Ramai Data Pribadi Bocor, Kita Harus Ngapaindong?

pada 2 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Baru juga merayakan kemerdekaan,ehwarga Indonesia harus ‘dijajah’ kembali oleh ancaman kejahatan siber yang terus-terusan mengancam data pribadi di dunia digital.

Di Indonesia, kasus kebocoran data ini sudah jadi agenda tahunan alias sering terjadi, tak hanya sekali bahkan bisa berkali-kali dalam satu tahun. Gak kaget kalau warga Indonesia makin kesini makin pasrah ketika ada kabar data mereka bocor dan terancam dijual-belikan.

Kalau ada kebocoran data begini, kira-kira bagaimana nasib si pemilik data seperti kita semua?

"Jika terjadi kebocoran data, yang paling menderita dari setiap kebocoran data adalah pemilik data dan bukan pengelola data,” ungkap Alfons Tanujaya, praktisi dan pakar cybersecurity Vaksincom dalam pernyataannya yang diterimaUzone.id, Selasa (23/8).

Baca juga:Penjelasan Telkom Soal Data Pengguna IndiHome yang Diduga Bocor

Pemilik data harus menanggung akibat dari kebocoran data ini, contohnya saja penipuan siber yang sering menyerang masyarakat. Pelaku sesuka hati memanfaatkan data ini untuk menjalankan aksinya, alhasil banyak orang yanginnocentmenjadi korban.

Kalau sudah begini, kita harus ngapaindong?

Ilustrasi foto:Sara Kurfeß@stereophototyp/Unsplash

Apabila data yang bocor adalah data kredensial, maka hal pertama yang bisa dilakukan adalah segera menggantipassworddanmengaktifkan perlindungan TFA.

Tetapi, lain cerita jika data yang bocor adalah data pribadi yang sifatnya rahasia seperti data kependudukan atau data pribadi yang sangat penting dan beresiko menimbulkan kerugian materi maupun non-materi.

Baca juga: Temuan Pengamat Terkait 17 Juta Data Pelanggan PLN yang Bocor

“Jika data yang bocor adalah data lain yang sifatnya rahasia seperti data kependudukan atau data pribadi yang sangat rahasia, satu-satunya hal terbaik yang dapat dilakukan adalah berdoa kepada Tuhan YME supaya data yang sudah bocor itu tidak disalahgunakan," kata Alfons.

Ia melanjutkan, "Big dataitu adalah amanah, bukan berkah. Jika Big data itu dianggap sebagai berkah dan dieksploitasi dengan semena-mena dan tidak dijaga, maka yang terjadi adalah musibah."

Lalu, apa saja resiko dari kebocoran data? Kalau cuma data saja, apa yang harus ditakutkan?Hmmjangan salah, simak beberapa resiko yang sudah dirangkum oleh Alfons agar kita lebihawareterhadap pentingnya keamanan data.

  • Digunakan sebagai dasar untuk merancang rekayasa sosialphishingyang menyasar pemilik data. Penipu memalsukan diri sebagaicustomer service bankmeminta kredensial transaksi untuk mencuri dana nasabah.
  • Data yang bocor digunakan untuk mempermalukan pemilik data. Contohnya jika ada pengguna internet yang dari databrowsing-nya memiliki penyakit tertentu yang sifatnya rahasia, kecenderungan seksual yang menyimpang, berkunjung ke situs porno atau hal lain yang sifatnya sangat pribadi dan rahasia.
  • Data yang bocor mengandung informasi penting seperti data kependudukan, bisa digunakan untuk membuat KTP bodong dengan blangko KTP membuat KTP palsu dan lalu melakukan tindak kejahatan menggunakan KTP tersebut. Pemilik data yang bocor ini akan menjadi korban dan berurusan dengan pihak berwajib.
  • Cambridge Analytica, data yang bocor digunakan untuk profiling korban dan menjadi sasaran iklan atau algoritma untuk merubah pandangan politiknya dan hal ini terbukti mengakibatkan kekacauan politik seperti yang terjadi di Amerika, Brexit dan Arab Spring.