Review Game Battlefield 1 – Sebuah Kisah tentang Perang

pada 8 tahun lalu - by


Selama bertahun-tahunBattlefielddanCall of Dutysudah berperang untuk menduduki takhta First Person Shooter terbaik. Namun pada kenyataannya keduanya sebenarnya saling melengkapi. JikaCall of Dutymenghadirkan sesuatu yang lebih cepat dan wah,Battlefieldmemilih untuk menghadirkan sesuatu yang lebih realistis, dan lewat seri terbarunyaBattlefield 1, sebuah emosi.

Perang itu kejam


Perang Dunia pertama adalah sebuah sejarah kelam dunia yang terjadi pada tahun 1914 sampai dengan 1918. Kebanyakan orang setidaknya pernah mendengar tentang perang ini dan itu menjadi sebuah dasar yang cukup untuk menjalankan mode CampaignBattlefield 1.

Saya menghindarkan kata “menikmati” karenaBattlefield 1penuh dengan cerita manusia yang bervariasi. Kamu akan memerankan berbagai macam prajurit dengan motivasi yang berbeda-beda. Namun dalam sebuah perang besar, korban jiwa adalah sesuatu yang pasti.

 

Battlefield 1membagi cerita utamanya menjadi enam bagian besar dengan waktu bermain sekitar satu jam untuk masing-masing bagian. Ini adalah cara yang lebih pintar untuk membuat pemain merasakan berbagai aspek dari sebuah perang, tanpa harus membuat sebuah tokoh menjadi hero super yang dapat mengendalikan apa saja mulai dari menembak musuh yang berjarak ratusan meter, mengendalikan tank, sampai menjadi pilot pesawat terbang.

Setiap bagian cerita juga mempunyai fokus yang lebih jelas. Misalnya seperti bagian “Friends in High Places” yang menceritakan tentang seorang pilot dengan hobi berjudi, menipu, dan melakukan banyak hal-hal gila. Kamu akan lebih banyak menerbangkan pesawat tempur yang jauh dari kata modern. Saya ingat menghabiskan begitu banyak waktu untuk melakukan misi yang sebenarnya sangat sederhana.

Saya langsung tahu bahwa ini akan menjadi bagian cerita yang paling saya benci karena kontrolnya yang sulit. NamunBattlefield 1berhasil mengejutkan saya ketika cerita sudah berlanjut lebih jauh. Sekarang saya bisa mengatakan bahwa Friends in High Places” adalah bagian cerita yang paling seru dan, di saat yang sama, juga spektakuler. Di akhir cerita kamu akan duduk melihat adegan sinematik yang begitu indah dan merasakan wow karena telah menjadi bagian dari cerita yang luar biasa.



Bagian cerita lain juga akan mengizinkan kamu untuk mencoba tank baja yang mampu meratakan berbagai bangunan dengan kekuatan besarnya, atau menjadi seorang pelari yang bertugas mengantarkan pesan ke barisan depan.

Seiring kamu memainkan mode Campaign, kamu juga akan mengetahui keterbasan yang ada di tahun 1900 dan bagaimana negara-negara berusaha mengatasinya dengan berbagai cara yang sederhana atau primitif dibandingkan standar kita sekarang.

Battlefield 1bukanlah sebuahgamemengenai tembak-menembak.Battlefield 1adalah sebuah cerita mengenai perang dan perang tidak dimenangkan dengan senjata saja.Gameini dengan pintar mengemas berbagai aspek perang dalam skala besar, sekaligus menyelipkan sebuah emosi manusia yang dibawa oleh setiap tokoh yang ada. Setiap karakter terlihat nyata dan kamu bisa melihat bahwa mereka telah melewati banyak hal dalam peperangan ini.


Tampilan epik


Mengetahui bahwaBattlefield 1dikembangkan oleh EA Dice yang juga mengerjakanStar Wars Battlefrontdengan gambarnya yang begitu bagus, saya mengharapkan hal yang sama atau bahkan lebih, danBattlefield 1tidak mengecewakan saya. Semuanya terlihat sangat realistik dan megah, sangat sulit untuk tidak tenggelam di medan perang.

Saya masih dapat mengingat bagaimana pesawat jatuh menabrak bangunan yang ikut hancur. Kamu tidak akan merasa bahwa lingkungan sekitar hanyalah sebuah ruangan pembatas namun turut berubah seiring kamu berperang.

Mulai dari sebuah dataran luas yang indah, menyelusuri parit buatan musuh, sampai dengan menyusuri kota yang sedang hancur, kamu akan selalu dibuat penasaran tentang apa lagi yang akan kamu susuri dalam misi selanjutnya.

Dengan skalanya yang besar, EA Dice bisa dengan mudah membuat mode CampaignBattlefield 1menjadi sepuluh jam. Namun keputusan untuk membuatnya pendek dan penuh momen berkualitas adalah keputusan yang tepat. Tanpa ragu, mode CampaignBattlefield 1adalah salah satu FPS dengan cerita dan presentasi terbaik yang pernah saya mainkan.


Bermain perang


Mode CampaignBattlefield 1sangatlah memuaskan, namun itu hanyalah pencuci mulut yang yang manis. Makanan utamanya adalah modemultiplayerdi mana kamu dapat menghabiskan ratusan jam melatih refleks dan membawa tim ke dalam kemenangan.

Bagi kamu yang pernah memainkan seriBattlefieldsebelumnya,Battlefield 1tidaklah jauh berbeda. Modemultiplayerdibagi menjadi lima katergori yaitu Conquest, Domination, Rush, Team Deathmatch, dan War Pigeons.

Tentu saja Conquest adalah mode yang paling menarik karena melibatkan 64 orang dalam satu peta yang sangat besar. Pada awalnya mode ini terasa terlalu besar dan membingungkan, namun begitu kamu mengerti cara kerjanya kamu akan mulai menikmati perang dalam skala besar ini.



Domination dan Rush mempunyai fokus yang lebih kecil dengangameplayyang lebih cepat namun tetap membutuhkan koordinasi. Sedangkan dalam Team Deathmatch, kamu hanya punya satu tujuan, tembak semua yang bergerak untuk menang.

Mode yang cukup menarik adalah War Pigeons, di mana akan ada burung merpati yang muncul secara acak, dan kamu beserta tim lawan harus secepat mungkin menemukannya, menulis pesan, dan menerbangkannya sehingga tim pendukung dapat melancarkan serangan udara. Uniknya adalah ketika merpati ini mencoba terbang, kamu dapat menembaknya sehingga gagal dan menunggu merpati lain muncul secara acak.

Kombinasi modegameplayyang bisa dibilang sedikit ini sebenarnya terasa sangat pas dan tidak memaksakan. Jika saja jumlah mode yang ada lebih banyak, maka kamu juga akan kesulitan untuk bermain mode-mode tertentu yang kurang populer, seperti Team Deathmatch, karena akan membutuhkan waktu menunggu yang lebih lama dibandingkan mode seperti Conquest yang tampaknya merupakan favorit semua orang.



Kunci untuk menikmatimultiplayer Battlefield 1adalah mengerti bahwa kerja sama tim adalah hal yang penting. Di sinilah empat kelas karakter akan saling mengisi dan mendukung satu sama lain. Assault dengan senjata penyerangnya, Support dengan kemampuannya untuk memperbaiki kendaraan dan menyediakan amunisi, Medic dengan kelebihan untuk membawa yang mati hidup kembali, dan Scout yang berkontribusi dari jarak jauh.

Pembagian kelas ini bukanlah sesuatu yang baru, namunBattlefield 1benar-benar memikirkan secara matang bagaimana setiap orang mempunyai perannya masing-masing. Ambil contoh Medic yang dapat membangkitkan prajurit yang sudah tumbang. Dengan peta yang besar, berjalan kembali ke titik peperangan akan memakan waktu, dan hal tersebut sering digunakan musuh untuk mengambil kesempatan.

Dalam kondisi seperti, Medic dapat membantu momentum penyerangan ataupun pertahanan untuk terus berjalan. Di sisi lain, Support mempunyai senjata otomatis dengan kapasitas yang banyak untuk memberikan tembakan perlindungan selama Medic melakukan tugasnya.

Support juga dapat membetulkan tank yang mempunyai peran penting dalam menekan dan melindungi prajurit lain ketika mendominasi sebuah titik. Sedangkan Assault mempunyai granat anti tank yang, tentu saja, dapat menghancurkan tank.

Penembak jitu (sniper) adalah kelas favorit saya dalamgameFPS apa pun, dan diBattlefield 1penembak jitu membutuhkan sebuah penjelasannya sendiri. Dengan peta yang begitu besar,Battlefield 1adalah tempat bermain bagi penembak jitu.



Namun keuntungan ini hanya bisa didapatkan dengan latihan yang sangat banyak.Battlefield 1mempunyai sistembullet dropyang artinya semakin jauh target tembakan, maka peluru akan semakin lemah dan juga menurun karena gravitasi.

Jadi, ada dua faktor penting yang harus diperhatikan sebelum menembak, sejauh apa musuh dan arah gerakan dari musuh. Dalam tiga jam pertama saya, tembakan yang kena bisa dibilang hasil keberuntungan atau karena musuh sedang benar-benar diam. Namun seiring saya menambah jam terbang saya, tembakan menjadi lebih konsisten dan terarah.

Keberadaan kamu yang tersembunyi dan relatif aman juga menjadi kekuatan besar untuk membantu tim. Jika kamu melihat musuh, kamu dapat memberitahu rekan sekitar sehingga mereka juga dapat mengenalinya.

Kepuasan saya dalam memainkan kelas Scout tidak didapat dari berapa banyak yang orang saya bunuh (lagipula sangat sulit memainkan Scout di sini). Namun, begitu ada musuh yang begitu jauh dan kamu berhasil membunuhnya denganheadshotsetelah melakukan banyak perhitungan dan latihan, kamu akan merasa seperti di puncak dunia. Setelah sebuah ronde yang rata-rata berlangsung 30-40 menit, momen fantastis seperti inilah yang teringat dan berkesan.


Kesimpulan


Battlefield 1bukanlah FPS yang kasual. Dengan recoil yang cukup tinggi (bayangkan teknologi senjata di tahun 1900), kamu akan dituntut untuk berlatih dengan mengenali karakteristik dari senjata yang kamu pegang. Namun setelah belasan jam melatih refleks dan juga peran kamu dalam tim,multiplayer Battlefield 1adalah sebuahgameyang sangatrewarding.

Ada banyak hal lain yang bisa saya bahas diBattlefield 1seperti peran penting mengendalikan tank atau pesawat jika kamu ingin keluar sementara dari peran utama kamu, atau bagaimana tempat nyaman kamu untuk menembak tiba-tiba dihancurkan oleh pesawat yang jatuh tepat di atas kepalamu. Namun sepertinya kamu harus mempercayai kata-kata saya bahwamultiplayer Battlefield 1sangatlah megah dan mempunyai aura perang yang tidak ada di FPS pada umumnya.

Saya harus mengakhirireview Battlefield 1ini dengan kesimpulan bahwagameini adalah sesuatu yang matang, realistis, dan dapat menghadirkan kengerian peperangan secara tepat.

Walaupun modesingle playerdigameini relatif dapat dimainkan semua orang, modemultiplayeryang ada akan membutuhkan waktulebih panjang untuk dapat dikuasai. Tapi, jika kamu berhasil mencapai titik itu, makaBattlefield 1akan menjadigameyang sangatrewardingdan mempunyai kelasnya tersendiri. Sangat direkomendasikan bagi mereka yang ingin mencari sebuah pengalaman perang yang autentik.

Origin:Battlefield 1, US$69,90 (sekitar Rp940.000)

PlayStation Store Asia:Battlefield 1, Rp758.000

PlayStation Store US:Battlefield 1, US$59,99 (sekitar Rp805.000)



(Diedit olehMohammad Fahmi)

The postReview Battlefield 1– Sebuah Kisah tentang Perangappeared first onTech in Asia Indonesia.