Review Suzuki Carry & Simbiosis Mutualisme dengan UMKM

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Suzuki Carry secara mengejutkan merangsek ke tiga besar penjualan mobil terlaris sepanjang 2020, tahun dimana pandemi menyerbu dan membuat penjualan mobil terpuruk.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memaparkan hasil penjualan Carry sepanjang tahun lalu secara wholesales berkontribusi 57,6 persen atau 37.109 unit sementara retail sales-nya berkontribusi 57,9 persen terhadap penjualan nasional Suzuki atau terjual 40.697 unit.

"Performa penjualan New Carry sepanjang tahun lalu cukup baik, bahkan menjadi tulang punggung penjuakan kami di masa pandemi ini," ujar Donny Saputra, 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales ( SIS) saat

Jumlah penjualan tersebut, seperti dijelaskan Donny telah diserap oleh sektor Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM). Bahkan hampir 100 persen konsumen pikap andalan Suzuki ini para pelaku usaha di Indonesia.

"Trennya tumbuh setiap tahun, untuk sepanjang 2020 saja, 97 persen dari total penjualan New Carry dibeli oleh kalangan UMKM," kata Donny.

Apalagi selama masa pandemi banyak masyarakat yang harus bisa bertahan hidup dengan cara membuka usaha baru yang sekiranya tidak terkena dampak Covid-19.

"Sektor enterpreneur dan agrobisnis yang trennya tumbuh. Tahun lalu enterpreneur menjadi 16 persen dari 14 persen, dan agrobisnis tumbuh dari 10 persen menjadi 11 persen," ucap dia.

Carry tumbuh dan disukai karena fleksibel bentuk dan fungsi

Salah satu nilai jual terbesar Carry selain harga yang kompetitif dan durabilitas terjamin adalah fleksibilitas yang dimilikinya. Mobil ini bisa disulap jadi mobil apapun, termasuk untuk mendukung bisni para UMKM.

Seperti misalnya Carry minibus yang kebetulan kami review. Mobil ini tetap punya bassis dari versi pikap yang dikembangkan karesori agar bisa dijadikan kendaraan travel dengan pilihan sejumlah baris kursi.

Bagian atap dibuat lebih tinggi dan tersedia dua pintu geser di kanan dan kiri. Kalau ruang kabin depan gak beda jauh dengan versi pikap dan kini terdapat APAR, bagian kabin bakal lebih menarik.

Ruang kabinnya bisa memuat tiga baris kursi dengan konfigurasi 2+2+3. Dengan begini, meski bisa menampung 7 orang sekaligus di kabin tengahnya, tapi akses keluar masuk sampai baris ketiga tetap leluasa.

Sementara sektor mesinnya masih sama, berkapasitas 1.500cc VVT dan bersanding dengan tranmisis manual 5 percepatan. Mesin yang sama dengan Ertiga cs, hanya dibedakan pada setingan power-band yang dibuat lebih rendah agar torsi lebih berasa.

Dengan adanya bodi karesori di belakang, bantingan suspensinya pun jadi tidak terlalu keras seperti versi pikap, apalagi kalau diisi orang penug, maka mobil ini tetap nyaman, meski berasal dari pikap.

Selain minibus, Carry pun bisa dibuat menjadi blind van, bahkan toko sampai kafe berjalan yang praktis. Pun begitu untuk kebutuhan mobil boks, ambulance sampai angkot.

Simbiosis mutualisme dengan UMKM

New Carry sendiri digunakan sebagai mobil untuk usaha, oleh sebab itu para konsumennya pun lebih besar membeli unit secara kredit, ketimbang tunai. Kemudahan skema pembelian ini juga jadi kunci larisnya Carry.

"Secara persentase 65 persen konsumen New Carry itu kredit, dan yang tunainya 35 persen. Uang muka dan angsurannya pun sangat terjangkau, jadi tertarik untuk dibeli oleh para sektor UMKM," ucap Donny.

Suzuki sadar bahwa pembeli Carry bukanlah konsumen otomotif pada umumnya. Sebab, segmen Carry masuk dalam kategori kendaraan niaga, maka faktor-faktor fungsional dan yang berhubungan dengan uang menjadi bahasa utama.

Namun ketika UMKM butuh usahanya makin berkembang dan akhirnya menemukan mobil yang optimal secara fungsi dan efisien secara harga dan biaya perawatan, membuat Suzuki Carry diminati yang akhirnya berefek pada selamatnya Suzuki disaat serbuan pandemi.

VIDEO Review Suzuki Carry Minibus: