Ridwan Kamil Pengguna Muslim Pro, Ajak Pindah ke Apps lain

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

(Foto: Uzone.id) 

Uzone.id- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui dirinya pengguna aplikasi populer Muslim Pro yang dituding telah menjual data pribadi penggunanya ke militer Amerika Serikat.

Namun, kata Ridwan, jika disalahgunakan tentunya melanggar hal fundamental yaitu privasi data dan lokasi pengguna.

Meskipun Muslim Pro telah membantah jual data pengguna ke militer AS, menurut Ridwan diduga telah disalahgunakan oleh pihak ketiga yang terikat kontrak dengan aplikasi ini.

BACA JUGA:CEO Muslim Life Komentari Data Pengguna Muslim Pro Dijual ke Militer AS

"Selama hubungan dengan pihak ke-3 terduga ini belum diputus, maka kekhawatiran penyalahgunaan itu masih ada.

Sementara mari pindah ke apps yang lain, sampai ada kepastian terkait perlindungan privasi pengguna. namun apapun itu semua kembali ke pilihan masing2.

Tugas saya hanya mengingatkan dan memberi perlindungan kepada warga tercinta saya," Ridwan memposting pernyataan di akun Instagram pribadinya.

 

Muslim Pro Jawab Tuduhan

Melalui website resmi, Muslim Pro telah menyampaikan bantahan mengenai laporan yang mengatakan mereka telah menjual data pribadi pengguna ke perantara, kemudian menyerahkannya kepada militer Amerika Serikat.

"Laporan media beredar bahwa Muslim Pro telah menjual data pribadi penggunanya ke militer AS. Ini tidak benar," kata Muslim Pro.

Muslim Pro mengatakan, mereka berkomitmen untuk melindungi dan mengamankan privasi penggunanya.

"Ini adalah masalah yang kami tangani dengan sangat serius," tuturnya.

Motherboard, sebuah majalah online, awalnya menemukan Muslim Pro menjadi salah satu aplikasi yang diduga telah menjual data ke broker pihak ketiga demi menghasilkan uang. Kemudian, broker tersebut menjualnya ke militer AS.

Motherboard telah memakai perangkat lunak analisis jaringan yang mengungkapkan bahwa versi Android dan iOS dari aplikasi tersebut mengirimkan data lokasi "titik akhir X-Mode".

X-Mode, salah satu perusahaan yang terlibat dalam penjualan data lokasi, mengatakan bahwa mereka melacak 25 juta perangkat di AS setiap bulan dan 40 juta di tempat lain , termasuk di Uni Eropa, Amerika Latin dan kawasan Asia Pasifik.

Muslim Pro, yang mengklaim punya 98 juta pengguna, dalam pernyataannya telah umumkan pemutusan hubungan dengan beberapa mitranya.

"Kami telah memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami dengan semua mitra data, termasuk X-Mode, berlaku segera," kata Muslim Pro.

X-Mode memberi tahu Motherboard bahwa bisnisnya dengan kontraktor militer AS bersifat "internasional dan terutama berfokus pada tiga kasus penggunaan: kontraterorisme, keamanan siber, dan prediksi hotspot Covid-19 di masa depan."

Aplikasi lain yang ditampilkan dalam investigasi termasuk aplikasi kencan Muslim Mingle telah diunduh 100 ribu kali.

Soal laporan Motherboard, militer AS mengatakan bahwa mereka pakai data tersebut untuk mendukung "persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri."

VIDEO Samsung Galaxy M51 vs Vivo V20, Perang HP Rp5 Jutaan!