Sama-sama Pakai Kendaraan, Ini Beda Mudik dan Pulang Kampung

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- "Seminggu jelang lebaran, masyarakat mulai berbondong-bondong mudik," Sudah biasa kita membaca di media-media selama bertahun-tahun seperti itu.

Jarang ada penyebutan, "Seminggu jelang lebaran, masyarakat berbondong-bondong pulang kampung,". Tapi kedua istilah tersebut menjadi ramai dibicarakan saat ini.

Yess, entah kenapa kebijakan pelarangan mudik yang dinanti-nanti dan akhirnya dieksekusi pun jadi polemik hanya karena terkait dengan pengistilahan kata; Mudik atau Pulang Kampung.

Baca juga:Cegah Mudik, Tol Layang Ditutup

Apapun itu, pastinya memang kedua istilah tersebut punya kesamaan, yakni ketika dilakukan pasti menggunakan kendaraan, baik pribadi maupun angkutan umum.

Itu kenapa dunia otomotif kok bahasannya soal istilah pulang kampung atau mudik. Ya ternyata ada korelasinya, karena keduanya harus pakai kendaraan, apa iya mau jalan kaki?

Kita coba bedakan dulu kedua istilah itu barangkali. Hasil dari hunting dan membaca dari berbagai sumber, baik media mainstream sampai media sosial, ternyata banyak persepsi dan perpektif soal kedua istilah tersebut.

(Ternyata banyak banget yang mendadak jadi ahli bahasa, Presiden Jokowi harusnya bangga, pelajaran bahasa Indonesia masyarakat selama ini sukses).

Pertama, perbedaan mudik dengan pulang kampung yang dimaksud Mr. Jokowi. Pulang kampung itu dilakukan secara personal dan kapan saja, biasanya orang selesai bekerja di kota dan pulang kembali ke kampungnya dan tidak berniat kembali lagi ke kota karena sudah tidak ada kerjaan.

Sementara mudik, itu dilakukan berdasarkan momen tertentu dan dilakukan secara serempak dan massal. Biasanya untuk memperingati hari raya keagamaan.

Kemudian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) coba mempertegas maksud dari Presiden, dalam hal ini masyarakat harus menyadari yang dibicarakan dalam konteks penanganan bencana, dimana dalam kondisi tersebut ada protokol tertentu.

Pulang kampung dan mudik ternyata memiliki arti yang berbeda berdasarkan protokol saat penanganan pandemi seperti saat ini--ingat, konteksnya saat lagi pandemi bukan dalam kondisi normal.

Mudik adalah pulang kampung yang sifatnya sementara dan akan kembali lagi ke kota. Sedangkan pulang kampung adalah pulang ke kampung halaman dan tidak akan kembali lagi ke kota.

Bahkan, ada yang menarik dari penjabaran pengamat sosial politik dan pegiat media sosial, Rudi S Kamri. Dia sampai membahas soal semantik, yakni makna yang terkandung pada suatu bahasa atau istilah.

Dicontohkan, ada tiga istilah; Meninggal dunia, tewas dan gugur. ketiga istilah tersebut punya arti yang sama yaitu mati. Tapi makna semantik ketiganya berbeda.

Tewas biasanya digunakan untuk kematian berdasar peristiwa, gugur untuk memaknakan orang yang mati saat berjuang, sementara kalau karena sakit dan kematian alamiah lainnya, menggunakan istilah meninggal dunia.

"Nenek sakit keras dan akhirnya gugur di medan perang eh di rumah sakit," atau "Nenek sakit keras hingga tewas" atau "Nenek sakit keras dan akhirnya meninggal dunia," Nah, pilih yang mana? Kalian netizen para ahli bahasa barangkali lebih tau..

Nah, menurut Rudi S Kamri, perbedaan istilah antara mudik dan pulang kampung pun kurang lebih sama seperti penggambaran soal semantik tersebut.

Namun dari semua jenis pergerakan tersebut, pasti dilakukan dengan mengandalkan kendaraan, dan karena kedua istilah tersebut kini dibedakan, maka berbeda juga perlakukan kita terhadap kendaraan.

Khususnya milik pribadi yang biasanya tiap tahun dipakai mudik atau dalam waktu tertentu diajak pulang kampung.

Kalau mudik. Baiklah kita mulai dari sini, kendaraan yang mau dipakai mudik biasanya dipersiapkan terlebih dahulu, yang semuanya bertujuan agar kendaraan siap dipakai perjalanan jauh baik saat berangkat maupun saat pulang.

Biasanya, tiap pabrikan memberlakukan program service pra mudik dan pasca mudik, mulai dari pengecekan komponen sampai penggantian komponen, sebelum dan sesudah mudik. Jarang ada program service pra pulang kampung atau pasca pulang kampung.

Pabrikan juga mensupport para pemudik dengan dibukanya posko-posko mudik di sepanjang jalur mudik, baik untuk sekedar beristirahat maupun saat terjadi kondisi darurat. Sementara, jarang ada Posko Pulang Kampung di bulan-bulan yang jauh dari Hari Raya.

Tapi kalau pulang kampung, sedikit lebih rumit. Karena selain harus menyiapkan kendaraan dengan melakukan service dan pengecekan, juga sebaiknya mengurus administrasi dari kendaraan.

Lho maksudnya gimana? Karena pulang kampung didefinisikan sebagai pergerakan satu arah yang permanen, maka pemilik kendaraan pribadi sebaiknya melakukan mutasi alamat untuk data kendaraannya.

Sebisa mungkin pelat nomor daerah asal diganti ke daerah kampung halamannya. Istilahnya barangkali balik nama, agar saat harus melakukan perpanjangan STNK, bisa dilakukan di daerah tersebut.

Nah, barangkali dalam konteks otomotif bakal seperti itu ketika dua istilah ini dibedakan dan harusnya memang dibedakan karena untuk apa kita punya dua istilah atau lebih tapi untuk satu arti yang sama?

Dan masalah polemik penggunaan istilah tersebut, entah karena Mr. Jokowi kelepasan saat mau mengelak atas pernyataan kecolongan ratusan ribu orang yang mudik duluan, atau memang netizen yang lagi belajar bahasa Indonesia dengan baik dan benar mumpung lagi #diRumahAja.

Jadi, ketimbang terjebak dalam istilah, mending cek dan putuskan apa yang harus dilakukan terhadap kendaraan pribadi kalian sebelum dipakai mudik atau pulang kampung, karena perlakukannya berbeda.

Buat yang kemarin-kemarin sudah duluan curi start, barangkali itu rezeki mereka. Tetap hati-hati dan ikutin semua protokol kesehatannya. Buat yang masih 'terjebak' gak bisa mudik, sabar, bukan dilarang mudik, ini cuma mudik yang tertunda..

VIDEO 5 Fakta 10 Mobil Terlaris saat PSBB, Masih Ada yang Beli Mobil Baru?