Ramai Orang-orang Ingin Nonton Film G30S/PKI

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Film G30S/PKI yang dilupakan orang selama beberapa tahun ini, kini menjadi topik hangat lagi. Sejak pekan lalu, muncul ajakan untuk men-download dan nonton bareng film berdurasi 4 jam ini.

Film ini sendiri dibuat sekitar tahun 1980-an, atas prakarsa pemerintah lewat Perusahaan Film Negara (PFN). Film itu menceritakan peristiwa seputar 30 September tahun 1965, dan menuturkan pengkhianatan PKI, yang membunuh para jenderal TNI AD. Kelompok PKI lalu menguburkan perwira TNI AD di Lubang Buaya, Pondok Gede. 

Mengutip dari Wikipedia, film itu disutradarai dan ditulis oleh Arifin C Noer, diproduseri oleh G Dwipayana, dan dibintangi Amoroso Katamsi, Umar Kayam, dan Syubah Asa. Film itu diproduksi selama dua tahun dengan anggaran sebesar Rp 800 juta. Film ini disponsori oleh pemerintahan Orde Baru Soeharto. 

Film ini dibuat berdasarkan pada versi resmi menurut pemerintah dari peristiwa "Gerakan 30 September" atau "G30S" (peristiwa percobaan kudeta pada tahun 1965) yang ditulis oleh Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, yang menggambarkan peristiwa kudeta ini didalangi oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Lepas dari urusan kontroversi, isu propaganda Orde Baru dan lainnya, film ini kembali menjadi trending topic. Di berbagai media sosial sampai di Whatsapp Group muncul link untuk men-donwload dan juga meme ajakan nonton bareng.

 

Gerakan nonton bareng G 30 S/PKI ini terus menggelinding, di media sosial dan di WA. Tak sebatas ajakan nobar dengan menggelar layar putih di sebuah lokasi lalu menontonnya, tak sedikit yang menyerukan agar stasiun TV juga mau menayangkan film ini.

Di masa pemerintahan Orde Baru, film ini memang wajib tayang di TVRI, rutin setiap 30 September. Anak-anak SD hingga remaja, sampai orang dewasa pasti paham yang lahir sebelum Orba tumbang, pasti paham sekali dengan isi dan jadwal film ini.

Setelah Soeharto tumbang, barulah film ini tak lagi tayang, ya itu tadi karena adanya isu propaganda dan aneka kontroversi. Tak heran anak-anak milenial atau anak yang lahir setelah Orba, tak tahu mengenai film ini.

Ajakan menonton bareng film ini, bila melihat alasan dari orang-orang yang mengajaknya, agar anak-anak dan remaja paham akan kekejaman PKI. Selama ini dinilai anak-anak dan remaja melupakan kekejaman PKI.

kumparan(kumparan.com) mewawancarai sejarawan Asvi Warman Adam dari LIPI mengenai film ini. Menurut dia, sah-sah saja orang meminta film ini ditayangkan ulang, nonton bareng dan sebagainya.

"Ini fenomena wajar, kan memang mau 30 September," tegas Asvi.

Namun Asvi memberi saran, ada baiknya nonton film ini tak hanya sekadar nonton bareng, tetapi diikuti juga diskusi. Atau membandingkan dengan film serupa, yakni film Jagal, dengan sisi berbeda dari G 30 S PKI. Diskusi ini tak lain agar masyarakat juga mendapat penjelasan yang komprehensif.

"Karena ada banyak versi mengenai gerakan 30 September," tutur Asvi.