Resensi: John Wick Chapter 2, Malam Panjang Bersama Sang Hantu

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

 

“Kamu telah menyerang iblis dan memaksanya kembali ke kehidupan yang telah ditinggalkannya.

Kamu telah membakar kuilnya dan kini iblis itu bebas berkeliaran di luar. Kamu pikir apa yang akan iblis itu lakukan sekarang?” demikian Winston (Ian) memperingatkan Santino D' Antonio (Riccardo).

Peringatan keras ini disampaikan bukan tanpa alasan. Santino mengingkari perjanjian dengan John Wick (Keanu). Padahal, John telah menjalankan permintaan Santino.

Permufakatan itu bermula dari sakit hati Santino kepada mendiang ayahnya. Sebelum wafat, ia menyerahkan kursi kekuasaan kepada adik Santino, Gianna (Claudia).

Santino ingin merebutnya namun tak ingin terlihat kejam. Karenanya, ia meminta John untuk menghabisi Gianna. Masalahnya, setelah Gianna meregang nyawa, publik berharap keluarga D' Antonio mencari keberadaan si pelaku. Yang terjadi kemudian, Santino mengirim anak buah untuk menghabisi John.

Janji di atas ingkar ini menjadi poros ketegangan di sepanjang film. Ini ciri khas kisah John Wick. Memulai sebuah kegilaan dengan sesuatu yang sebenarnya sederhana (kalau tak mau dibilang sepele). Masih ingat tiga tahun lalu, ketika John Wick kali pertama menggebrak bioskop?

John Wick Chapter 2, Malam-Malam Panjang Bersama Sang Hantu (Foto: Dok. Summit Entrertainment)

Rentetan “peluru terbang” dan baku pukul hanya dimulai dengan kematian seekor anjing dan rusaknya sebuah mobil. Sebetulnya, itu bisa dikompromikan dengan jalan damai. Namun, ini John Wick, laki-laki dengan tiga sifat: fokus, komitmen, dan memiliki kehendak kuat.

Dengan tiga sifat ini, insiden “janji di atas ingkar” dikembangkan oleh penulis naskah Derek menjadi kisah tentang malam-malam panjang dengan lakon John alias Sang Hantu. Chapter 2 ini bukan sekedar upaya mengulang sukses meski kita tahu, John Wick (2014) mengeruk laba nyaris 90 juta dolar AS (dari modal 20 juta dolar AS).

Bagi kami, Chapter 2 sebuah long shot. Bidikan yang jarak jauh yang memungkinkan kita melihat siapa John dengan latar lebih luas. Chapter 2 menggambarkan dengan efektif jagoan kita ini sebenarnya hidup di dunia macam apa dan bagaimana tiga sifat john terbentuk. Ndilalah, tiga sifat John tergambar jelas berkat kontribusi karakter pendukung yang bermain prima.

John Wick Chapter 2, Malam-Malam Panjang Bersama Sang Hantu (Foto: Dok. Summit Entrertainment)

Claudia merefleksikan masa lalu John meski tidak 100 persen jernih. Winston di tangan Ian tampil konsisten. Darinya, kita tahu posisi John dalam teritorial Continental. Sementara Ricchardo sebagai villain, mengingatkan kami pada sosok Raoul Silva dari dunia James Bond, Skyfall (2012). Di beberapa adegan, Ricchardo tampak flamboyan, feminim, nekat, sekaligus ambisius. 

John Wick Chapter 2 bagaikan sengatan listrik bertegangan tinggi. Ia tidak kehilangan selera humor tapi sangat fokus “menghajar” penonton dengan teknik tarik ulur. Saat sineas Chad mengulur durasi dengan memperkenalkan beberapa karakter baru, Anda sebaiknya waspada. Ingat, sifat ketiga John: punya kehendak kuat. Ia tidak akan henti sampai Anda keluar bioskop dengan hati gemetaran. By the way, Mas Keanu Reeves ini meski kumal, kok tetap terlihat ganteng, ya? 

Pemain    :Keanu Reeves, Ricchardo Scamarco, Ian McShane, Common, Claudia Gerini 
Produser    :Basil Iwanyk, Erica Lee
Sutradara    : Chad Stahelski
Penulis        :Derek Kolstad
Produksi    :Summit Entertainment
Durasi        :2 jam, 2 menit

 

(wyn/gur)