Roti Jala Hidangan Favorit Khas Melayu saat Idul Fitri

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Roti jala merupakan makanan tradisional khas Melayu, makanan ini cukup populer selama Ramadhan maupun saat Idul Fitri. Selain itu roti jala biasanya juga dihidangkan dalam acara-acara silaturahim keluarga dan sosial, seperti pesta pernikahan, kenduri dan syukuran masyarakat Melayu.

Pada saat Idul Fitri, roti jala dihidangkan untuk para tamu yang bersilaturahim ke rumah-rumah. Kue ini praktis sehingga mudah untuk dihidangkan. Roti jala cocok dijadikan camilan saat lebaran karena rasanya yang gurih dan lezat.

“Biasanya roti jala dibuat saat lebaran, acara adat, acara makan bersama atau pertemuan orang sepersukuan,” kata Asti Rahmadhani, warga Pekanbaru, Riau, yang juga penikmat roti jala.

Meskipun disebut roti, roti jala ini bentuknya tidak seperti roti pada umumnya. Roti ini dinamakan demikian karena bentuknya memang mirip jaring atau jala yang digunakan para nelayan untuk menangkap ikan. Tekstur dari roti jala ini elastis dan sedikit kenyal.

Di Riau makanan ini sangat terkenal dan biasa disantap bersama kuah kari atau pun kuah manis. Kuah yang digunakan untuk menikmati roti jala ini biasanya kuah kari ayam, kari kambing atau kari daging sapi. Kuah manis seperti kuah durian dan kuah sarikaya juga nikmat dihidangkan dengan roti ini.

“Roti jala ini rasanya lezat, mirip dengan roti canai. Bedanya roti jala dibuat dengan cetakan khusus, yang berbentuk seperti cangkir yang berlubang pada bagian bawahnya, kemudian adonannya dilipat seperti segitiga,” kata Asti.

Dilansir dariAbuelaskitchen, terdapat banyak kreasi dalam cara membuat roti jala yang mudah dan sederhana. Di antaranya adalah penggunaan bahan utama telur dan susu sebagai alternatif santan atau dikombinasikan dengan bahan lainnya untuk menambah cita rasa.

Makanan tradisional ini masih terus dilestarikan khususnya di Riau. Anak-anak di sekolah menengah maupun menengah atas diajarkan bagaimana cara membuat roti jala ini. Agar mereka mengenal makanan tradisional khas daerah, dan dapat terus melestarikannya. Terkadang di sekolah-sekolah pun diadakan perlombaan memasak makanan tradisional.

“Untuk di perkotaan orang-orang mulai jarang membuat roti jala. Namun di daerah-daerah Riau lainnya seperti di Bangkinang, Air Tiris, dan daerah-daerah lainnya, biasanya masih sering dibuat. Semoga saja roti jala ini tidak ditinggalkan oleh zaman, karena rasanya lezat dan identik dengan budaya Melayu,” kata Asti.

Siti Aminah, salah seorang warga Pekanbaru yang berasal dari Bangkinang, Kabupaten Kampar, mengatakan bahwa roti ini tidak mengandung kolesterol yang tinggi karena tidak mengandung santan. Bahannya hanya terbuat dari tepung terigu, telur dan air.

“Roti jala salah satu makanan dari kampung saya (Bangkinang), makanan ini enak dan sehat karena tidak ada santannya. Hanya menggunakan air, tepung terigu dan telur, sehingga tidak mengandung kolesterol tinggi. Roti jala juga bisa menjadi pengganti dari makanan pokok,” kata Siti Aminah.