungkinkan mereka memenuhi syarat untuk pengurangan komisi ini.

Namun perlu dicatat bahwa penerapan kebijakan Google berbeda dengan milik Apple.

Google akan mengurangi komisi dari pendapatan "pertama" sebesar USD1 juta yang dihasilkan sepanjang tahun - bukan menjadikan USD1 sebagai ambang batas yang memicu kenaikan komisi, seperti yang dilakukan Apple.

Artinya, lebih banyak pengembang bisa mendapatkan keuntungan dari perubahan kebijakan Google.

Hal ini menarik karena sekarang pengembang aplikasi Android tidak perlu terlalu khawatir lagi mengenai komisi yang tinggi. Banyak pengembang aplikasi yang mendapatkan hasil kecil dari unduhan berbayar, pilihan langganan, serta pembelian dalam aplikasi.

Pendapatan kecil ini dipengaruhi dari konsumen Android yang tidak sering berbelanja dalam atau untuk aplikasi. Maka dari itu, banyak pengembang aplikasi mengandalkan iklan untuk menghasilkan pendapatan.

Menurut App Annie, 85.381 pengembang aplikasi di Google Play pada tahun 2020 menghasilkan kurang dari USD100.000 dalam pembelanjaan konsumen.

Dengan kata lain, perubahan kebijakan ini membantu sebagian besar pengembang aplikasi seluler dengan memungkinkan mereka membawa pulang lebih banyak uang.

VIDEO 5 Ponsel Murah Indonesia, Harga di Bawah Rp2,5 Juta