Reza Rahadian dan Adinia Wirasti: Opor Ayam dan Nasi Liwet

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Kumpul keluarga membuat Adinia Wirasti belajar beradaptasi, menghargai pendapat, dan pola pikir. Lalu, memaklumi ketika orang lain melakukan sesuatu meski kita belum tentu akan melakukannya jika dihadapkan dalam kondisi serupa. 

Ada yang karakternya agak kaku. Ada yang karakternya luwes bergaul. Ada yang introver. Ada pula yang ekstrover. 

Pembelajaran ini, berdasarkan pengalaman Asti, dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. 

Sesederhana ketika ibu memasak sambal goreng ati dan opor ayam. Dua menu penggugah selera itu dijodohkan dengan lontong di atas meja makan. Sementara Asti pada dasarnya tak terlalu suka nasi dalam berbagi bentuk, termasuk lontong. 

Reza Rahadian dan Adinia Wirasti: Opor Ayam dan Nasi Liwet (dok. Starvision Plus)

“Sejak kecil memang saya tidak terlalu suka. Namun ketika keluarga berkumpul, biasanya saya bernegosiasi alias tawar menawar dengan ibu. Ibu memahami kondisi saya yang tidak terlalu suka nasi. Pun saya berusaha bisa menikmati kudapan yang mempererat keluarga ini agar suasana tetap hangat. Itulah seninya ketika kami yang berbeda-beda menyatu dalam bulan Ramadan. Indah dan hangat,” kenang peraih dua Piala Citra itu.

Jika opor ayam dan sambal goreng ati jadi identitas di kediaman Asti, rumah Reza punya menu khas lain. Tante Reza meracik Nasi Liwet lengkap dengan krecek dan sayur labu. Terkadang Reza bertanya, mengapa di rumahnya tak ada menu khas opor ayam atau sambal goreng ati seperti di keluarga lainnya? Semakin bertanya, Reza malah menemukan jawabannya sendiri.

“Pada akhirnya, saya menyadari bahwa menu bukan hal utama. Melainkan, ketika keluarga yang berbeda-beda berkumpul, di situlah kenikmatan Ramadan yang sebenarnya. Guyub. Rukun. Penuh cinta,” Reza menyimpulkan. Suasana guyub itulah yang menegaskan bahwa sejatinya Islam datang untuk menjadi rahmat dan penebar benih-benih damai bagi semesta.

Reza Rahadian dan Adinia Wirasti: Opor Ayam dan Nasi Liwet (dok. Starvision Plus)

Hal lain yang selalu dirindukan Reza di bulan suci, salat tarawih di hari pertama. Biasanya, Reza dan ibunya membuat janji dengan tante untuk berkumpul di rumah tantenya, di Bintaro. Lalu, menjalankan tarawih bersama. Reza memulai ibadah puasa dengan sungkem, meminta maaf kepada ibunya. Selain itu, ketika Lebaran tiba, ia kembali sungkem kepada Mama. 

 

(wyn/gur)