Rini Targetkan Hanya Satu BUMN yang Rugi Tahun Ini
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menargetkan tahun ini hanya tinggal hanya tinggal satu perusahaan milik negara yang mengalami rugi. Padahal sepanjang tiga bulan pertama tahun ini masih ada 25 BUMN yang mengalami kerugian dengan total nilai Rp 3 triliun.
"Yang paling mungkin masih merugi hanya Merpati lah ya, karenakanmemang sudah berhenti beroperasi," ujar Rini saat acara diskusi, di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Salemba, Jakarta, Rabu (3/5). (Baca: Kuartal I 2017, 25 BUMN Menderita Kerugian Rp 3 Triliun)
Kementerian BUMN telah menyiapkan beberapa langkah agar 25 perusahaan pelat merah yang merugi bisa berbalik mendapat untung. Salah satunya adalah dengan melakukan sinergi antara BUMN yang rugi dengan BUMN lain yang memiliki kinerja keuangan yang sehat.
Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K. Ro mengatakan target menyehatkan keuangan perusahaan negara ini menjadi tantangan yang cukup berat. Namun, dia yakin dengan adanya sinergi, maka kinerja operasi dan keuangan BUMN bisa membaik.
Dirinya menjelaskan contoh sinergi yang dilakukan untuk PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Kementerian akan memaksimalkan pada kinerja anak usahanya yakni Merpati Maintenance Facility (MMF). Anak usaha ini akan bersinergi dengan anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, yakni Garuda Maintenance Facility (GMF) dalam melakukan perawatan pesawat.
"Kandi Indonesia Timur juga banyak fasilitas milik Merpati," ujarnya. Sedangkan untuk PT Kertas Leces (Persero) akan dilakukan sinergi dengan BUMN lainnya dalam penyediaan kertas.
Sebelumnya, Kementerian BUMN menyatakan bahwa sepanjang triwulan I 2017 ada 25 perusahaan plat merah yang mengalami kerugian total Rp 3 triliun. Salah satu BUMN yang menyumbang kerugian terbesar adalah Perum Bulog yang mengalami kerugian Rp 903 miliar.
Menurut Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro, kerugian terjadi lantaran siklus bisnis BUMN yang mayoritas belum bergeliat. Dia mencontohkan Perum Bulog yang pada kuartal I tahun ini belum mendistribusikan beras. "Memang masih siklusnya saja, kuartal II dan selanjutnya akan membaik," kata Imam di Jakarta (29/4).
Selain Bulog, ada beberapa BUMN lain yang merugi di antaranya adalah PT Kertas Leces, PT Industri Sandang Nusantara (Insan), PT Merpati Nusantara Airlines, hingga PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).
"Rata-rata memang retail yang masih rugi. Makanya kami akan perkuat sinergi mereka dengan BUMN lainnya," kata Imam. (Baca: Kementerian BUMN Finalisasi Pembentukan Holding Bank Bulan Ini)
Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jumlah BUMN yang merugi sedikit berkurang. Pada kuartal I-2016, jumlah BUMN yang rugi mencapai 27 perusahaan. Total nilai kerugiannya mencapai Rp 3,2 triliun.