Presiden Baduy Tak Ingin Ada Syuting Lagi Setelah Film ‘Ambu’
Farid Darmawan (Foto: Tomi Tresnady/Uzone.id)
Uzone.id- Sutradara Farid Darmawan berbagi cerita kalau bikin film di kawasan kampung Baduy, Kabupaten Lebak, Banten, tidaklah mudah.
Hal itu karena ketua suku Baduy, yang disebut Puun, tak pernah mau memberikan izin siapaun melakukan syuting film karena khawatir merusak aturan adat.
Oleh sebab itu, ‘Ambu’ bisa dibilang satu-satunya film yang bisa syuting di kawasan Baduy.
“Jadi emang gak gampang karena diibaratkan Badui itu adalah negara sendiri. Jadi mereka punya peraturan sendiri, punya kepala desa sendiri, presidennya sendiri, presidennya dibilang Puun, jadi semua ketok palu itu ada di Puun,” terang Farid Darmawan didampingi Lutesha, Endhita, dan Andri Mashadi saat promosi film 'Ambu' di kantorUzone.id, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Baca juga:Endhita Sulit Bicara Sunda ‘Kasar’ di Film 'Ambu'
Baca juga:Lutesha Nangis Bombay saat Baca Skrip Film 'Ambu'
“Jadi gak bisa sembarangan masuk bawa kamera walaupun jaro-jaro membolehkan, tapi kalo Puun bilang tidak ya, tidak jadi. Semua harus sepengetahuan Puun,” lanjut Farid Darmawan.
Meskipun Farid Darmawan berstatus suami dari Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, namun hal itu bukan jaminan bisa mudah mengurus izin syuting di kampung Baduy.
Dia tetap harus bolak-balik dan bicara secara kekeluargaan saat meyakinkan para pemimpin Baduy agar diperbolehkan syuting di sana.
“Akhirnya selama 4 bulan itu diterima dan diizinin Puun, dan setelah selesai syuting pun saya balik lagi seminggu apa 2 minggu setelah selesai syuting, saya ucapin terima kasih ke Puun,” tutur Farid Darmawan.
Namun, kata Farid, pimpinan suku Baduy sepertinya tak mau lagi mengizinkan syuting film di sana. “Dan Puun bilang, ini pertama dan terakhir tidak boleh ada yang syuting lagi.”
Saat ditanya, apakah ucapan Puun itu sungguh-sungguh? Farid menjawab, “Dia (Puun) bilang gitu sambil ketawa-ketawa.”
Film 'Ambu' sudah bisa disaksikan di bioskop mulai 16 Mei 2019.