Rapor Para Wakil Tuan Rumah di Indonesia Open 2019

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Indonesia Open 2019 sudah berakhir dengan satu gelar untuk Indonesia. Berikut rapor para wakil tuan rumah yang berlaga di turnamen tersebut.

Indonesia menghasilkan satu gelar juara lewat All Indonesian Final yang dimenangkan olehKevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Kevin/Marcus menaklukkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di partai final dengan skor 21-19, 21-16.

Namun di luar itu, wakil-wakil Indonesia tidak bisa menunjukkan taring di turnamen ini.

Berikut penilaian pemain Indonesia di tiap sektor di ajang Indonesia Open 2019, berdasarkan versi CNNIndonesia.com:

Tunggal Putra (5)

Nomor tunggal putra terbilang tampil mengecewakan di ajang Indonesia Open 2019. Dengan dukungan penuh suporter lantaran berstatus tuan rumah, harapan melihat Jonatan Christie dan Anthony Ginting melaju jauh di Indonesia Open tidak terwujud.

Anthony Ginting secara mengejutkan kalah dari pemain Thailand, Kantaphon Wangcharoen. Kekalahan tersebut terasa menyakitkan lantaran Ginting sudah unggul 17-10 di gim pertama namun akhirnya malah kalah 20-22. Ginting akhirnya kalah rubber game dari Kantaphon.

Jonatan dan Ginting menunjukkan performa labil. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Hal serupa terjadi pada Jonatan Christie. Jonatan punya peluang bagus untuk mengalahkan Chou Tien Chen dua gim langsung. Namun Jonatan yang sudah unggul 16-12 malah kalah 18-21 dan pertandingan berlanjut ke gim ketiga yang akhirnya dimenangkan oleh Chou Tien Chen.

Sementara itu pebulutangkis veteran, Tommy Sugiarto juga tak mampu membuat kejutan ketika menghadapi Chen Long.


Secara keseluruhan, Ginting dan Jonatan masih menunjukkan performa yang inkonsisten. Hal ini yang harus dibenahi sebelum peringkat mereka kembali melorot dan keluar dari daftar pemain unggulan di tiap turnamen yang diikuti.

Tunggal Putri (5,5)

Tunggal putri pelatnas, Gregoria Mariska dan Fitriani masih belum bisa memberikan kejutan besar di persaingan level atas tunggal putri. Gregoria tumbang di tangan Ratchanok Intanon sedangkan Fitriani kalah dari unggulan kedua Chen Yufei.

Gregoria dan Fitriani belum mampu menghadirkan kejutan di Indonesia Open 2019. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Dengan status non unggulan, maka undian berat akan selalu mengadang Gregoria, Fitriani, dan tunggal putri Indonesia lainnya di babak awal sebuah turnamen.

Selain meningkatkan kemampuan teknik dan fisik, tunggal putri juga wajib didorong untuk meningkatkan kuantitas turnamen di level bawah sebagai tabungan poin agar peringkat mereka bisa terdongkrak naik dibandingkan peringkat saat ini.

Ganda Putra (10)

Performa ganda putra yang menghadirkan All Indonesian Final sukses jadi penutup kekecewaan penampilan pebulutangkis Indonesia secara keseluruhan. Harapan melihat final sesama pemain Indonesia terwujud dengan kehadiran duel Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon lawan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di babak final.

Kevin/Marcus menunjukkan bahwa mereka bisa kembali ke level terbaik setelah dalam beberapa turnamen sebelumnya sering terhenti dalam perjalanan menuju babak final. Ahsan/Hendra juga membuktikan bahwa keberhasilan mereka jadi juara All England bukan sebuah kejutan semata. Di tahun ini, Ahsan/Hendra benar-benar menjelma kembali jadi ganda papan atas dunia.

Ganda putra menghadirkan All Indonesian Final di Indonesia Open 2019. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

All Indonesian Final adalah alasan kuat di balik penilaian sempurna karena Kevin/Marcus dan Ahsan/Hendra mampu membuktikan status mereka sebagai unggulan.

Sedikit hal yang digarisbawahi oleh pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi adalah kegagalan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto lolos ke semifinal. Fajar/Rian butuh daya tahan fisik dan fokus yang lebih baik dalam turnamen berikutnya agar bisa tampil stabil sepanjang turnamen berlangsung.

Ganda Putri (5,5)

Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil memulai Indonesia Open dengan baik saat menang mudah atas Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata. Namun setelah itu, Greysia/Apriyani kalah dari Kim So Yeong/Kong Hee Yong.

Greysia?Apriyani wajib waspada lantaran setahun jelang Olimpiade, ganda-ganda Korea Selatan kembali menggeliat, menandingi potensi bahaya dari ganda China dan Korea Selatan.

Greysia/Apriyani kalah dari Kim So Yeong/Kong Hee Yong. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)

Sementara itu, Della Destiara/Rizki Amelia Pradipta kembali mendapatkan pelajaran berharga di Indonesia Open. Chen Qingchen/Jia Yifan sudah menemukan solusi untk menaklukkan mereka, setelah Della/Rizki sempat jadi 'kartu mati' utuk Chen/Jia.

Tim pelatih ganda putri harus segera menemukan solusi lantaran mereka berharap Della/Rizki bisa ada di delapan besar dan lolos menemani Greysia/Apriyani sebagai wakil Indonesia di Olimpiade tahun depan.

Ganda Campuran (5)

Sektor ganda campuran juga menunjukkan penampilan yang mengecewakan di Indonesia Open 2019. Praveen Jordan/Melati Daeva sudah tersingkir di babak kedua sedangkan Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja tersungkur di babak kedua. Keduanya tumbang oleh lawan-lawan yang di atas kertas ada di bawah peringkat mereka.

Praveen Jordan/Melati Daeva sudah tersingkir dari babak kedua Indonesia Open 2019. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Ronald/Annisa Saufika dan Alfian Eko/Marsheilla Gischa juga tak bisa berbuat banyak di Indonesia Open kali ini.

Prestasi lumayan ditunjukkan oleh Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow. Mereka berhasil menjejak ke babak perempat final sebelum terhenti di tangan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Namun pola main Tontowi/Winny masih perlu diasah agar bisa lebih kompetitif ketika menghadapi ganda 10 besar dunia.

Berita Terkait