Resensi Film: Rami Malek Bersinar di Tengah Cerita Medioker ‘Bohemian Rhapsody’
Uzone.id--‘Bohemian Rhapsody’ bikin perasaan campur aduk.
Selain lagu-lagueverlastingband rock legendaris Queen, rasanya tidak ada yang lebih kontroversial dari sosok vokalis yang menjadi pentolannya: Freddie Mercury.
Bakat nyanyi, penampilan tidak biasa, hingga kehidupan pribadinya selalu menarik untuk disoroti, baik dalam bentuk tulisan biografi, dokumenter, hingga film panjang. Hal ini yang banyak diharapkan dari ‘Bohemian Rhapsody’.
Mengambil judul dari salah satu lagu ikonis Queen, film ini digarap oleh Bryan Singer dan fokus pada perjalanan karier band Queen dari era 1970an hingga tampil di acara besar Live Aid di Wembley Stadium, London.
Baca juga:5 Trivia Seru tentang 'Bohemian Rhapsody'
Meski menceritakan perjalanan Queen, kisah ini mengambil sudut pandang dari Freddie Mercury (Rami Malek), pribadi yang awalnya bukan siapa-siapa hingga menjadi salah saturockstarternama di dunia.
Bisa dibilang, ‘Bohemian Rhapsody’ seperti menyajikan dua biopik sekaligus -- tentang Mercury dan band Queen. Mungkin gara-gara ini, jalan cerita yang disuguhkan jadi tidak mendalam dan kurang spektakuler. Malah, cenderung medioker alias biasa-biasa saja.
Kenapa medioker?
Mungkin bagi kebanyakan penggemar berat Queen, bisa dipastikan semuanya sudah hafal di luar kepala mengenai kisah hidup Mercury. Anak muda pemalu namun punya keinginan terpendam menjadi penyanyi.
Memiliki nama lengkap Farrokh Bulsara, penampilan Mercury memang menarik perhatian lantaran parasnya yang mirip seperti orang India dengan gigi majunya yang begitu ikonis.Yup, dia memang keturunan bangsa Parsi, besar di Zanzibar dan India sebelum pindah ke Inggris.
Pada dasarnya film ini merancang alur yang cukup rapi. Penonton nggak akan bingung dengan plotnya karena alurnya maju dengan penjelasan yang struktural dan kronologis.
Deretan masalah yang diderita Mercury seperti egoisme, keras kepala, hingga orientasi seksualnya yang gay juga ditampilkan. Namun hal-hal ini sudah umum diketahui oleh kebanyakan orang karena itulah yang tampak di permukaan, yakni kehidupan Mercury sebagai bintang rock.
‘Bohemian Rhapsody’ tidak memberi sentuhan baru tentang Mercury sebagai sosok pribadi aslinya; Mercury sebagai manusia. Jadi, ‘Bohemian Rhapsody’ secara keseluruhan menyuguhkan cerita yang “cari aman” tanpa mendalam.
Film ini gagal membuat gue terkesima dengan kisah hidup pribadi Mercury yang belum banyak disorot, seperti hubungannya dengan keluarganya, mengapa dia lebih dekat dengan sang ibu ketimbang bapaknya, apa filosifinya mengganti nama dari Farrokh Bulsara menjadi Freddie Mercury, apa inspirasi dia memberi nama band "Queen", dan lain sebagainya. So, kalau mau dibilang ini biopik Mercury, tentu rasanya belum tepat.
Rami Malek bersinar!
Seperti yang gue tulis di kalimat pembuka, film ini membuat perasaan gue campur aduk. Alasannya sederhana, yaitu di samping cerita yang sangat biasa, gue tetap bisa menikmati film ini dengan suka cita. Itu semua berkat sang aktor, Rami Malek.
Memainkan sosok Mercury tentu menjadi beban sendiri baginya, namun sekaligus kesempatan yang tidak datang dua kali. Di berbagai wawancara, Malek mengakui dia sempat kebingungan apa yang akan dia lakukan agar dapat menjelma jadi seorang Mercury.
Dia pun menemukan jawabannya sendiri. Dia tidak berusaha menjadi Mercury. Dia mempelajari apa yang terjadi pada hidupnya sampai hal-hal krusial lain yang mudah dinilai oleh orang: penampilan.
Malek mengaku, dia tak hanya belajar koreografi, tapi juga merekrut pelatih gerakan secara khusus agar dapat lebih luwes tenggelam dalam karakter Mercury. Semua upaya dan kerja keras Malek pun terbayar.
Meski ada saja orang yang bilang Malek kurang berisi badannya atau kurang tinggi, tapi yang paling penting adalah akting, aura, pesona, hingga detail-detail seperti cara dia berbicara, melirik sesuatu, bergerak, memegang mic, dan menggoyangkan panggung tur berhasil membuat gue merasa lebih dekat dengan sosok Mercury (maklum, dia meninggal sebelum gue lahir).
Para aktor yang memerankan personnel band Queen seperti Gwilym Lee sebagai gitaris Brian May, Ben Hardy sebagai drummer Roger Taylor, dan Joe Mazzello sebagai bassist John Deacon juga terasa sangat pas danchemistrykuat dengan Malek.
‘Bohemian Rhapsody’ jelas bukan tontonan yang merugikan karena masih sanggup menghibur penonton dengan akting-akting keren, dialog yang menggelitik perut, serta nostalgia lagu-lagu lawas Queen. Jangan kaget kalau kamu karaoke mendadak di dalam bioskop, ya!