Rekor 2021: Pencurian Kripto Terparah Dalam Satu Dekade

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Tahun 2021 menandai rekor pencurian aset kripto terbesar dalam 10 tahun terakhir. Hal itu menunjukkan pertumbuhan kejahatan terhadap pasar kripto global.

Sedikitnya ada 76 kasus pencurian dan penipuan aset kripto senilai USD4,25 miliar sepanjang 2021, menurut laporan Crystal Blockchain.

Sebanyak 226 kasus melibatkan 120 serangan keamanan, 73 kasus eksploitasi protokol keuangan terdesentralisasi (DeFI), dan ada 33 skema penipuan yang dilaporkan selama periode tersebut dengan total pencurian kripto sebesar USD12,1 miliar.

BACA JUGA:Ternyata Pengisian Baterai iPhone 12 Mini Pakai MagSafe Gak Sampai 15W

Pada 2019 tercatat nilai kripto yang dicuri sebesar USD3,5 miliar dari 26 kasus yang berbeda. Kemudian, di 2020 berkurang jadi USD1,49 miliar dalam 31 kasus yang berbeda.

Adapun modus pencurian kripto yang paling populer adalah infiltrasi sistem keamanan pertukaran kripto.

“Jenis serangan yang paling menonjol adalah pelanggaran keamanan dalam sistem keamanan internal entitas cryptocurrency, di mana akses ilegal diperoleh ke dompet panas milik layanan crypto,” kata Crystal Blockchain, seperti dilansirUzone.iddariFinancial Express, Jumat (31/12/2021).

Coincheck, pertukaran kripto di Jepang, melaporkan sekitar 523 juta koin NEM senilai lebih dari USD500 juta telah dicuri.

Pada Agustus 2021,hackerberhasil mencuri lebih dari USD600 juta di Ethereum dan kripto lainnya, seperti dilaporkan Poly Network, platform DeFi yang memungkinkan pengguna mentransfer koin melalui berbagai blockchain. Namun, seluruh jumlah itu dikembalikan oleh peretas kemudian.

BACA JUGA:Buruh Keracunan Massal, Pabrik iPhone di India Dipaksa Tutup

Pencurian kripto pada Januari 2011 dan Desember 2021 sebesar USD12,1 miliar, dan nilai USD7,12 miliar yang dicuri lewat penipuan, sedangkan USD3,18 miliar yang diambil melalui pelanggaran kemanan, dan USD1,76 miliar lewat peretasan DeFi.

Crystal Blockchain mengatakan, peretasan DeFi akan terus meningkat, sementara industri DeFi terus membangun sistem keamanan yang lebih baik dan peretas terus melakukan yang terbaik untuk menghancurkan sistem ini.

Amerika Serikat berada di peringkat teratas kasus pencurian dan penipuan kripto, kemudian ada China, Inggris, Korea Selatan, dan Jepang.