Resensi 'Hotel Mumbai': Sejarah Kelam Taj Mahal Palace
Adegan film Hotel Mumbai (Foto: Thunder Road Pictures)
Uzone.id- Saya termasuk orang yang merasa sedih ketika bulan November 2018 tiba-tiba dunia dikejutkan oleh aksi teroris yang menguasai beberapa tempat di sekitar Mumbai, kota yang dikenal sebagai pusat keuangan terbesar di India.
Teroris saat itu menyerang secara brutal menggunakan senjata api dan bom di stasiun kereta api Chhatrapati Shivaji Terminus (CST), Rumah Sakit Cama, Kafe Leopold (kafe yang banyak dikunjungi turis), Gedung pusat komunitas Yahudi Mumbai Chabad Hous, kantor polisi dan dua hotel bintang lima, Oberoi/Trident dan Taj Mahal Palace.
Saat itu, dilaporkan sedikitnya 188 orang tewas dan 370 cedera. Media India mengabarkan 3 teroris yang ditangkap mengaku bagian dari Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan.
Baca juga:Roy Kim, Eddy Kim dan Choi Jonghoon Akui Sebar Video Seks
Pasukan khusus India melancarkan lalu melancarkan serangan untuk membebaskan sandera di hotel Oberoi dan Taj Mahal pada hari Kamis, 27 November 2018. Sekitar 93 orang, sebagian besar warga asing, dibebaskan dari Hotel Oberoi pada keesokan harinya.
Kemudian, upaya pembebasan berikutnya di pusat komunitas Yahudi. Pada Jumat malam (28/11/2018) dengan menewaskan dua teroris.
Pada Sabtu (29/11/2018), pasukan India membebaskan Taj Mahal Palace dengan membunuh dua pelaku teroris.
Ya, itu kisah kelam yang pernah bikin dunia prihatin selain runtuhnya menara kembar WTC pada 11 September 2001, bom kereta Madrid pada 2004, bos kereta dan bus London pada 2005, dan Bom Bali I pada 2002 yang menewaskan 2002.
Sejarah kelam serangan teroris ke kota Mumbai dibuat dalam versi film layar lebar berjudul 'Hotel Mumbai'' arahan sutradara Anthony Waras berdasarkan film dokumenter 'Surviving Mumbai' karya Victoria Midwinter Pitt.
'Hotel Mumbai' menggambarkan suasana teror seperti yang dimuat dalam pemberitaan-pemberitaan di media saat itu, bisa dilihat oleh masyarakat apa saja narasi manusia di dalam pengusaaan teroris.
Namun, seperti judul film, 'Hotel Mumbai' memfokuskan teroris ketika menguasai Taj Mahal Palace selama 4 hari.
Kita juga bisa melihat bagaimana insting manusia untuk mempertahankan hidupnya dalam suasana sangat genting dan mencekam.
Anthony bikin film ini penuh adegan yang bikin emosi kita memuncak, meskipun di awal cerita memberi kesempatan memperkenalkan satu persatu para karakter.
Termasuk koki Oberoi (Anupam Kher) yang mengingatkan kepada para staf kalau di Taj Mahal Palace "tamu adalah Dewa".
Arjun (Dev Patel) berakting tenang namun memberikan sentuhan luar biasa. Arjun, lelaki beristri yang sudah punya anak dan berasal dari masyarakat ekonomi kelas bawah. Namun, dia bisa jadi pahlawan.
Arjun ditugaskan Chef Oberoi untuk menjaga para tamu agarsurvive selama hotel dalam kendali teroris.
Narasi lain ada David (Armie Hammer) dan Zahra (Nazanin Boniadi) meninggalkan bayinya bersama pengasuh, Sally (Tilda Cobham-Hervey) di hotel ketika harus makan restoran hotel.
Pengusaha Rusia Vasii (Jason Isaacs) yang licik sedang makan malam dekat hotel. Ada juga istri Arjun sedang menonton berita, hingga pasangan muda Australia jadi backpacker liburan keliling dunia.
Di film ini, Anthony memberi banyak narasi untuk 4 pria bersenjata dan situasi hidup dan mati yang dialami staf hotel dan tamu.
Namun, film yang dibangun oleh kisah mencekam ini terselip nuansa sedikit humor ketika salah satu teroris menggigit pizza, lalu diberitahu saudara laki-lakinya kalau itu mengandung babi. Si teroris lugu itu pun sangat terkejut, lalu ditertawakan kalau itu cuma sauran.
Hotel Mumbai menghadirkan suasana tegang seperti tak memberikan otot kita kendor sejenak ketika hotel sudah dikuasai teroris.
Tak percuma kita mengeluarkan uang demi menonton film sarat sejarah ini. Visual dan narasi yang oke pantas diberi 4 bintang.