Prixa – Startup Diagnosis Kesehatan Berbasis Machine Learning
Startupmanajemen kesehatan lokal,Prixasecara resmi memperkenalkan layanan pemeriksaan diagnosis penyakit berbasismachine learning yang dikemas dalam bentuk chatbot.
Prixa didirikan oleh Dokter James Roring, dengan investor strategis yang dirahasiakan.Melalui layanan diagnosis penyakit berbasis web yang ditawarkan Prixa, pengguna dapat melihat dan mencari tahu sendiri gejala jenis penyakit yang sedang mereka derita.
Upayaself-diagnostictersebut dilakukan melalui pengisian beberapa variabel. Mulai kolom ukuran data diri dan pemilihan gejala lebih lanjut yang dirasakan oleh pengguna.
Setelah memantau variabel jawaban pengguna, Prixa akan memberi dua hingga empat diagnosis jenis kemungkinan penyakit yang dialami, lengkap dengan probabilitasnya mulai dari tinggi hingga rendah. Berikutnya, diagnosis tersebut dikembalikan kepada pengguna, apakah akan digunakan untuk mendukung pemeriksaan ke dokter lebih lanjut atau ditangani medikasi ringan dari rumah.
Masih terbuka peluang startupkesehatan
Indonesia dengan populasi mencapai 260 juta jiwa memiliki tingkat penetrasi infrastruktur kesehatan yang dinilai masih kurang memadai. Terlebih lagi terhadap akses diagnosis penyakit dari tenaga dokter secara merata.
Merujuk keterangan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dari Kementerian Kesehatan, Usman Sumantri, negara ini masih kekurangan ribuan tenaga ahli dokter spesialisdi tahun 2017dan diperkirakan terus berlanjut hingga sekarang.
Masalah kurangnya tenaga dokter mendiagnosis penyakit di masyarakat inilah yang kemudian mendorong munculnya beragam startuplayanan kesehatan. Sebelum Prixa, ada startupkesehatan sepertiDokter.iddanTanyadok yang juga menawarkan layanan diagnosis sejenis, namun dengan model penyampaian yang berbeda.
Sebagai pemain baru di bidang startup layanan kesehatan, James tampak optimis melihat peluang Prixa di sektor startup yang tak lagi tergolong baru ini di Indonesia.
Dengan menghadirkan layanan diagnosis berbasis artificial intelegence, pria yang berlatarbelakang dokter bedah plastik ini meyakini bahwa prospek sektor kesehatan masih terbuka lebar, terlebih lagi dalam kebutuhan pengolahan teknologi big data di sektor kesehatan.
James mengatakan, aspek sektor layanan kesehatan di Indonesia cukup beragam dan masih ada banyak inovasi baru untuk dikembangkan. Prixa ingin lebih tekankan pada membuat model bisnis yang lebih scalabledari awal dengan tujuan yang jelas.
Yaitu menjadi manajemen kesehatan personal yang fungsinya benar-benar dibutuhkan.
Akan terintegrasi dengan insurtech
James menjelaskan, layanan diagnosis Prixa sebetulnya merupakan pilar pijakan pertamadalam model bisnis manajemen healthcarepersonal yang sedang dikembangkan. Nantinya pelayanan tersebut akan diintegrasikan dengan sistem pengelolaan klaim asuransi dan manajemen risiko untuk kebutuhan pencarian asuransi.
Dengan dua layanan tersebut,model bisnis Prixa nantinya secara tidak langsung beririsan dengan sektor pelayanan insurtechyang menyasar target B2B2C.
Usai meresmikan produk mereka, pihak Prixa tengah mengupayakan kerja sama dengan perusahaanmarketplaceasuransionline WePlus untuk integrasi pilar bisnis selanjutnya. Prixa juga akan menekan surat perjanjian kerja sama dengan sejumlah dokter dan entitas bisnis ritel Alfamart.
Layanan self-diagnosticgejala penyakit yang dihadirkan Prixa kurang lebih mirip dengan fitur yang dimiliki layanan web kesehatan luar negeri sepertiMayo ClinicdanFamilyDoctor.
Ke depannya, Prixa akan terus menambahkan beragam fitur, seperti rekam data medis berbasis akun personal, penyajian deskripsi penyakit yang lebih komprehensif, fungsi saran dokter, perencana perawatan, dan lain sebagainya.
Saat ini Prixa mengklaim bisa mendeteksi 3600 kombinasi diagnosis penyakit dari gabungan keluhan 600 gejala dan 600 macam inputjenis penyakit yang terdapat dalamdatabasemereka.
Setelah layanan mereka resmi diluncurkan, James mengatakan pihaknya belum menargetkan angka spesifik soal berapa banyak user pemakai platform manajemen kesehatan Prixa. “Yang jelas untuk saat ini, kami perluuser(dan feedback) sebanyak-banyaknya,” kata dia.
(Diedit olehAncha Hardiansya)
This postPrixa –StartupDiagnosis Kesehatan BerbasisMachine Learningappeared first on Tech in Asia.
The postPrixa –StartupDiagnosis Kesehatan BerbasisMachine Learningappeared first onTech in Asia Indonesia.