Proyek konstelasi satelit internetmilikSpaceX,Starlinkditargetkan bisa segera melayani penduduk dunia agar bisa mengakses internet kecepatan tinggi. Bos SpaceX, Musk layanan bisa dimulai tanpa harus memenuhi target awal sebanyak 12 ribu satelit.
Musk mengatakan Starlink bisa berfungsi dengan menggunakan 400 satelit orbit rendah. Musk mengatakan Starlink mulai bisa memberikan akses internet dalam 12 bulan ke depan.
Musk mengatakan untuk memberikan layanan internet di Amerika, SpaceX menyediakan 400 satelit, Sementara agar bisa diakses global, Musk mengatakan pihaknya akan menyediakan 800 satelit.
"Kami akan mulai menjual layanan, pada awalnya, di sekitar 400 satelit. Kami mungkin akan mulai melakukan penjualan jaringan lanjutan jika semuanya berjalan baik. Mungkin akhir tahun ini atau awal tahun depan," kata Musk.
Musk ragu Starlink akan meluncurkan 12 ribu satelit untuk membangun layanan internet. Pasalnya dari segi bisnis, 12 ribu satelit tersebut tidak membawa keuntungan bagi perusahaannya.
Dengan meluncurkan 12 ribu satelit, perusahaan harus mengeluarkan US$10 miliar atau sekitar Rp144,7 triliun.
"Agar sistem ini layak secara ekonomi, (minimal) itu benar-benar harus (terpasang) 1.000 satelit," ujar Musk.
Saat ini, di Bumi terdapat dua ribu satelit yang beroperasi. Musk mengatakan dalam waktu dua tahun, jumlah satelit milik SpaceX akan lebih banyak dari seluruh satelit yang ada di ruang angkasa.
Oleh karena itu, SpaceX menyiapkan 60 pesawat ruang angkasa dengan roket Falcon 9. 60 pesawat ini diproyeksikan akan meluncurkan satu misi Starlink per bulan selama dua tahun ke depan.
"Saya pikir dalam satu setengah tahun, mungkin 2 tahun. Jika semuanya berjalan baik. SpaceX mungkin akan memiliki lebih banyak satelit di orbit daripada gabungan semua satelit lainnya,ujar Musk.
Starlink merupakan proyek jaringan yang terdiri dari 12 ribu satelit yang saling terhubung untuk menyediakan jaringan internet dengan cepat dan murah ke daerah-daerah terpencil.
Dilansir dariBusiness Insider, The Federal Communications Commission (FCC) telah memberikan tenggat waktu pada SpaceX hingga April 2024 untuk meluncurkan setengah dari 4.400 satelit orbit rendah dan sisanya harus diluncurkan hingga April 2027.
Kemudian setengah dari 7.500 satelit orbit sangat rendah harus diluncurkan hingga November 20214. Sisanya harus segera diluncurkan hingga November 2027.
Musk mengatakan jumlah satelit yang diluncurkan tergantung pada permintaan layanan Starlink. Ia mengatakan satu satelit memiliki kapasitas bandwidth 1 TB yang bisa memberikan akses internet kepada 1.100 orang sekaligus untuk menonton video berkualitas 4K.
Tujuan akhir dari proyek ini adalah untuk meluncurkan hampir 12 ribu satelit ke orbit di sekitar Bumi, menghubungkannya dengan sinar laser. Apabila bisa terjadi, maka seluruh penjuru dunia bisa terkoneksi dengan jaringan internet kecepatan tinggi.
SpaceX berencana untuk meluncurkan satelit internet mereka Rabu (15/5) pekan lalu. Namun, peluncuran itu ditunda sehari kemudian lantaran kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Namun, SpaceX kembali menunda peluncuran pada Kamis (16/6) lalu karena perlu melakukan pembaruan software. Peluncuran rencananya akan dilakukan pekan ini.
Satelit ini menggunakan frekuensi 40-75 GHz dan terbang di orbit rendah untuk mengurangi latensi pengiriman data ke darat. Dengan ketinggian ini diharapkan satelit ini bisa memberikan layanan internet yang lebih baik dari solusi satelit broadband saat ini yang memiliki latensi hampir satu detik.
Sebelumnya, SpaceX telah membuat sejumlah pengetesan dengan menerbangkan sepasang satelit ke orbit. Februari lalu, Falcon 9 yang menerbangkan satelit observasi Bumi, ikut menerbangkan dua satelit Starlink bersamanya. Dua satelit ini diorbitkan untuk mengetes software.
SpaceX akan menebar 420 satelit di orbit dengan 7 kali penerbangan. Sehingga masing-masing penerbangan akan membawa 60 satelit Starlink. Menurut Musk, 60 satelit yang diterbangkan ini akan memberikan cakupan layanan yang cukup bagi pelanggan. Tiap satelit itu memiliki berat 18,5 ton, seperti dilaporkanExtreme Tech.