Sauna Saat Hamil, Aman Tidak?

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Sauna saat hamil mungkin menjadi pilihan beberapa ibu untuk menghilangkan stres dan menenangkan dirinya. Walaupun begitu sebagian besar ibu hamil lainnya, justru menganggap sauna saat hamil berbahaya. Jadi, apakah aman melakukan sauna saat hamil? Apakah ada risikonya bagi kehamilan?

Apakah aman melakukan sauna saat hamil?

Biasanya ruangan sauna terbuat dari kayu dan dirancang dengan kelembapan rendah serta suhu yang agak tinggi, yaitu sekitar 82-90 derajat celcius. Bagi kaum wanita yang tidak hamil, sauna bermanfaat untuk menghilangkan stres, nyeri tubuh, serta mengeluarkan racun-racun – yang dikeluarkan melalui keringat.

Tetapi untuk ibu yang sedang hamil, kegiatan sauna ini masih menjadi perdebatan dalam dunia medis. Sebagian dokter mengizinkan ibu hamil untuk membuat tubuh rileks dengan sauna, walaupun dalam waktu yang sebentar saja. Sementara, sebagian ahli medis lainnya menyarankan untuk tidak melakukan sauna saat hamil. Apabila Anda ingin melakukan sauna, diskusikan dulu hal ini pada dokter spesialis kandungan Anda.

Walaupun dokter Anda mengizinkan untuk melakukan sauna, namun Anda harus tetap memperhatikan beberapa hal seperti waktu saat bersauna dan suhu di dalam ruangan sauna. Batas waktu maksimal di dalam ruangan sauna bagi ibu hamil adalah 15 menit, namun tetap saja hal ini tergantung dengan suhu ruangan sauna yang akan digunakan. Jika memang suhu ruangan sauna terlalu tinggi, maka ibu hamil tidak boleh berlama-lama di dalamnya.

Apa risiko melakukan sauna saat hamil?

Sauna saat hamil dapat meningkatkan potensi komplikasi kehamilan terjadi pada ibu. Hal ini sudah dibuktikan dalam beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa sauna saat hamil bisa meningkatkan kelahiran cacat dan spina bifida – kelainan di tulang belakang – pada bayi. Hal ini dapat terjadi karena suhu di dalam sauna mempengaruhi suhu tubuh ibu.  Risiko ini muncul akibat suhu di dalam ruangan sauna yang panas, sehingga ibu yang hamil tidak dapat mengeluarkan panas tubuhnya dan akhirnya terjadi hipertemia.

Ketika hipertermia terjadi, tekanan darah akan menurun. Jika tekanan darah menurun pada ibu yang sedang hamil, maka menyebabkan penurunan distribusi oksigen dan zat gizi pada janin. Kekurangan oksigen dan zat gizi pada janin, mengakibatkan berbagai komplikasi seperti,berat badan lahir rendah, kecacatan pada bayi, bahkan kematian janin ataukeguguran.

Berbagai cara relaksasi saat hamil selain sauna

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, maka American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyarankan agar ibu tidak melakukan sauna saat hamil. Walaupun begitu, mengurangi rasa sakit pada punggung dan menurunkan tingkat stres adalah hal penting yang harus dilakukan oleh ibu hamil. Ada beberapa pilihan lain yang bisa Anda lakukan untuk  menenangkan diri selain dengan sauna, yaitu:

  • Mandi dengan air panas
  • Melakukan pijat dengan seorang profesional – yang mengerti tentang pijat saat hamil – atau meminta bantuan pasangan Anda untuk memijat bagian tubuh Anda yang terasa nyeri.
  • Berolahraga, seperti yoga dan berenang serta melakukan latihan pernapasan yang juga baik untuk proses persalinan kelak.