PSMS Mengintai Liga Nusantara

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Suporter PSMS Medan tentu tak bisa membayangkan bila klub kesayangan mereka harus bermain di Liga Nusantara. Tapi, mimpi buruk itu bukannya tak mungkin menjadi kenyataan.

Setidaknya demikian diingatkan oleh Amrustian. Salah satu mantan penggawa Ayam Kinantan saat meraih gelar juara perserikatan 1985 ini menilai buruknya kinerja manajemen membahayakan kelangsungan tim kebanggaan Kota Medan tersebut.

Amrustian, yang rajin melihat proses seleksi pemain, baik saat dipimpin Selamet Riadi atau Mahruzar Nasution, sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan pergantian pelatih.

"Proses masuknya Selamet dan kemudian diganti oleh Mahruzar memang mengherankan. Entah bagaimana komunikasi pengurus hingga hal ini terjadi. Tapi, bila dihitung dari jadwal kick-off Divisi Utama nanti, PSMS masih punya waktu mempersiapkan tim," katanya.

Amrustian, yang merupakan salah satu eksekutor penalti di laga puncak Perserikatan 1985, justru pesimistis melihat proses seleksi. Menurutnya, tidak ada program perekrutan pemain yang jelas.

"Terkadang seleksi berjalan tiga hari, lalu libur. Pemain yang diseleksi Mahruzar saat ini juga merupakan hasil seleksi Selamet sebelumnya," katanya.

Suporter PSMS Medan tentu tak bisa membayangkan bila klub kesayangan mereka harus bermain di Liga Nusantara. Tapi, mimpi buruk itu bukannya tak mungkin menjadi kenyataan.

Setidaknya demikian diingatkan oleh Amrustian. Salah satu mantan penggawa Ayam Kinantan saat meraih gelar juara perserikatan 1985 ini menilai buruknya kinerja manajemen membahayakan kelangsungan tim kebanggaan Kota Medan tersebut.

Amrustian, yang rajin melihat proses seleksi pemain, baik saat dipimpin Selamet Riadi atau Mahruzar Nasution, sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan pergantian pelatih.

"Proses masuknya Selamet dan kemudian diganti oleh Mahruzar memang mengherankan. Entah bagaimana komunikasi pengurus hingga hal ini terjadi. Tapi, bila dihitung dari jadwal kick-off Divisi Utama nanti, PSMS masih punya waktu mempersiapkan tim," katanya.

Amrustian, yang merupakan salah satu eksekutor penalti di laga puncak Perserikatan 1985, justru pesimistis melihat proses seleksi. Menurutnya, tidak ada program perekrutan pemain yang jelas.

"Terkadang seleksi berjalan tiga hari, lalu libur. Pemain yang diseleksi Mahruzar saat ini juga merupakan hasil seleksi Selamet sebelumnya," katanya.