Pro dan Kontra Hilangnya Dislike di YouTube

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

Uzone.id- Akhir Maret lalu, YouTube melakukan sebuah uji coba pada beberapa video di platformnya dengan menghilangkan jumlah dislike. Ini dilakukan sebagai salah satu langkah YouTube untuk mencegah adanya “Bom Dislike” pada beberapa video dengan tujuan menyerang pembuatnya.

Jika benar-benar dihilangkan, ini tentu memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pengguna dan juga pembuat konten. Pasalnya, like dan dislike sudah sangat melekat di platform YouTube.

Banyak pengguna yang menunjukkan berbagai reaksinya ketika YouTube mengumumkan ujicoba ini di akun Twitter mereka. Ada yang setuju, ada juga yang menentang dan meminta YouTube untuk fokus ke hal lain saja.

Salah satu alasan banyak pengguna yang tidak setuju adalah hilangnya fitur yang bisa membedakan mana konten yang pantas dan tidak pantas untuk ditonton. Termasuk video yang berisi informasi yang menyesatkan dan video yang berisi konten berbahaya.

Selain itu, ada pula yang menganggap jika YouTube membatasi Freedom of Expression pengguna mereka dengan mengurangi cara untuk mengekspresikan ketidaksukaan mereka atas sebuah konten. Ini didasarkan pada fakta bahwa YouTube hanya menyembunyikan jumlah dislike saja dan tidak pada jumlah like dalam video.

Ada pula yang meminta YouTube lebih memperhatikan sistem copyright dan memperbaiki kebijakan ketat di platform mereka.

Dikutip dari Social Video Plaza, Kamis (08/04), ada dua hal yang mempengaruhi sebuah video jika memiliki dislike yang cukup banyak, tentunya ini berkaitan dengan algoritma dari video tersebut.

Pertama, dislike memberikan tanda pada algoritma untuk mengurangi rekomendasi video dari kreator ke laman pengguna. Kedua, meski pengaruhnya tak besar, jumlah dislike ini dapat digunakan dalam rasio like-to-dislike yang bisa mempengaruhi peringkat dari video.

Secara tak langsung, kreator YouTube juga mendapatkan masukan lewat jumlah like atau dislike di video mereka. Kreator dapat mempertimbangkan untuk konten sesuai dengan minat para penontonnya.

Keuntungan yang bisa didapat dari hilangnya jumlah dislike ini tentu dapat dirasakan beberapa pihak termasuk para konten kreator.

Hilangnya dislike dianggap sebagai tindakan untuk mengurangi negativitas dalam platform ini. Seperti pada content creators yang memiliki sesuatu untuk ditawarkan kepada penonton mereka.

Dikutip dari Happymag, ketika sebuah video ‘menjual’ sesuatu pada penontonnya, maka yang diinginkan adalah positivitas dan respon yang baik sehingga akan mempengaruhi penjualan mereka. Sebaliknya, jika respon yang didapat buruk, maka citra dari produk itu sendiri ikut terpengaruh.

Contoh saja, video trailer game kenamaan Call of Duty: Infinity War yang hingga sekarang mendapatkan dislike mencapai 4 juta. Ini terjadi karena ketidaksukaan dan ketidakpuasan fans terhadap seri game ini.

Jika dislike dihapuskan, tentu efek ini akan sedikit dikurangi. Fans takkan tahu berapa banyak orang yang tak menyukai video, dan takkan asal ‘ikut-ikut’ an memberi respon yang tak baik.

Melihat adanya perbedaan pandangan terhadap wacana ini, apakah anda berada dalam tim pro atau kontra dengan kebijakan YouTube untuk menghilangkan jumlah dislike dari sebuah video?