Registrasi SIM Card Pakai Face Recognition, Nasib Konter Pulsa Gimana?
Yogyakarta, Uzone.id— Beberapa waktu belakangan operator seluler Indonesia ramai-ramai melakukan ujicoba layanan biometrik face recognition untuk registrasi SIM card prabayar. Hal ini kemudian menuai pertanyaan tentang bagaimana nasib penjual konter atau kios pulsa kecil yang sering menjadi andalan masyarakat untuk membeli kartu baru?
Dari penjelasan Direktur & Chief Enterprise Business and Corporate Affairs Officer, Yessie D. Yosetya, dengan adanya teknologi face recognition untuk registrasi SIM card ini seharusnya tidak ada masalah bagi penjual konter pulsa.
“Kami menyediakan tools bagi outlet atau counter untuk membantu registrasi,” ungkap Yessie kepadaUzone.iddi Sleman, Yogyakarta, Kamis (24/10).
Ia melanjutkan, “registrasi biometrik XL Axiata menggunakan web-based application, sehingga sangat memudahkan pelanggan untuk melakukan registrasi.”
Dari penjelasan Yessie, perusahaan sudah melakukan ujicoba proof of concept (PoC) untuk biometrik ini dan diklaim berhasil. Sehingga dari aspek kesiapan diyakini sudah tidak ada masalah.
“Biometrik tersebut juga bisa digunakan di perangkat atau device smartphone yang mereka [kios/konter] miliki ataupun laptop yang dimiliki oleh mereka,” sambungnya.
Lebih akurat dan aman
Yessie juga menyampaikan manfaat dari penggunaan face recognition ini sebagai bentuk verifikasi saat mendaftar SIM card.
“Pemanfaatan registrasi prabayar dengan biometrik akan lebih menjamin keamanan data pelanggan dan masyarakat, juga menghindari kemungkinan fraud dan tentu pada saat ini diberlakukan semua wajib mengikutinya,” tutup Yessie.
Selain XL Axiata, operator seluler juga sudah melakukan uji coba sejenis, seperti Indosat Ooredoo Hutchison dan Telkomsel.
Terbaru, Smartfren juga mengatakan sudah melakukan ujicoba terbatas untuk proses registrasi biometrik face recognition ini.
Dari penuturan President Director Smartfren, Merza Fachys, face recognition dapat mencegah penyalahgunaan nomor seluler.
“Registrasi kartu SIM yang lebih akurat menggunakan biometrik, apakah itu wajah atau sidik jari, akan lebih bermanfaat dalam memastikan pendaftaran tersebut benar-benar dilakukan oleh pemilik identitas yang berhak, dwn dapar mencegah penyalahgunaan nomor seluler,” ungkap Merza saat dihubungiUzone.id.
Smartfren juga mengaku sepakat penggunaan face recognition ini dilaksanakan oleh semua operator, dan pihaknya siap menerapkan secara total di seluruh area.
Merza juga berharap pemerintah dapat memahami bahwa program ini merupakan upaya operator untuk mendukung pemerintah dalam menekan angka kriminalitas melalui fasilitas telekomunikasi.
“Oleh karena itu akses pemadanan data biometrik ke database kependudukan nasional harusnya tidak dikenakan biaya,” pungkasnya.